1)
Dalam dunia nyata bisnis, Merk dan Brand telah terbukti sebagai
“instrument” keberhasilan bisnis. Jelaskan dengan contoh-contoh kongkrit, baik
pengalaman Saudara Pribadi/Perusahaan Saudara, dan atau pengalaman/bukti
kongkrit orang lain/perusahaan orang lain.
2)
Dalam dunia nyata bisnis, jelaskan secara sederhana contoh Analisis SWOT
tersebut.
3)
Dalam hal pengelolaan SDM, manakah yang lebih dipentingkan antara
kepentingan pribadi karyawan dengan kepentingan perusahaan ? Mungkinkah sama pentingnya, dan mengapa
demikian?
Jawab :
Keyword
: Merk, Brand
Merek adalah suatu tanda yang berupa
gambar, nama , huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa.
Menurut David A. Aaker, merek adalah nama atau simbol yang
bersifat membedakan (baik berupa logo, cap/kemasan) untuk mengidentifikasikan
barang/jasa dari seorang penjual/kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang
digunakan suatu badan usaha sebagai penanda identitasnya dan produk barang atau
jasa yang dihasilkannya kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut
maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain
Di Indonesia, hak merek dilindungi
melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Jangka waktu
perlindungan untuk merek adalah sepuluh tahun dan berlaku surut sejak tanggal
penerimaan permohonan merek bersangkutan dan dapat diperpanjang, selama merek
tetap digunakan dalam perdagangan.
Jenis-jenis merek :
1) Merek dagang
Merek
dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2)
Merek jasa
Merek
jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3)
Merek kolektif
Merek
kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis
lainnya.
Berbeda
dengan produk sebagai sesuatu yang dibuat di pabrik, merek dipercaya menjadi
motif pendorong konsumen memilih suatu produk, karena merek bukan hanya apa
yang tercetak di dalam produk (kemasannya), melainkan juga merek termasuk yang
ada di dalam hati konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya.
Brand
adalah kombinasi lengkap dari asosiasi yang orang bayangkan ketika mendengar
sebuah nama perusahaan atau produk. Ibaratnya, brand bagi sebuah perusahaan
adalah reputasi bagi seseorang.
Dari
beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi dari
Brand (Merek) itu sendiri. Maka, Brand (merek) adalah nama, tanda, istilah,
simbol, desain, kata atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang ditujukan untuk
mengidentifikasi dan membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang
lain.
Elemen-elemen yang menentukan tingkat kepercayaan konsumen
terhadap sebuah brand adalah sebagai berikut:
1)
Janji yang diberikan sesuai dengan
kenyataan walaupun hal ini tidak dinyatakan dengan jelas, tetapi menjadi salah
satu faktor utama kesuksesan sebuah brand.
2)
Memberikan kepribadian tersendiri
terhadap pengguna brand.
Pengguna
mobil BMW akan merasakan lebih elegan dan ekslusif ketimbang pengguna mobil
Innova misalnya. USP (Unique Selling Proposition). Dengan
memiliki USP perusahaan anda akan meningkatkan posisitioning dan pangsa pasar
karena:
1. Unique – hal ini membuat anda berbeda
dengan yang lain
2. Selling – membujuk pelanggan untuk membeli
produk atau jasa
yang ditawarkan
3. Proposition – adalah proposal atau usulan
untuk diterima
Munculnya
sebuah brand sebagai dasar untuk membedakan perusahaan, produk atau layanannya
dengan perusahaan, produk atau layanan lainnya (Miletsky dan Smith, 2009: 3).
Ibaratnya, brand
bagi sebuah perusahaan adalah reputasi bagi seseorang. Meskipun Anda mungkin
menemukan beberapa hal yang membuat Anda tertarik dengan seseorang, namun untuk
menciptakan hubungan yang mendalam, Anda haruslah memiliki nilai-nilai,
peminatan, dan otentisitas yang sama. Hal yang sama juga berlaku bagi perusahaan.
Koneksi yang mendalam dan tahan lama hanya bisa terjalin jika pelanggan dan
klien berbagi nilai dengan Anda. Maka, semakin baik Anda mendefinisikan
nilai-nilai Anda, bertindak berdasarkan nilai-nilai tersebut, dan
mengkomunikasikannya dengan pelanggan Anda, semakin dalam pula koneksi yang
Anda ciptakan.
Jangan anggap
enteng brand, karena ia adalah aset terpenting yang bisa dimiliki perusahaan.
Brand memberikan nilai, menciptakan diferensiasi dan mendapatkan hasil jangka
panjang, Sebab, branding termasuk komponen penting yang ikut menentukan proses
pengambilan keputusan membeli bagi pelanggan. Brand yang baik akan menempatkan
perusahaan/ produk Anda di atas para pesaing Anda, dan membantu Anda menjadi
pilihan utama. Brand, jika dikembangkan dengan baik, pun dapat menjadi wadah
tunggal untuk mempromosikan bisnis, merangsang pengalaman yang unik,
menciptakan ikatan khusus dengan pelanggan, serta memelihara konsistensi dengan
kualitas layanan yang ditawarkan.
Satu hal yang harus
Anda pahami adalah, kita hidup dalam masyarakat yang berorientasi sensorik.
Artinya, kita mendasarkan penilaian kita pada hal-hal yang dapat diterima panca
indera kita, seperti stimulasi visual, rasa,
bau, sentuhan dan suara, dan kita melakukan ini bahkan di alam bawah
sadar kita. Jadi, kita sangat terbiasa mengait-kaitkan nama, kata ataupun
simbol tertentu dengan harapan kualitas, konsistensi, layanan pelanggan dan
lainnya.
Mengapa kita harus
memahami hal itu? Sebab, hal itu akan sangat membantu kita dalam membuat brand
yang baik. Idealnya, brand akan menjadi kepribadian, karakter dan jiwa
perusahaan Anda. Brand akan menjadi perwujudan kepercayaan, antisipasi kualitas
dan performa, serta yang paling penting, perasaan bahwa ini adalah identitas
yang ingin Anda tunjukkan kepada pelanggan.
Contoh
:
Starbucks.
Begitu mendengar nama itu, hal apa yang lantas terbayang dalam benak Anda?
Kopi, hijau, ramah lingkungan, modern, casual, mahal, berkelas? Itulah
identitas yang disematkan pada Starbucks. Itulah branding Starbucks.
2.
Dalam dunia nyata bisnis, jelaskan secara sederhana contoh Analisis SWOT
tersebut.
Analisa
SWOT Starbuck Coffee
Kekuatan
1)
Starbucks adalah pengecer terkemuka
dan roaster untuk kopi merek khusus di dunia.
2) Citra
merek yang kuat dengan motto ‘The Starbucks Experience’.
3) Starbucks
adalah sebuah organisasi global dengan lebih dari 16.000 ritel di 48 negara di
seluruh dunia.
4) Salah
satu waralaba terkuat di dunia dengan lebih dari 6500 toko izin dunia.
5) Starbucks
dikenal untuk menyediakan produk unggulan dan jasa.
6) Starbucks
ditawarkan baik manfaat fungsional dan emosional.
7) Starbucks
adalah nomor 7 pada Fortune Magazine’s “100 Perusahaan Terbaik untuk Bekerja
Untuk” untuk 2008.
8) Memiliki
pelanggan setia di semua negara Starbucks ‘yang ada.
9) Kontrol
kualitas tinggi di seluruh Starbucks ‘ritel.
10) Memiliki
kualitas tinggi yang konsisten pelayanan.
11) Khas
rumah-rumah kopi Italia canggih dengan nuansa musik, interior desain dan karya
seni.
12) Outlet
diposisikan di lokasi jalan tinggi, mal, dalam area bisnis lain seperti
bangunan kantor.
13) Wi-Fi layanan Internet di seluruh Starbucks
ritel.
14) Pelayanan
kopi Cepat saji.
15) Proses
penyusunan produk tidak perlu teknologi yang sangat canggih.
16) Memiliki
banyak variasi rasa.
17) Terbatasnya jumlah pesaing yang kuat.
18) Pangsa
pasar dan pertumbuhan pasar Tinggi.
19) Selalu
bertujuan untuk membantu lingkungan dukungan, ex: dengan menggunakan jaringan
didaur ulang
20)
Selalu memperlakukan karyawan
sebagai mitra bukan hanya sebagai karyawan.
21) Penerimaan
semua pertanyaan, komentar dan umpan balik di mana pelanggan dapat mengirimnya
dengan email, sms atau hanya menginformasikan di Starbucks ritel.
22)
Memiliki Starbucks Serikat Pekerja
yang membantu karyawan untuk menginformasikan pikiran mereka kepada manajemen.
Kelemahan
1)
Harga tinggi yang biaya tidak semua
jenis pasar bisa membeli produk Starbucks.
2) Starbucks
dianggap ‘Amerika Global’ yang mengeluarkan biaya sentimental bagi pelanggan di
beberapa negara.
3) Terlalu
fokus pada pasar domestik AS.
4) Starbucks
menolak untuk menjamin bahwa susu, minuman, coklat, es krim, dan dipanggang
dijual di toko perusahaan bebas dari bahan rekayasa genetik.
5) Karena
kesempurnaan atas pelayanan karyawan, beberapa keluhan karyawan tentang
manajemen yang mendorong mereka untuk selalu menjadi sempurna. Itulah sebabnya
mereka membuat Starbucks Serikat Pekerja.
Peluang
1)
Para karyawan potensial adalah
orang-orang berpendidikan yang membuatnya lebih mudah untuk melatih mereka.
2) Pelanggan
bukan harga sensitif.
3) Bisa
dapat mengubah citra negatif kopi menjadi positif.
4) Konsumerisme
tinggi di Indonesia.
5) Lebih
mudah untuk menembus pasar karena apa yang dijualnya adalah pemenuhan harga
diri dan perlu cinta atau milik masyarakat yang merupakan alasan utama mengapa
masyarakat membeli suatu produk.
6) Dukungan
finansial yang kuat.
7) Tingginya
tingkat pertumbuhan ekonomi dan pasar di Indonesia, terutama di perkotaan.
8) Kebijakan
ekonomi kerakyatan di Indonesia memudahkan Starbucks memperluas bisnis mereka.
9) Masyarakat
di Indonesia posisi tempat Starbucks sebagai salah satu titik pertemuan
terbaik.
10) Bisa
produk mereka yang beragam tidak hanya di kopi.
11) Banyak
kopi Starbucks menggunakan kacang organik.
12) Beberapa
biji Starbucks dipanen di pulau Sumatera dan Indonesia Sulawesi. Starbucks
membeli kacang berkualitas tinggi di pulau ini di premium harga untuk membantu
para petani untuk menghidupi keluarga mereka dan berinvestasi secara
berkelanjutan produksi. Starbucks membayar harga rata-rata $ 1,20 per pon
terhadap komoditas rata-rata harga $ 0,40-0,50 per pon
Ancaman
1)
Krisis keuangan global yang membuat
masyarakat cenderung untuk tidak menghabiskan terlalu banyak uang.
2) Berpendapatan
rendah di Indonesia membuat sulit bagi Starbucks untuk menembus pasar yang
lebih segmentasi.
3) Sentimental
masalah dengan efek buruk kopi dari masyarakat.
4) Beberapa
orang percaya bahwa Starbucks mengubah dunia menjadi sebuah perusahaan raksasa
generik berantakan.
5) Kritik
mengatakan bahwa ia mengeksploitasi buruh tani di negara-negara ketiga.
6) Dikatakan
bahwa dominasi Starbucks mengemudi kafe kecil keluar dari bisnis.
7) Isu
menyatakan bahwa Starbucks mengeksploitasi pekerja mereka dengan membayar upah
yang sangat minimum dengan standar yang sangat tinggi dari pekerjaan mereka
butuhkan untuk memenuhi.
8) Ancaman
produk pengganti dan jasa termasuk barang-barang minuman lain seperti cola, teh
atau jus yang dijual di ritel.
Strategi dan Taktik untuk Starbucks
Strategi
1)
Strategi Starbucks di Indonesia
untuk 1 tahun ke depan yang kita diusulkan adalah untuk membuat kampanye yang
disebut Starbucks untuk kesehatan. Kampanye ini akan berfokus pada manfaat
kesehatan bahwa masyarakat akan mendapatkan dari minum secangkir Starbucks.
Kami akan mengubah persepsi masyarakat tentang kopi menjadi satu positif dan
bekerja sama dengan perusahaan lain di Indonesia untuk menunjukkan dukungan
kami dalam kesehatan masyarakat.
2) Faktanya
adalah bahwa kopi sebenarnya adalah salah satu minuman sehat miliaran orang
mengkonsumsi secara teratur. Rata-rata 300mg kopi dengan energi latihan naik
20% dan menurunkan tingkat kelelahan sementara membakar lemak meningkat 107%
lebih besar daripada tanpa kafein. Hal ini dapat terjadi karena kopi mengandung
asam hidroksisitrat dan kromium yang dapat meningkat hingga 30% pada laju
metabolisme. Mungkin menjaga terhadap asam urat, diabetes dan penyakit
Alzheimer.
3) Studi
telah menunjukkan hasil yang positif yang membandingkan konsumsi dengan tingkat
diabetes, termasuk laporan yang menunjukkan bahwa orang yang minum dua cangkir
sehari adalah 50 persen lebih rendah untuk mengembangkan diabetes dan juga
telah dibuktikan oleh dokter. Masalahnya datang ketika orang mulai menambahkan
gula dan krim untuk kopi mereka, atau bahkan lebih buruk lagi, membeli tebal,
minuman dicampur dengan whipped cream di atasnya.
4) Kopi
bila dikonsumsi secara berlebihan bisa sangat adiktif, merangsang, dan pengisi
suasana hati.
5) Sejumlah
besar kopi atau kafein yang dikonsumsi sekaligus dapat memiliki efek negatif
pada darah. Terlalu banyak kopi dari waktu ke waktu dapat noda kesehatan
masyarakat.
6) persepsi
negatif kopi bisa menjadi ancaman bagi Starbucks. Tetapi kita juga melihat ini
sebagai kesempatan ketika kita benar-benar dapat mengubah perilaku masyarakat
di Indonesia untuk mengkonsumsi kopi sehat dan menjadikannya sebagai bagian
dari kehidupan mereka.
Taktik
a. Produk:
Kami akan
menciptakan rasa baru Dark Kopi dengan Buah topping. kopi ini juga bisa
ditambahkan dengan susu skim. Dark kopi adalah kopi terbaik untuk kesehatan
dianggap belum dicampur dengan susu full cream, whipped cream, dll Buah topping
pada produk ini adalah buah nyata, tidak dicampur dengan kopi tetapi hanya
pelengkap untuk menambah lebih banyak vitamin sementara minum kopi. Bagi orang
yang ingin menambahkan susu di dalamnya, kita hanya akan menambahkan susu skim
karena mengandung rendah lemak daripada susu full cream yang mengandung lemak
bagi tubuh.
Produk ini akan memberikan
gratis satu buah topping. Tetapi jika orang ingin menambahkan lebih dari satu
topping, mereka dengan bisa menambahkan Rp 5.000, – untuk setiap kopi. Ukuran
produk adalah ukuran yang biasa secangkir Starbucks mana secangkir putih untuk
minuman panas dan secangkir transparan untuk minuman dingin.
Taktik ini akan
meluncurkan dan mengembangkan selama satu tahun dan terus menjadi salah satu
rasa Starbucks selama bertahun-tahun setelah.
Harga :
Harga untuk produk
ini adalah Rp 29,500, – untuk ukuran tinggi, Rp 34,500, – untuk ukuran grande
dan Rp 39.500, – untuk ukuran venti.
b. Tempat:
Untuk mendukung
Starbucks untuk Kesehatan Kampanye, lebih banyak tempat akan menjadi 24 jam
Starbucks Starbucks ritel di mana juga akan membuka 10 ritel per tahun. Ini
akan menjadi kemudahan bagi nasabah di mana mereka dapat memutuskan kapan
mereka ingin minum kopi Starbucks panas atau dingin. Tempat yang akan dibuka
selama 24 jam adalah Starbucks Kemang Village, Citywalk, Rest area di Karawaci
Freeway dan Summarecon Serpong. Ini akan mendukung beberapa Starbucks 24 jam
toko di EX dan Sarinah. Taktik ini akan segera dimulai dan berakhir dalam 2 bulan.
c. Promosi:
Untuk
mengkomunikasikan pesan kopi sehat kita akan menggunakan:
Periklanan. Iklan untuk Starbucks akan dilakukan dengan
memasang iklan di majalah dan surat kabar. Ini akan dilakukan oleh satu iklan
per bulan. Jenis lain dari iklan adalah dengan menciptakan banner roll di
ritel. Pesan dari iklan ini adalah untuk mengkomunikasikan manfaat dari minum
secangkir kopi di kehidupan sehari-hari. banner akan ditampilkan untuk 3 bulan
pertama dan akan ada perubahan dalam desain dan ditampilkan selama 3 bulan dan
terus menerus selama satu tahun.
Promosi Penjualan.
Promosi penjualan yang akan melakukan adalah membeli satu dapat satu Starbucks
Coffee Dark dengan topping dengan menggunakan Kartu Kredit BCA. Ini akan
dilaksanakan selama satu tahun.
Taktik lainnya
adalah bekerja sama dengan GNC, perusahaan yang memproduksi vitamin untuk
kesehatan. Ketika pelanggan membeli Starbucks seharga Rp 500.000, – dengan
penerima menggabungkan dalam satu bulan dari mulai penerima pertama, mereka
akan mendapatkan diskon 10% ketika membeli produk GNC dalam jumlah apapun. Ini
akan dilakukan selama 6 bulan pertama.
Untuk 6 bulan ke
depan, Starbucks akan bekerja sama dengan Fitness First. Jika Starbucks
pelanggan membeli sebesar Rp 100.000, – dalam satu transaksi, mereka akan
mendapatkan voucher percobaan gratis dalam setiap Pertama Kebugaran. Taktik ini
akan dilaksanakan dalam 6 bulan setelah bekerja sama dengan taktik GNC.
Pada 1983, Howard
Schultz yang barusetahunbergabungdengan Starbucks, melakukanlawatanbisniske
Milan, Italia.Dia kesengsem dengan gaya warung-warung kopi di sana, yang
menyediakan kehangatan tempat ngobrol, selain berjualan kopi dan espresso yang
telah kondang.
Kembalike Seattle,
Schultz mengusulkan Starbucks menirunya.Dalambenaknya, wargaAmerikaSerikat (AS)
pastimenyukaiwarung-warung kopi sepertiitu.Tapi, trio guru bahasaInggris Jerry
Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, danpenulis Gordon Bowker, yang mendirikan Starbucks
pada 1971, taksetuju.
Alasannya, ide
memasukkan bisnis minuman akan menjauhkan perusahaan itudari focus utamanya :
berdagang biji kopi olahan kualitas tinggi dan peralatan pengolah kopi. Lagi
pula, menurutmereka, orang minum kopi ya di rumah.
Schultz, yang
begitu yakin dengan idenya, akhirnya keluar dari Starbucks dan mendirikan
jaringan warung kopi Il Giornallepada 1985. Rupanya, pada 1987, trio
Baldwin-Siegel-Bowker menyerah dan menjual Starbucks. Dengan bantuan beberapa
investor lokal Schultz mendapatkan perusahaan itu. Selanjutnya, Schultz
mengubah nama warung-warungkopinya menjadi Starbucks.
Singkat cerita,
sampai akhir Maret 2008, Starbucks punya lebih 16.226 outlet di seluruh dunia.
Jumlah pegawainya 172.000, dengan total aset US$ 5,343 miliar dan pendapatan
bersih US$ 72,64 juta (2007). Malah, Starbucks kini punya beberapa anak
perusahaan: Tazo Tea Company, Seattle’s Best Coffee, Torrefazione Italia, Hear
Music dan Ethos Water.
Schultz, yang lahir
pada 19 Juli 1953, dibesarkan di permukiman miskin Brooklyn, New York. Beasiswa
rugby di Northern Michigan University menjadi semacam tiketnya untuk keluar
dari himpitan kemiskinan. Luluskuliah, dia melakukan berbagai pekerjaan hingga
menjadi manajer operasi Hammarplast (produsen alat mengolah kopi dari Swedia)
untuk AS.
Pekerjaan itu
membawanya berkunjung pada 1981 ke toko kopi terkenal di Seattle, Starbucks,
salah satu pembeli setia produk yang dijualnya. Schultz terkesan dengan aroma
kopi olahan di took itu yang aduhai.
Akan tetapi, yang
lebih memikatnya adalah totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah
kopi. “Saya pergi dari tempat itu seraya berkata, ‘Tuhan, betapa hebatnya
perusahaan itu, betapa hebatnya kota
itu. Saya ingin sekali menjadi bagian darinya’,” kata Schultz mengenang.
Setahun kemudian,
impian Schultz terwujud. Bos Starbucks menerimanya dan mengangkatnya sebagai
direktur pemasaran dan operasi. Itulah titik balik perjalanan Schultz, dengan
misi “menyuguhkan secangkir kopi hebat” kepada dunia. Namun, lekat menempel di
bawah tujuan itu adalah, seperti dikemukakannya sendiri, “prinsip membangun
sebuah perusahaan dengan jiwa.”
Prinsip itu begitu
dalam menancap di sanubari Schultz karena getirnya hidup sang ayah. Ayahnya bekerja mati-matian dengan gaji
rendah dan sampai akhir hayatnya tetap menderita. “Dia direndahkan dan tidak
dihormati. Dia tidak punya asuransi kesehatan dan dia tak mendapat kompensasi
ketika terluka saat bekerja,” katanya.
Itu sebabnya
Schultz menerapkan kebijakan yang tak lazim dalam dunia ritel. Seluruh pegawai,
organic atau pun tidak, yang bekerja paling sedikit 20 jam dalam sepekan berhak
mendapat tanggungan kesehatan komprehensif, termasuk untuk pasangan dari
pegawai yang tak terikat pernikahan sekalipun. Pegawai mendapat opsi
kepemilikan saham, termasuk pegawai paruhwaktu.
Terapkan CSR
Selain itu,
Starbucks juga menjaga komitmen tinggi pada tanggung jawab social korporat
(corporate social responsibility/CSR). Menurut Orin Smith, pengganti Schultz
sebagai CEO pada 2000, CSR menjadi bagian tak terpisahkan dari Starbucks, yang
menjadi langganan daftar Fortune’s 100 Best Company. “Tanpa itu, perusahaan
kami tak mungkin beroperasi,” kata Smith.
Starbucks sangat memedulikan
pemangku kepentingan (stakeholders), mulai mitra (pegawai), petani kopi sampai
ke pelestarian lingkungan. Dan, kepentingan pemegang saham tetap terpenuhi
dengan laju pertumbuhan tinggi.
Kepada petani yang
meningkatkan standar kualitas, kepedulian lingkungan, social dan ekonomi,
Starbucks menghadiahinya status “pemasok pilihan” dan membayar harga tertinggi.
Pada 2004,
Starbucks membayar rata-rata US$1,20 per pon kopi hijau (belum dipanggang), 74%
lebih tinggi dari harga pasar. Dampaknya, petani Kolombia lebih suka menanam
kopi dari pada koka –bahan kokain yang merusak masyarakat.
Starbucks mendorong
pertanian berkelanjutan dan keaneka ragaman hayati dengan mendukung kopi yang
ditanam di bawah naungan hutan (shade-grown). Cara ini bisa menyelamatkan hutan
tropis yang mungkin dipakai untuk produksi kopi.
Pada 2002,
Starbucks membeli 20 kali lebih banyak kopi jenis ini dari 1999. Pada 2003
jumlahnya naik menjadi 1,8 juta pon dan pada 2004 sebanyak 2,1 juta pon. Untuk
upayanya ini, Starbucks dan mitranya, Conservation International, meraih World
Summit Business Award for Sustainable Development Partnership.
Pelajaran yang bisa
dipetik dari pengalaman Starbucks adalah bahwa dasar moral yang tinggi
sesungguhnya sangatmenguntungkan. Sebaliknya, booming era 1990-an, rontoknya
pasar modal, resesi, dan skandal korporat besar seperti Enron dan World.com,
telah menyadarkan banyak orang betapa runyamnya hasil doktrin bisnis kapitalis
yang semata-mata bertujuan mencapai keuntungan finansial.
Pada akhirnya, pengalaman
ini menunjukkan keniscayaan suatu manajemen bisnis yang menyeimbangkan
kecerdasan intelektual dengan isi dan suara hati manusia. Dengan begitu, hasil
yang akan muncul adalah pola keteraturan dan manajemen yang berkelanjutan.
3) Dalam hal pengelolaan SDM, manakah yang
lebih dipentingkan antara kepentingan pribadi karyawan dengan kepentingan
perusahaan ? Mungkinkah sama pentingnya,
dan mengapa demikian?
Dalam pendapat
beberapa ahli, Manajemen diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Sumber daya adalah
segala sesuatu yang merupakan assets perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipa sumber daya, seperti
Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi.
Untuk itu
dibutuhkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) untuk mengaturnya.
MSDM adalah proses
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di
atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya
manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan
dari sisi pekerja.
Dari sisi pekerjaan
terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja
meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja,
pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
Dengan definisi di
atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya
manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.
Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta
tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan
manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi,
manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi.
Buatlah Brand atau merek yang sesuai dengan
Model Bisnis UKM anda, misalnya bergerak di bidang Makanan, maka Brand tersebut
harus mencerminkan Product tersebut serta Image Perusahaan yang meliputi
layanan yang akan diperoleh pelanggan. Sesuaikan dengan Target Market yang akan
dituju. Ada beberapa Jenis Brand, yaitu: Brand Perusahaan, Brand Produk, Brand Jasa,
Brand Perorangan, Brand Organisasi, Brand Acara, Brand Geografis.
Tahap selanjutnya perhatikan brand elements yang
digunakan, seperti :
1. Nama
Brand-Name
yang merupakan rangkaian kata yang digunakan
untuk meng-identifikasikan perusahaan, product, jasa maupun jenis brand
lainnya. Bisa juga mencerminkan visi dan misi perusahaan anda.
2. Logo
large_b313c50e85
Bentuk Visual yang mencerminkan Brand anda yang
merupakan bagian dari brand image, karena itu tagline harus mampu
mengkomunikasikan visi dan misi Anda, dan konsisten dengan apa yang Anda
janjikan kepada publik Anda.
3. Grafik
Coca-cola-logo
Termasuk bentuk font yang digunakan untuk
mencetak nama brand. Walt Disney memiliki grafik nama yang cukup legendaris,
begitupun Coca Cola.
4. Bentuk
Coca-Cola-OGB
Bentuk unik dan berbeda dari botol kaca Coca
Cola pada akhirnya membentuk sebuah identitas brand yang cukup kuat. Tak jauh
berbeda, adalah bentuk-bentuk produk Apple, mulai dari iPhone, iPod hingga iPad
yang meskipun selalu bervariasi, namun tetap mengesankan bentuk minimalis
elegan yang menjadi ciri khasnya pun merupakan salah satu identitas yang tetap
dipertahankan dan menjadi pembeda brand ini.
5. Warna
greenpeace_logo500px
Bagi sebagian brand, warna juga bisa
melambangkan identitas brand tersebut. Sebut saja GreenPeace yang sesuai dengan
warnanya selalu menggunakan warna-warna yang berhubungan dengan alam, seperti
hijau dan cokelat. Atau, lagi-lagi Coca Cola yang identik dengan warna merah,
begitupun maskapai AirAsia dan Palang Merah Internasional.
6. Suara
mission_impossible_two_ver1
Dalam hal ini, peranan sebuah jingle sangat
berperan dalam mengaitkan persepsi brand dengan sebuah produk/jasa. Tentu saja,
Anda dapat langsung mengenali jingle es krim Walls kapan pun Anda mendengarnya.
Soundtrack film Mission Impossible – ya, film pun dapat menjadi sebuah brand
yang kuat – juga menjadi salah satu penanda pentingnya asosiasi suara terhadap
persepsi brand.
7. Aroma
Yang satu ini mungkin sedikit aneh, namun pada
kenyataannya perpaduan aroma mawar-melati-musk dari Chanel No. 5 telah
didaftarkan sebagai merek dagang, dan membuktikan bahwa aroma juga bisa dianggap
sebagai identitas sebuah brand.
8. Citarasa
KFC_Logo
Kentucky Fried Chicken mengklaim ayam-ayam
gorengnya memiliki citarasa yang berbeda karena diracik dari 11 bumbu dan
rempah rahasia.
9. Pergerakan
lamborghini-wallpaper-2013-auto-car-hd-wallpaper-car-photo-lamborghini-wallpapers
Mungkin hanya Lamborghini yang memiliki mobil
dengan bukaan pintu ke atas, bukannya ke samping seperti pada umumnya.
Nyatanya, pergerakan yang unik tersebut menjadi identitas kuat yang membedakan
Lamborghini dan produsen mobil lainnya.
Kini Anda telah memahami bahwa yang dimaksud
dengan brand bukanlah sekedar logo atau nama atau tagline saja, melainkan semua
atribut, termasuk kemasan, warna hingga perangkat pemasaran yang ikut menyatu
dengan persepsi brand di benak masyarakat.
Brand yang efektif menciptakan persepsi bahwa
tidak ada produk, layanan, organisasi atau komunitas lain yang menyerupai Anda,
entah perbedaannya pada manfaat, bentuk, kemudahan penggunaan, harga atau prestise,
yang pasti konsumen yakin bahwa Anda menawarkan sesuatu yang luar biasa. Untuk
itu, banyak faktor yang memegang peranan, dan dapat berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk dekorasi kantor, pakaian personil, filsafat organisasi,
kualitas layanan, desain materi cetak ataupun nilai tambah layanan. Intinya
semua yang konsumen Anda sentuh, lihat atau dengarlah akan membedakan Anda dari
kompetisi.
Sebagai pelaku usaha, Anda mungkin kini
bertanya, bagaimana Anda bisa mencapai posisi tersebut, membuat brand Anda
tampak menonjol di antara jutaan brand yang tersedia? Bagaimana seorang
konsumen bisa memilih produk Anda di antara ratusan produk lain yang berjajar
di sepanjang rak di pasar swalayan?
Jawabannya mudah saja: branding
Ada banyak kesimpang-siuran yang melingkupi
sebuah jabatan “Business Development”. Apakah posisi tersebut sedemikian
dibutuhkannya dalam perusahaan? Apa saja lingkup pekerjaannya? Seperti apa
kriteria calon karyawan yang cocok menduduki kursinya? Bagaimana menilai
efektivitas kerjanya?
Meskipun titel pekerjaannya adalah Business
Development, yang bila diterjemahkan berarti Pengembangan Bisnis, namun
sebenarnya cakupan pekerjaan orang yang akan menduduki posisi ini lebih dari
sekedar mencari celah untuk mengembangkan bisnis. Mereka harus cerdas membaca
tren, pintar menganalisa situasi, dan mampu mengambil keputusan-keputusan yang
tepat, yang akan mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi perusahaan. Peran
strategis inilah yang pada akhirnya membuat para CEO dan pemilik usaha was-was,
dan memilih bertanya kepada konsultan SDM, “Apabila kami ingin mempekerjakan
seorang Business Developer, orang dengan kapabilitas seperti apa yang akan Anda
rekomendasikan?”
Biasanya, posisi Business Development sendiri
hanya akan ditemui di perusahaan-perusahaan besar, sementara
perusahaan-perusahaan skala kecil hingga menengah memilih menyisipkan peran
kerja pengembangan bisnis itu di antara deskripsi pekerjaan beberapa posisi
manajerial lainnya. Inilah yang terkadang menyulitkan para pebisnis untuk menentukan
siapa orang yang paling tepat untuk dipekerjakan, apa saja yang harus
dikerjakannya nanti, dan bagaimana perusahaan dapat memonitor sepak terjang dan
efektivitas pekerjaannya.
Jika Anda pemilik usaha startup yang sedang
mencari posisi Business Development untuk mengembangkan bisnis online atau
offline Anda, maka artikel berikut ini layak disimak, karena akan membahas
tuntas mengenai kunci sukses pengembangan bisnis untuk perusahaan pemula,
termasuk cara-cara untuk menghindari kejadian-kejadian yang melibatkan Business
Development (BizDev) yang seringkali membuat frustasi.
1. Pekerjakan Orang yang Tepat di Saat yang
Tepat
04.14.11-3-Rules-for-Effective-Informational-Interviewing
Apakah seorang business developer yang memiliki
pengetahuan mendalam terhadap bidang usaha Anda, dan jaringan kemitraan yang
luas dan siap untuk menelurkan “deal” dengan Anda selalu yang terbaik? Belum
tentu. Sebaliknya, mereka bisa saja menjadi malapetaka jika dipekerjakan pada
siklus hidup perusahaan yang terlalu dini. Untuk Anda ketahui, ada tiga tahapan
proses komersialisasi – dan belum tentu semua orang cocok menempati posisi Biz
Dev pada masing-masing tahapan itu.
– Scouting: Ini adalah fase paling awal dari
sebuah perusahaan. Pada tahap ini, fungsi utama Biz Dev adalah untuk membidik
target market yang tepat dan mencari jalur-jalur yang bisa ditempuh
mempenetrasi-nya. Mengidentifikasi hal-hal yang bisa menjadi nilai jual
perusahaan, dan menyediakan umpan balik berupa tren pasar teraktual untuk tim
internal. Kemampuan untuk bekerja bersama dengan tim pengembangan produk dan
teknisi akan menjadi kemampuan kunci yang harus dimiliki. Bagi yang ingin tahu
cara untuk menentukan target market yang harus kita bidik, dapat membaca
artikel ini.
– Testing: Pada tahap ini, Biz Dev seharusnya
sudah mampu menelurkan beberapa kesepakatan untuk menguji prediksi-prediksi
pasar yang telah Anda buat, dan menyediakan masukan terukur sebelum Anda mulai
menghitung besarnya target pasar Anda secara pasti. Kemampuan analisa yang baik
untuk merancang sebuah kerangka berpikir yang akan memudahkan dalam proses
penentuan kriteria-kriteria pengukuran, serta untuk mempelajari data, akan
membantu menetapkan apakah perusahaan benar-benar perlu melakukan pengukuran
pasar, dan bila ya, di mana pengukuran tersebut seharusnya dilakukan,
tergantung pada kekuatan dan visi perusahaan itu sendiri.
– Scaling: Setelah mengumpulkan data-data dari
kesepakatan-kesepakatan awal, dan memvalidasi jalur yang akan membantu Anda
meraih goal, pada tahap ini Biz Dev seharusnya sudah mampu untuk mulai
melipatgandakan kesepakatan dengan pihak ketiga, dan meletakkan struktur
penyokong di tempat yang tepat.
2. Pengembangan Bisnis Tidak Selalu Mengenai Sales
Enjoying the sun
Secara umum, Biz Dev akan mengidentifikasi dan
membangun kemitraan yang menambah nilai jual perusahaan, untuk akhirnya menarik
pemasukan, distribusi, ataupun meningkatkan nilai yang dikandung produk atau
jasa yang dipasarkan itu sendiri. Hal ini jelas berbeda dengan Sales, yang
hampir selalu terfokus pada cara-cara untuk mendatangkan pemasukan yang lebih
banyak bagi perusahaan. Perbedaan serupa akan terlihat saat Anda mencoba
memutuskan untuk mempekerjakan sales leader pada tahap awal pembentukan
perusahaan, atau saat perusahaan sudah berada pada tahap yang lebih dewasa.
3. Manajemen Pasca-Kesepakatan Sangatlah Penting
Semua kesepakatan yang sukses berangkat dari
kredibilitas dan proaktivitas manajemen – yang pada hal ini diwakili oleh tim
Biz Dev dan Account Management. Pada kebanyakan kasus, si account manager
bukanlah orang yang sama dengan orang Biz Dev yang pada awalnya meng-goal-kan
kesepakatan. Idealnya, account manager akan menawarkan kompensasi dan insentif
yang beragam terkait dengan pemenuhan gol yang ditetapkan bersama oleh kedua
belah pihak. Jika Anda belum merasa siap untuk mengalokasikan satu orang
tambahan lagi untuk menyokong kesepakatan dengan pihak ketiga, maka sebaiknya
pikir dua kali sebelum menerima kesepakatan tersebut.
4. Kualitatif vs Kuantitatif
Perusahaan terkadang mencoba untuk membangun
bisnisnya murni hanya dengan mengandalkan proposisi kualitatif semata, yang
mana sangatlah sulit dan memiliki risiko kegagalan yang lebih besar. Pasar
biasanya kurang tergoda hanya dengan iming-iming pengalaman bertransaksi yang
lebih baik, atau konektivitas yang lebih meningkat, bahkan jika mereka
sebenarnya menyukai produk tersebut, dan menganggapnya berguna. Nilai
kuantitatif, misalnya memperkecil biaya, mendatangkan lebih banyak pemasukan,
menarik lebih banyak konsumen baru, dan sebagainya, akan meningkatkan
kemungkinan sukses secara drastis. Salah satu cara mudah untuk selalu mengingat
teori ini adalah dengan mengingat analogi alat pacu jantung vs alat bantu dengar.
Jika Anda hanya bisa memiliki salah satu, yang manakah yang akan Anda pilih?
Tak perlu saya berikan jawabannya lagi, kan?
5. Dukungan untuk Pengembangan Bisnis Sangat
Dibutuhkan
konsep desain
Seorang business developer yang baik akan
menyatukan sumber daya internal dengan cara sedemikian, untuk memastikan
perusahaan dapat mencapai tujuan, dan harapan untuk sebuah kemitraan yang baik.
Ketiadaan dukungan hampir dapat dipastikan akan mengarah pada keadaan saling
menyalahkan, dan menuduh satu sama lain saat hal-hal yang tidak diharapkan
mulai terjadi. Ingatlah bahwa, suka maupun duka, semua pihak yang terlibat
haruslah merasakan keduanya.
6. Menciptakan Kerangka Berpikir untuk Menilai
Kesempatan yang Ada
productivity-chart_6
Agar dapat memperoleh dukungan dari tim Anda,
semua orang harus sudah paham mengapa kesepakatan tersebut sangat dibutuhkan
oleh perusahaan Anda. Apakah hal itu akan menambah penghasilan, mendatangkan
pelanggan-pelanggan baru, memungkinkan perusahaan merambahi pasar yang baru, atau
menaikkan citra perusahaan secara vertikal? Tujuan tersebut biasanya
dirangkumkan dalam sebuah bisnis plan. Ketika tujuan telah ditetapkan dengan
jelas, terukur dan sesuai dengan mindset setiap orang dalam tim, maka akan
lebih mudah untuk mencapainya.
7. Jalin Kesepakatan dengan Cermat
Ada perbedaan yang signifikan antara menjalin
kerjasama dengan menjalin kerjasama yang tepat. Seorang penjalin kerjasama yang
baik akan dapat membantu mengendus sinyal yang keliru, ketika ada momentum
pasar dan pemasukan dengan nilai tertentu yang seolah menyamarkan besarnya
kesempatan yang bersembunyi di baliknya. Sebaliknya, penjalin kerjasama yang
kurang berpengalaman, atau mereka yang menawarkan pilihan-pilihan keliru dapat
menghasilkan momentum yang sedang-sedang saja, yang pada akhirnya mengalihkan
perusahaan dari kesempatan yang lebih baik. Sudah banyak contoh perusahaan yang
terpaksa menelan pil pahit hanya karena keputusan-keputusan kerjasama yang
kurang bijak, yang pada akhirnya mereka sesali. Pada tahap inilah, Anda perlu
mengembangkan tingkat pemahaman dan keyakinan dengan tim pengembangan bisnis
Anda.
8. Tidak Ada Isu Legal
Sebuah perjanjian legal mengabsahkan perjanjian
kerjasama bisnis, dan termasuk di dalamnya terminologi-terminologi komersil,
serta pengaturan apa yang harus dilakukan ketika perjanjian kerjasama tidak
berlangsung sebagaimana yang direncanakan. Hal ini mengharuskan tim
pengembangan bisnis dan konsultan legal untuk duduk bersama dan mengkalkulasi
kesempatan bisnis dibandingkan dengan risiko yang akan dihadapi, dan
menjelaskan kesimpulan yang akhirnya didapat kepada tim manajemen.
Kesimpulan yang bisa kami sajikan pada Anda
adalah, membangun sebuah bisnis bukanlah sebuah perkara yang mudah, dan
mengharuskan Anda memastikan semua hal telah berjalan sesuai dengan fungsi yang
diharapkan, mulai dari produk hingga tim SDM Anda. Namun, kesempatan untuk
melihat ide Anda berkembang menjadi sebuah produk, yang kemudian akan
mendatangkan pemasukan, yang membuat Anda berkembang menjadi sebuah perusahaan
terkemuka adalah hal yang tak ternilai harganya. Dengan memasukkan tim
pengembangan bisnis yang tepat pada waktu yang tepat, dan mengikuti
anjuran-anjuran lainnya yang telah kami sampaikan di atas, akan membantu
memastikan perusahaan Anda berada di jalur yang semestinya.
Pengertian Merk (Brand) Menurut Para Ahli
Apa Itu Merk (Brand)?
Definisi Merek (Brand)
Merek atau merek dagang adalah nama atau simbol
yang diasosiasikan dengan produk/jasa dan menimbulkan arti psikologis/asosiasi.
Menurut para ahli, definisi brand (merek)
adalah:
Brand atau merek adalah janji penjual untuk
menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada
pembeli (Kotler, Armstrong, 1997:283).
Brand adalah ide, kata, desain grafis dan
suara/bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang
memproduksi produk dan jasa tersebut (Janita, 2005:15).
King dalam Temporal, dan Lee (2002:46)
mengatakan bahwa produk adalah sesuatu yang dibuat didalam pabrik, merek adalah
sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Produk dapat ditiru pesaing, merek adalah
unik.
Brand adalah identitas tambahan dari suatu
produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji
produsen atau kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin
konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang
diharapkan konsumen dari sebuah produk.
Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain
atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan,
organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan
dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu
merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi
positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang
satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan
produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta
menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen
terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan
pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal
berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua,
bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister
baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol
sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada
california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang
tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony
ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di
kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) :
ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan
kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah
merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa.
Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq,
faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek
yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti
zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual
kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek
bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain
sebagainya.
- Ada juga produk generik yang merupakan produk
barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang
membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh
seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir
curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer
dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
1. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda
pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk
membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi
deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama
pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal
mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup
dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery
seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh
lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki
smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki
shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.