Perbedaan Matriks
• SWOT
Matrix
Matriks
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting
yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi
SO (kekuatan peluang), strategi WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan
ancaman), dan strategi WT (kelemahan ancaman).
Strategi
SO memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang
mereka pimpin berada dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan
untuk mengambil keuntungan dari berbagai trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki
kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan
mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika organisasi di hadapkan pada ancaman yang
besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada
peluang.
Strategi
WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal.
Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan
internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi
ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu
organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam
lingkungan eksternal.
Strategi
WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelamahan internal
serta menghindari ancaman eksternal.
Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancama eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,
perusahaan yang semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup,
melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut atau memilih likuidasi.
Walaupun
matrik SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis
tersebut memiliki bebrapa keterbatasan.
Pertama, SWOT
tidak menunjukkan cara mencapai suatu keunggulan kompetitif. Matriks itu harus dijadikan titik awal untuk diskusi
mengenai bagai strategi yang diusulkan dapat diterapkan serta berbagai
pertimbangan biaya manfaat yang pada akhirnya mengarah pada keunggulan
kompetitif.
Kedua, SWOT
merupakan penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Matriks SWOT bisa jadi mempelajari sebuah gambar film
dimana anda bisa melihat pameran utama dan penataannya tetapi tidak mungkin
dapat memahami alur ceritanya.
Ketiga, analisis
SWOT bisa membuat perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada satu faktor
internal atau eksternal tertentu dalam merumuskan strategi.
Terdapat interelasi di antara faktor-faktor internal dan
eksternal utama yang tidak ditunjukkan dalam SWOT namun penting dalam
penggunaan strategi.
Terdapat
delapan langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT:
1.
Buatlah daftar peluang-peluang eksternal
utama perusahaan.
2.
buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama
perusahaan.
3.
buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama
perusahaan.
4.
buat daftar kelemahan-kelemahan internal
utama perusahaan
5.
cocokkan kekuatan internal dengan peluang
eksternal, dan catatlah hasilnya pada Strategi SO.
6.
Cocokkan kelemahan internal dengan peluang
eksternal, dan catatlah hasilnya pada Strategi WO.
7.
Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman
eksternal, dan catatlah hasilnya pada strategi ST.
8.
Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman
eksternal, dan catatlah hasilnya pada strategi WT.
• SPACE Matrix
Matriks Posisi Strategis
dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position and Action Evaluation) yang disebut
dengan Matriks SPACE
Matriks SPACE merupakan salah satu alat pencocokan dalam
kerangka analitis perumusan strategi.
Matriks
SPACE membentuk empat kuadran yang menunjukkan strategi yang paling sesuai
untuk perusahaan sampel, apakah
agresif, konservatif, defensif atau kompetitif.
Sumbu-sumbu pada Matriks SPACE menunjukkan
dua dimensi internal: kekuatan finansial (financial strength―FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage―CA), dan dua dimensi eksternal: stabilitas lingkungan (environmental stability―ES) dan kekuatan industri (industry strength―IS). Keempat dimensi tersebut merupakan penentu
terpenting dari posisi strategis keseluruhan suatu organisasi (David, 2011).
Bergantung pada jenis organisasi, beragam variabel bisa
memetakan masing-masing dimensi yang ditunjukkan dalam sumbu Matriks SPACE.
Faktor-faktor yang sebelumnya dimasukkan di dalam Matriks EFE dan IFE harus
ikut dipertimbangkan ketika membangun Matriks SPACE. Seperti halnya Matriks
SWOT, demikian juga Matriks SPACE perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan
yang sedang dikaji dan didasarkan pada sebanyak mungkin informasi faktual.
Berikut langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
mengembangkan Matriks SPACE:
1.
Tentukan serangkaian variabel yang
menunjukkan kekuatan finansial (FS), keunggulan kompetitif (CA), stabilitas
lingkungan (ES), dan kekuatan industri (IS).
2.
Nilai dari variabel-variabel tersebut
menggunakan skala tertentu, dalam kasus ini dari skala 1 (paling buruk) sampai
7 (paling baik) untuk FS dan IS. Kemudian skala -6 (paling buruk) sampai -1
(paling baik) untuk ES dan CA. Untuk sumbu FS dan CA, buatlah perbandingan
dengan pesaing. Untuk sumbu IS dan ES, buatlah perbandingan dengan industri
lain.
3.
Hitunglah nilai rata-rata dari FS, CA, IS,
dan ES dengan menjumlahkan nilai yang Anda berikan pada variabel dari setiap
dimensi dan kemudian membaginya dengan jumlah variabel dalam dimensi yang
bersangkutan.
4.
Jumlahkan nilai rata-rata CA dan IS, dan
petakan hasilnya pada sumbu X (CA dan IS). Jumlahkan nilai rata-rata FS dan ES,
dan petakan hasilnya pada sumbu Y (FS dan ES). Petakan perpotongan kedua titik
sumbu X dan sumbu Y (yang baru) tersebut.
5.
Gambarkan arah vektor dari koordinat 0,0
melalui titik perpotongan yang baru. Arah panah menunjukkan jenis strategi yang
disarankan bagi organisasi: agresif, konservatif, kompetitif, atau defensif.
Beberapa profil strategi bisa dihasilkan dari analisis
SPACE seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Arah vektor yang
terkait dengan setiap profil menunjukkan jenis strategi yang seharusnya
dijalankan: agresif, konservatif, kompetitif, atau defensif.
Profil Strategi dari
Matriks SPACE
Ketika
arah vektor terletak di kuadran agresif,
berarti perusahaan tersebut berada dalam posisi yang sangat bagus untuk
memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk
(1) menarik
keuntungan dari peluang-peluang eksternal,
(2) mengatasi kelemahan internal, dan
(3) menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh
karenanya, strategi
penetrasi pasar, pengembangan produk,
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi,
atau kombinasi kesemuanya itu menjadi pilihan yang masuk akal, tergantung pada
situasi khusus yang dihadapi oleh perusahaan.
Arah vektor yang muncul di kuadran konservatif
mengindikasikan agar perusahaan tetap berpegang pada
kompetensi dasarnya dan tidak mengambil risiko yang terlalu besar. Strategi
konservatif meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
dan atau diversifikasi terkait.
Arah
vektor yang terletak di kuadran defensif mengindikasikan agar perusahaan berfokus pada usaha untuk mengatasi
kelemahan internal di samping menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif
dapat berupa penciutan, divestasi, likuidasi, dan atau diversifikasi terkait.
Terakhir,
arah vektor yang terletak di kuadran kompetitif mengindikasikan bahwa perusahaan berada pada situasi kompetitif dan
strateginya adalah integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar; dan atau pengembangan produk.
Referensi:
http://www.maxi-pedia.com/SPACE+matrix+model+strategic+management+method
• BCG
matrix
Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Ketika divisi-divisi suatu perusahaan bersaing di
industri yang berbeda, strategi yang terpisah dikembangkan untuk setiap bisnis.
Secara khusus matriks BCG dan matriks IE (Internal dan Eksternal) secara khusus
dirancang untuk membantu upaya-upaya perusahaan multidivisional dalam
merumuskan strategi.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar
divisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri.
Matriks BCG memenungkingkan sebuah organisasi multidevisional mengelola
portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi pangsa pasar relatif dan
tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap semua divisi
lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share
position) didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) yang
dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Manfaat
terbesar dari matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi.
Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi
pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan
pertumbuhan UBS.Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu:
1.
Tanda tanya (Question Mark) Divisi dalam
kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka
bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan
ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena
organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan
menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan
produk) atau menjualnya.
2.
Bintang (Star) Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang)
mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas
bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat
pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk
mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah
pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas ositif bagi
perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan
mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan orizontal,
enetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan joint venture
erupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
3.
Sapi perah (Cash Cow) Divisi yang berposisi di kuadran III
memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang
pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari
yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai
sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu,
divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama
mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi
strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi
perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk diterapkan.
4.
Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa
pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya
rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing dalam portofolio perusahaan.
Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali
dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi
menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat
dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya
dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan.
Kelebihan
dari Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah. Hanya
dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi manakah
perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi.
Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing menjadi
tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi
perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang searah
jarum jam.
adapun
untuk kelemahan dari matriks ini hanya menggunakan dua dimensi yaitu pangsa
pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar. Kemungkinan sulit mendapatkan data pangsa pasar maupun
tingkat pertumbuhan pasar. Terlalu menyederhanakan banyak bisnis karena
memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis
tidak tergantung pada unit bisnis lain, padahal dalam beberapa kasus, unit
bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk memperoleh keunggulan
kompetitif. Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai divisi atau
industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki
karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti
ukuran pasar dan keunggulan kompetitif. Matriks sangat bergantung pada luasnya
definisi pasar. Suatu unit bisnis dapat mendominasi pada
pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah dalam industri
secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat
perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.
• IE
Matrix
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model
General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter
kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi.
Tujuan
penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat
korporat yang lebih detail.
Diagram
tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada
prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama,
yaitu:
1.
Growth strategy yang merupakan pertumbuhan
perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8)
2.
Stability strategy adalah strategi yang
diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
3.
Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9)
adalah usaha memperkecil mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai
kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel IE matriks tersebut di
atas, berikut ini akan dijelaskan tindakan dari masing-masing strategl tersebut.
Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) Didesain untuk
mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari
ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan
produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke
pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara
meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit.
Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk
meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan yang belum mencapai
critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami
kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar
tertentu yang menguntungkan.
Strategi
Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi Ada dua strategi dasar dari
pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau
diversifikasi ke industri lain.
Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang
baik cenderung mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi,
dia dapat tumbuh melalui integrasi (integration) horizontal maupun vertikal,
baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal
dengan menggunakan sumber daya dari luar. perusahaan tersebut memilih strategi
diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi
konglomerat, baik secara internal melalui pengembangan produk baru, maupun
eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7,
dan 8.
Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan
cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara
forward integration (mengambil alih fungsi distributor).
Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang
memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri
yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau
posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan
biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas serta distribusi
produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal
maupun eksternal. Henry Ford, misalnya, menggunakan sumber daya internal untuk
membangun pabriknya di luar Detroit. la mengintegrasikan proses manufaktur,
mulai dari masukan berupa biji besi sampai keluaran berupa produk mobil.
Sebaliknya, Du Pont, sebuah perusahaan kimia raksasa, jalur eksternal untuk
integrasi vertikal ke belakang (backward vorrical integration) dengan cara
mengambil alih Conoco untuk memenuhi kebutuhan minyak yang diperlukan dalam memproduksi
produk sintetis Du Pont. Integrasi vertikal pada umumnya terdapat dalam
industri perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk yang memanfaatkan hasil
hutan. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka
meningkatkan competitive advantage di dalam industri yang atraktif.
Konsentrasi melalul integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk
memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan
jenis produk serta jasa.
Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang
sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan
profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik dalam
produksi maupun pemasaran.
Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate
attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5).
Tujuannya relatif lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan profit. Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar,
fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun
eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama. Contohnya, American Airlines pada tahun 1990 memilih strategi
integrasi horizontal melalui pembentukan Asian Division (Pan American
Airlines). Maytag corporation juga memilih integrasi horizontal dengan cara
akuisisi.
Diversifikasi Konsentris (sel 7) Strategi pertumbuhan
melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki
kondisi competitive position sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya
sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk
membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki
kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk
menciptakan sinergi (2 + 2 = 5) dengan harapan bahwa dua bisnis secara
bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada jika melakukannya
sendiri-sendiri.
Diversifikasi Konglomerat (Sel 8) Strategi pertumbuhan
melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika
perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan
nilai daya tarik industrinya sangat rendah.
Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan
usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi, pada saat perusahaan tersebut
mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki competitive position
rata-rata cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi
konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi
finansial daripada product market sinergy (seperti yang tardapat pada strategi
diversifikasi konsentris).
•
GSM Matrix
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah
menjadi salah satu alat analisis yang populer untuk merumuskan strategi
alternatif. Semua perusahaan dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran
strategi Matriks Strategi Besar. Untuk unit-unit bisnis dapat dilakukan hal
yang serupa.
Sebagaimana diilustrasikan dalam gambar di bawah ini
Matriks Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif
dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan
tahunannya melebihi 5 persen dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat.
Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan para pengambil keputusan ditampilkan
dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matriks tersebut.
Sumber:
Diadaptasi dari Roland Christensen, Norman Berg, & Malcolm Salter (1976).
Policy Formulation and Administration. Homewood, IL: Richard D. Irwin.
Perusahaan yang berada di dalam Kuadran 1 memiliki posisi
strategis yang sempurna. Dalam kondisi ini, strategi yang sesuai adalah
konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan konsentrasi
pada produk (pengembangan produk).
Apabila perusahaan di Kuadran 1 memiliki sumber daya
lebih, maka strategi yang efektif adalah integrasi ke belakang, integrasi ke
depan, atau integrasi horizontal. Ketika
suatu perusahaan Kuadran 1 terlalu berpatokan dengan satu produk tertentu,
diversifikasi terkait kiranya dapat membantu mengurangi risiko yang berkaitan
dengan lini produk yang sempit. Perusahaan di Kuadran memiliki sumber daya yang
memadai untuk mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal yang muncul
di berbagai bidang. Mereka bisa mengambil risiko secara agresif jika perlu.
Perusahaan
yang berada di dalam Kuadran 2 perlu secara serius mengevaluasi pendekatan
mereka terhadap pasar. Walaupun industri mereka tengah tumbuh,
mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari tahu
mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan
dapat memperbaiki daya saingnya. Oleh karena perusahaan di Kuadran 2 berada di
industri dengan pasar yang bertumbuh cepat, biasanya yang menjadi pilihan
pertama untuk dipertimbangkan adalah strategi insentif (sebagai kebalikan dari
strategi integratif atau diversifikasi). Namun demikian, jika perusahaan kurang
memiliki kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif, maka alternatif lainnya
adalah integrasi horizontal. Sebagai pilihan terakhir, perusahaan dapat
mempertimbangkan untuk melakukan divestasi atau melakukan likuidasi. Divestasi
dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau
membeli kembali saham.
Perusahaan
yang berada di dalam Kuadran 3 bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat
serta memiliki posisi kompetitif lemah.
Perusahaan dalam kondisi ini harus segera membuat perubahan drastis untuk
menghindari penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan
(penciutan) biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali.
Strategi alternatifnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat
ini ke bisnis yang lain (diversifikasi). Jika kesemuanya itu gagal, pilihan
terakhir untuk bisnis di Kuadran 3 adalah divestasi atau likuidasi.
Perusahaan
yang berada di dalam Kuadran 4 memiliki posisi kompetitif yang kuat namun
berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk mengadakan
program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang lebih menjanjikan:
karakteristik perusahaan di Kuadran 4 memiliki tingkat arus kas yang tinggi
serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering kali dapat
menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak terkait dengan berhasil. Perusahaan di Kuadran 4 juga bisa melakukan usaha
patungan.
|
Untuk membangun sebuah PERADABAN dibutuhkan KREATIVITAS, SEMANGAT dan KERJA KERAS Bukan sekedar simbol atau pilihan Tetapi juga REKAM JEJAK yang akan kita tinggalkan... ( Niar Villario )
Senin, 14 November 2016
Perbedaan Matriks SWOT, SPACE Matrix,BCG matrix,IE Matrix,dan GSM Matrix
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar