Selasa, 31 Januari 2017

EMPLOYEE ENABLEMENT & ENGAGEMENT

EMPLOYEE  ENABLEMENT & ENGAGEMENT
Dari hasil penelitian-penelitian terkemuka dan juga implementasi diperusahaan perusahaan besar di dunia, tingginya Employee Engagement & Enablement (Terikat batin & Ilmunya kepake) telah diakui memacu keberhasilan bisnis yang baik. Riset organisasi dalam 30 tahun terakhir menyimpulkan bahwa Engagement & Enablement adalah indicator yang signifikan dalam beberapa perspektive kinerja. Umumnya faktor2 yang berhubungan dengan ini ialah:
1. Kejelasan tanggung jawab
2. Kepemimpinan para leader
3. Training
4. Kolaborasi
5. Performance management
6. Resources (bahan/alat) untuk melakukan pekerjaan
7. Rasa hormat dan pengakuan
8. Kesempatan diri berkembang
9. Kompensasi gaji dan benefits (tunjangan)
10. Kecintaan perusahaan pada kualitas dan customer focus
11. Kesehatan & keselamatan
Tentunya indikator diatas masih bisa dipilih mana yang paling signifikan. Bicara enablement, jadi teringat tentang 8 Waste nya Toyota Production System dimana ada 8 pemborosan dan salah satunya ialah "Karyawan yang tidak diberdayakan maksimal".
Karyawan yang sangat Engaged & sangat Enable ialah karyawan yang secara emosional berkomitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan pada setiap waktu, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki benar benar dimanfaatkan oleh perusahaan, punya motivasi kuat untuk membuat terus belajar, inovasi perbaikan dan menunjukkan kinerja yang diharapkan.
Karyawan yang tidak Engaged & tidak Enable ialah karyawan yang secara emosional tidak punya komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan, pengetahuan & keterampilannya tidak digunakan oleh perusahaan, bahkan secara aktif suka bergosip, menggerutu, menyebar isu didalam maupun diluar perusahaan (masyarakat) dan performansinya buruk.
Saya hanya membagi secara sederhana diatas, dari beberapa peneliti dan konsultan biasanya membagi dalam 4 kelompok. Actively engaged, Engaged, Not Engaged, dan Actively Disengaged.
Bagaimana Dengan Employee satisfaction survey
Nah, dalam hal ini saya pribadi nggak setuju dengan pengukuran model ini karena employee satisfaction tidak signifikan berpengaruh terhadap performa bisnis. Seorang karyawan puas, sangat puas, mengapa? Lah wong kerjaannya nyantai sesuai harapan, masuk jam 8 teng go pulang jam 5, bisa main game di kantor atau bisa menjalani bisnis online pribadi pakai fasilitas komputer dan internet kantor. Bisa nyuri waktu buat nonton  di XXI lagi. Nah looh.
Maka, bagaimana kondisi actual di Perusahaan rekan-rekan sekarang baik Engagement & Enablemen-nya, diperlukanlah pengukuran yang valid & sistematis.
Gambar disamping adalah hasil riset dari HAY Group menyimpulkan bahwa dengan tingginya Engagement & Enablement akan meningkatkan Employee Performance, Employee Retention, Customer Satsfaction dan Financial Success.
Gambar disamping ialah hasil dari riset Gallup, dimana rata-rata world class company mempunyai 63% karyawan yang engaged, dan hanya 8% saja sejumlah karyawan yang actively disengaged.

Lalu apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan Engagement & Enablement? dari beberapa literatur dan riset bahwa supaya level naik ialah:
1. Pastikan ada jalinan komunikasi erat tentang hubungan performance individu (prestasi karyawan) dengan rewards.
2. Pastikan para pemimpin, manager, supevisor punya kompetensi yang baik tentang bagaimana memotivasi karyawan dan menempatkan orang sesuai keahlian dan potensinya.
3. Fokus pada penghargaan non-monetary seperti kesempatan berkarir, kejelasan sistem & pola kenaikan pangkat secara fair, dan program recognition seperti penghargaan loyalitas 5 tahunan, pemberian beasiswa bagi anak karyawan yang kuliah, ucapan ulang tahun, kelahiran anak dsb.
4. Tempatkan orang pada pekerjaan yang tepat untuk nya sesuai keahlian dan kemampuannya.
5. Penilaian kinerja yang baik & fairnes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar