HUKUM RASA PERCAYA DIRI DAN ANTUSIASME YANG TINGGI
Jika sebuah tim meraih kemenangan, rasa percaya diri dan antusiasme
akan tinggi. Jika rasa percaya diri dan antusiasmenya tinggi, tim itu
berada dalam posisi untuk meraih kemenangan. Ketika anda menang, rasa
sakitnya tidak terasa. Jadi manakah yang dicapai terlebih dulu: rasa
percaya diri & antusiasme yang tinggi atau kemenangan ? Saya
percaya bahwa biasanya rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi
lebih dulu dicapai. Mengapa ? Karena rasa percaya diri dan antusiasme
yang tinggi memperbesar semua hal positif yang terjadi pada sebuah tim.
4 TAHAP RASA PERCAYA DIRI DAN ANTUSIASME
Mungkin anda berkata, “ Baiklah saya setuju. Ketika anda menang, rasa sakitnya tidak terasa. Rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi itu bagus buat tim. Masalahnya, bagaimana caranya mendapatkan rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi ?” Jika anda adalah seorang pemain, anda harus memiliki sikap yang baik, selalu memberikan yang terbaik, dan mendukung orang – orang dalam tim anda, baik pemain maupun pemimpin. Jika anda memiliki sedikit pengaruh, tingkatkanlah pengaruh itu dengan memberi teladan kesempurnaan.
Mungkin anda berkata, “ Baiklah saya setuju. Ketika anda menang, rasa sakitnya tidak terasa. Rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi itu bagus buat tim. Masalahnya, bagaimana caranya mendapatkan rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi ?” Jika anda adalah seorang pemain, anda harus memiliki sikap yang baik, selalu memberikan yang terbaik, dan mendukung orang – orang dalam tim anda, baik pemain maupun pemimpin. Jika anda memiliki sedikit pengaruh, tingkatkanlah pengaruh itu dengan memberi teladan kesempurnaan.
Namun jika anda adalah salah satu pemimpin tim, tanggungjawab
anda lebih besar. Anda harus memberikan teladan kesempurnaan, namun itu
saja tidak cukup. Untuk menciptakan sebuah tim pemenang, anda juga
harus membantu orang yang anda pimpin untuk lebih mengembangkan rasa
percaya diri dan antusiasme dan kemampuan untuk terus berkembang. Kunci
untuk mengetahui apa yang harus dilakukan bisa ditemukan dalam keempat
tahapan rasa percaya diri dan antusiasme berikut:
Tahap 1: Rasa percaya diri dan antusiasme SANGAT RENDAH – sang pemimpin harus melakukan segalanya.
Tidak ada hal yang lebih menyedihkan daripada berada dalam sebuah tim yang anggotanya tidak benar – benar berada di sana. Jika keadaannya seperti itu, tim biasanya bersikap negatif, malas, atau tidak memiliki harapan. Itulah suasana yang sering kali ditemukan dalam tim yang kalah.Jika anda berada dalam situasi seperti itu, lakukanlah hal berikut ini:
Tidak ada hal yang lebih menyedihkan daripada berada dalam sebuah tim yang anggotanya tidak benar – benar berada di sana. Jika keadaannya seperti itu, tim biasanya bersikap negatif, malas, atau tidak memiliki harapan. Itulah suasana yang sering kali ditemukan dalam tim yang kalah.Jika anda berada dalam situasi seperti itu, lakukanlah hal berikut ini:
Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai kondisi tim anda sesungguhnya.
Mulailah dengan mencari hal apa yang tidak dilakukan tim itu dengan
benar. Mulailah dengan memperbaiki yang rusak. Tentu itu saja tidak
akan memberikan rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi pada tim,
namun setidaknya membuat para pemain tidak lagi memiliki alasan untuk
tetap memiliki rasa percaya diri dan antusiasme yang rendah.
Tumbuhkanlah kepercayaan. Sebuah tim hanya
akan berubah jika orang – orangnya percaya pada diri sendiri. Sebagai
pemimpin, anda harus menumbuhkan kepercayaan itu. Tunjukkan bahwa anda
percaya pada diri sendiri dan pada mereka.
Ciptakan energi. Semangat untuk berubah namun
tanpa disertai energi untuk melakukannya hanya membuat orang frustasi.
Untuk memberikan lebih banyak energi pada tim, anda perlu bersikap
enerjik. Bekerjalah dengan penuh energi dalam jangka waktu yang cukup
lama, maka seseorang dalam tim pada akhirnya akan mengikuti anda. Lalu
seorang lagi. Akhirnya, energinya pun akan menyebar.
Komunikasikan pengharapan. Kebutuhan terdalam
para pemain pada tahapan ini adalah pengharapan. Seperti yang dikatakan
oleh Napoleon Bonaparte, “Pemimpin adalah orang yang memberikan
pengharapan.” Bantulah mereka melihat kemampuan tim.
Dalam tahap pertama, satu-satunya cara untuk mengawalinya
adalah dengan mulai melakukannya sendiri. Sebagai pemimpin, anda tidak
boleh menunggu orang lain untuk memulai.
Tahap 2: Rasa percaya diri dan antusiasme yang RENDAH – sang pemimpin harus melakukan hal – hal yang produktif.
Awalnya, setiap gerakan adalah kemenangan yang layak dicatat. Namun untuk menciptakan rasa percaya diri dan antusiasme yang positif, anda harus bergerak lebih cepat. Anda harus produktif. Kenyataannya, anda tidak mungkin mengemudikan mobil yang diparkir! Gerak tim anda.
Awalnya, setiap gerakan adalah kemenangan yang layak dicatat. Namun untuk menciptakan rasa percaya diri dan antusiasme yang positif, anda harus bergerak lebih cepat. Anda harus produktif. Kenyataannya, anda tidak mungkin mengemudikan mobil yang diparkir! Gerak tim anda.
Berikan contoh perilaku yang mendatangkan hasil.
Orang melakukan apa yang mereka lihat. Cara terbaik bagi mereka untuk
mempelajari apa yang anda harapkan dari mereka adalah dengan memberikan
contoh dari diri anda sendiri.
Kembangkan hubungan dengan orang-orang berkemampuan tinggi. Untuk
membuat tim bergerak ke arah yang benar, anda membutuhkan pemain –
pemain yang produktif. Dalam tahapan ini, tim anda mungkin memiliki
beberapa orang yang produktif. Jika ya, kembangkanlah hubungan dengan
mereka. Jika tidak, carilah orang – orang yang bisa menjadi produktif,
dan mulailah dari mereka. Jangan meminta terlalu banyak dan terlalu
cepat dari mereka. Pemimpin terlebih dulu menyentuh hati sebelum
meminta tolong. Itulah sebabnya anda harus mengawalinya dengan membina
hubungan.
Raihlah kemenangan – kemenangan kecil dan ajaklah rekan-rekan satu tim melalui kemenangan – kemenangan itu.
Tidak ada yang bisa membantu orang bertumbuh dalam keterampilan dan
kepercayaan diri sebaik kemenangan. Itulah yang perlu anda berikan pada
anggota tim anda. Sekali lagi, mulailah dengan orang – orang yang
kemampuannya paling tinggi. Kemenangan kecil yang mereka alami akan
membantu anggota tim yang kurang berbakat untuk memperoleh kepercayaan
diri dan kesuksesan.
Komunikasikan visi anda.
Seperti yang telah saya jelaskan dalam Hukum Kompas, visi memberikan arahan dan rasa percaya diri. Teruslah mengingatkan visi pada orang – orang anda.
Ketika tim anda benar – benar bergerak, anda bisa mulai mengemudikannya.
Tahap 3: Rasa percaya diri dan antusiasme yang BIASA-BIASA SAJA – sang pemimpin harus melakukan hal – hal yang sulit.
Ingatkah anda seperti apa rasanya ketika pertama kali mendapatkan SIM ? Mungkin sebelumnya anda sering duduk di belakang kemudi dan membayangkan bagaimana rasanya mengemudi. Belakangan, setelah anda mendapatkan SIM dan diperbolehkan mengemudikan mobil, jalan – jalan saja mungkin sudah membuat anda senang. Tidak menjadi masalah ke mana anda pergi. Namun dengan bertambahnya usia, jalan – jalan saja tidak cukup. Memiliki tujuan menjadi makin penting.
Ingatkah anda seperti apa rasanya ketika pertama kali mendapatkan SIM ? Mungkin sebelumnya anda sering duduk di belakang kemudi dan membayangkan bagaimana rasanya mengemudi. Belakangan, setelah anda mendapatkan SIM dan diperbolehkan mengemudikan mobil, jalan – jalan saja mungkin sudah membuat anda senang. Tidak menjadi masalah ke mana anda pergi. Namun dengan bertambahnya usia, jalan – jalan saja tidak cukup. Memiliki tujuan menjadi makin penting.
Demikian juga halnya dengan tim. Membentuk dan menggerakan
sebuah tim adalah sebuah prestasi, namun ke mana tim anda bergerak itu
penting. Untuk berubah dari sekedar menggerakan tim menjadi menggerakan
tim ke arah yang benar, anda harus melakukan hal – hal yang sulit yang
membantu tim anda menjadi lebih baik dan mengembangkan rasa percaya
diri dan antusiasme yang tinggi. Anda harus:
Membuat perubahan – perubahan yang menjadikan tim lebih baik. Anda sudah memahami Hukum Mata Rantai.
Ingatlah bahwa pemimpin bertanggungjawab untuk meminimalkan kerusakan
yang bisa diakibatkan oleh seorang anggota tim karena kelemahan atau
sikapnya, dan memaksimalkan efektifitas seluruh anggota tim dengan
menempatkan mereka di posisi yang tepat. Sering kali tindakan ini
menuntut keputusan yang sulit.
Bisa dipercaya oleh para anggota tim anda.
Mendeskripsikan visi pada tim adalah satu hal. Membuat anggota tim
mempercayainya adalah hal yang berbeda. Naun anda harus melakukannya
jika ingin membangun rasa percaya diri dan antusiasme yang lebih
tinggi. Rekan – rekan anda harus mendukung anda sebagai pemimpin,
menerima nilai – nilai serta misi tim, dan menyelaraskan diri dengan
harapan anda. Jika anda bisa melakukan semuanya itu, anda akan membawa
tim anda ke tempat yang perlu dituju.
Mengkomunikasikan komitmen. Bagian dari proses
untuk memenangkan rasa percaya diri anggota tim adalah dengan
menunjukkan komitmen anda. Orang mempercayai pemimpinnya dulu baru
visinya. Jika anda terus – menerus memperlihatkan kompentensi yang
tinggi, karakter yang baik, dan komitmen yang kuat, anda telah
meletakkan landasan bagi mereka untuk mempercayai anda.
Mengembangkan dan memperlengkapi anggota tim untuk meraih kesuksesan.
Tidak ada yang lebih membangun rasa percaya diri dan antusiasme
daripada kesuksesan. Kebanyakan orang tidak mampu merih kesuksesan
seorang diri. Mereka membutuhkan bantuan dan itu adalah salah satu
alasan utama bagi siapa pun untuk memimpin mereka. Ketika berinvestasi
dalam diri anggota tim, anda pun membantu mereka dan tim anda meraih
kesuksesan.
Dua tahapan terberat dalam kehidupan sebuah tim adalah tahap pertama, ketika anda berusaha menggerakan tim yang berjalan di tempat, dan tahap ketiga,
ketika anda harus menjadi pelaku perubahan. Kedua tahap ini adalah
masa – masa di mana kepemimpinan paling dibutuhkan. Tahap ketiga sangat
menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Jika anda bisa sukses di
tahap ketiga, anda akan bisa menciptakan rasa percaya diri dan
antusiasme yang tinggi dalam tim anda.
Tahap 4: Rasa percaya diri dan antusiasme yang TINGGI – sang pemimpin hanya perlu melakukan hal-hal yang kecil.
Pada tahap keempat, tugas anda sebagai seorang pemimpin adalah membantu tim anda mempertahankan rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi serta kemampuan mereka untuk terus berkembang.
Pada tahap keempat, tugas anda sebagai seorang pemimpin adalah membantu tim anda mempertahankan rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi serta kemampuan mereka untuk terus berkembang.
Jagalah agar tim anda terfokus dan berada pada jalurnya.
Rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi membawa kemenangan dan
kemenangan mempertahankan rasa percaya diri dan antusiasme tetap tinggi.
Itulah sebabnya anda harus menjaga agar anggota – anggota tim
terfokus. Mereka tidak akan menang lagi jika mereka kehilangan fokus
atau menyimpang dari jalurnya. Ingatlah, semakin jauh jarak yang ingin
anda tempuh, semakin buruk pula akibat yang ditimbulkan oleh arah yang
keliru. Jika anda ingin menyeberang jalan, menyimpang satu atau dua
derajat tidak akan berakibat besar. Namun jika anda ingin menyeberang
samudra, salah perhitungan beberapa derajat saja bisa membawa anda
dalam kesulitan besar.
Komunikasikanlah kesuksesan yang telah diraih.
Mengetahui apa saja yang sudah mereka lakukan dengan benar membuat
orang tetap berada di jalurnya. Anda bisa menunjukkan hal itu dengan
cara mengomunikasikan kesuksesan yang telah diraih oleh tim anda. Tidak
ada yang lebih meningkatkan rasa percaya diri dan antusiasme daripada
meraih kemenangan dan merayakannya.
Singkirkan perusak rasa percaya diri dan antusiasme.
Begitu tim anda bergerak ke arah yang benar, pastikan agar mereka terus
bergerak. Kemampuan untuk terus meningkat adalah sahabat terbaik
seorang pemimpin. Pemimpin bisa melihat hal – hal yang belum dilihat
anggotanya, jadi mereka harus melindungi tim dari hal – hal yang akan
merugikan tim.
Izinkan pemimpin lain untuk memimpin. Seorang
pemimpin yang menyiapkan anggota tim lainnya untuk memimpin dan
kemudian melepaskan mereka untuk melakukannya, mencapai dua hal.
Pertama, ia menggunakan kemampuan tim untuk terus berkembang – yang
memang sudah mereka miliki – untuk menciptakan pemimpin – pemimpin baru
bagi tim. Lebih mudah membuat pemimpin – pemimpin baru meraih
kesuksesan jika mereka menjadi bagian dari tim yang sukses. Kedua, ia
meningkatkan kepemimpinan tim. Hal itu membuat timnya jauh lebih
sukses. Seorang pemimpin yang terus melakukan hal itu menciptakan siklus
kesuksesan yang meningkatkan rasa percaya diri dan antusiasme
orang-orangnya.
KISAH HIDUP DICK DAN RICK HOYT
Ada cerita tentang sebuah tim di mana tiap – tiap anggotanya terus saling memotivasi dan membangun sehingga rasa percaya diri dan antusiasme mereka tinggi. Mereka terus meraih kemenangan sekalipun merasa sakit.
Ada cerita tentang sebuah tim di mana tiap – tiap anggotanya terus saling memotivasi dan membangun sehingga rasa percaya diri dan antusiasme mereka tinggi. Mereka terus meraih kemenangan sekalipun merasa sakit.
Mereka adalah tim ayah dan anak, Dick dan Rick Hoyt.
Ketika Rick Hoyt
dilahirkan pada tahun 1962, orangtuanya memiliki harapan yang biasanya
dimiliki oleh orang tua yang baru pertama kali memperoleh anak. Namun
kemudian mereka menyadari bahwa menjelang kelahirannya, tali pusarnya
melilit leher Rick sehingga mengurangi pasokan oksigen ke otaknya. Rick
didiagnosis menderita kelumpuhan otak. “Ketika ia berusia delapan
bulan,” Kenang ayahnya Dick, “para dokter menyarankan agar kami
membiarkannya meninggal saja – karena hidup anak itu tidak akan
berguna.” Namun orang tua Rick tidak mau melakukan itu. Mereka bertekad
membesarkan anak itu seperti anak-anak lainnya.
Kadang
kala itu sulit. Tangan dan kaki Rick lumpuh. Ia pun tidak bisa
berbicara karena kemampuannya untuk mengendalikan lidah terbatas. Namun
orang tua Rick berusaha mengajarinya sebisa mungkin dan melibatkannya
dalam kegiatan keluarga. Ketika Rick berusia sepuluh tahun, kehidupannya
berubah. Para insinyur dari Tufts University menciptakan sebuah
alat yang membuatnya bisa berkomunikasi dengan komputer. Kata pertama
yang ia ketik dengan susah payah adalah “Go Bruins”. Saat itulah
keluarganya, yang sudah mengikuti permainan tim Boston Bruins NHL,
menyadari bahwa Rick adalah seorang penggemar olahraga.
Pada tahun 1975, setelah perjuangan yang panjang, keluarganya
akhirnya mampu menyekolahkan Rick di sekolah umum, di mana ia berhasil
sekalipun kemampuan fisiknya terbatas. Dunia Rick pun berubah. Bahkan
dua tahun kemudian, ketika Rick mendengar bahwa akan diadakan
pertandingan lari sejauh lima kilometer untuk mengumpulkan dana demi
membantu seorang atlet muda yang lumpuh karena kecelakaan, ia
memberitahu ayahnya bahwa ia ingin ikut.
Dick, seorang pensiunan Letnan Kolonel dalam Air National Guard
berada di akhir usia tiga puluhan dan kebugarannya payah. Namun ia
setuju untuk berlali sambil mendorong putranya dengan kursi roda.
Ketika mereka melewati garis finish (posisi kedua dari terakhir), Dick
ingat bahwa Rick menunjukkan “senyuman terlebar yang pernah anda lihat
seumur hidup anda”. Setelah perlombaan itu, Rick menulis pesan
sederhana ini, “Ayah saya merasa saya bukan anak cacat.” Semenjak hari
itu, kehidupan mereka tidak pernah sama lagi.
Apakah yang dilakukan seorang ayah ketika putranya, yang tidak
pernah lepas dari kursi roda, mengatakan bahwa ia ingin mengikuti
perlombaan? Ia menjadi tangan dan kaki bagi putranya. Hari itulah “Tim ayah dan Anak Hoyt”
lahir. Dick membelikan kursi roda balat yang lebih canggih untuk Rick.
Lalu remaja lumpuh dan ayah yang tidak begitu bugar ini pun mulai lari
bersama–sama, tidak asal-asalan. Tidak lama kemudian, mereka berlatih
dengan serius dan pada tahun 1981, mereka berlari bersama di Maraton
Boston untuk pertama kalinya. Semenjak hari itu, mereka selalu
mengikuti Maraton Boston selama 20 tahun.
Selama empat tahun mengikuti maraton, keduanya memutuskan
bahwa mereka siap menghadapi tantangan lainnya : trialon, yang
menggabungkan renang, bersepeda, dan lari. Itu bukanlah sebuah tantang
kecil, khususnya karena Dick harus belajar berenang! Namun ia
melakukannya juga. Dick menjelaskan, “Dialah yang memotivasi saya
karana jika bukan karena dia, saya tidak akan mengikuti perlombaan.
Saya hanya meminjamkan tangan dan kaki saya pada Rick agar ia bisa ikut
berlomba seperti anak-anak lain.”
Dari semua pertandingan yang ada di dunia, yang paling dianggap berat adalah Triatlon Ironman
di Hawaii. Lombanya terdiri dari tiga babak: renang sejauh 3,8 Km,
Balap sepeda sejauh 180 Km, dan lari maraton sejauh 42,1 Km. Itu adalah
ujian stamina yang benar – benar berat. Pada tahun 1989, Dick dan Rick
mengikuti lomba ini bersama – sama. Untuk bagian renang, Dick menarik
sebuah perahu kecil yang dinaiki Rick. Lalu ia bersepeda sejauh 180 Km
sementara Rick duduk di stang kemudinya.
Ketika tiba saatnya untuk berlari, Dick kelelahan.
Namun dalam situasi – situasi seperti itulah Hukum rasa
percaya diri dan antusiasme yang tinggi berlaku. Dick terus mengingat
kata-kata putranya,
“Ketika sedang berlari, sepertinya cacat saya hilang. Inilah
satu-satunya tempat di mana saya merasa sama dengan orang lain. Dengan
segala umpan balik positif yang saya terima, saya sama sekali tidak
merasa cacat. Malah saya merasa sebagai orang cerdas tanpa keterbatasan
apa pun.”
Ketika anda menang, sakitnya tidak terasa. Dengan terus
berlari, Dick meraih kemenangan demi putranya dan itulah yang menjadikan
semua latihan serta rasa sakitnya layak dilalui.
Dick mendudukkan Rick di atas kursi rodanya dan mereka pun
berangkat untuk menyelesaikan lomba Ironman itu. Keduanya menyelesaikan
lomba dalam 13 jam 43 menit – catatan waktu yang sangat baik.
Semenjak itu, Rick telah meraih gelar universitasnya dan
bekerja di Boston University, membantu merancang sistem komputer bagi
orang – orang cacat. Tentu saja ia tetap berlomba bersama ayahnya,
yang saat buku ini ditulis sudah berusia lebih dari 60 tahun. Sejak
Maret 2001, Tim ayah dan anak Hoyt telah mengikuti 731 perlombaan.
Mereka mengikuti 53 maraton dan 135 triatlon, termasuk 4 perlombaan
dengan jarak Ironman. Mereka akan terus berlari. “Tidak ada hal di dunia
ini yang tidak bisa kami lakukan bersama,” kata Dick. Memang sudah
sepantasnya Dick menyadarinya. Selama hampir 25 tahun, ia dan rekannya
telah menuai imbalan dari Hukum Rasa Percaya Diri dan Antusiasme yang
Tinggi.
KESIMPULAN
Jika sebuah tim memiliki rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi, prestasi orang-orangnya naik ke tingkatan yang benar – benar baru. Tim memfokuskan diri pada kemampuannya, bukan pada masalah-masalahnya. Para anggota tim menjadi lebih berkomitmen dan lebih mudah bagi semua orang untuk bersikap tidak mementingkan diri sendiri. Para anggota tim percaya diri dan rasa percaya diri membantu mereka berprestasi pada tingkatan yang lebih tinggi. Ketika anda menang, sakitnya tidak terasa.
Jika sebuah tim memiliki rasa percaya diri dan antusiasme yang tinggi, prestasi orang-orangnya naik ke tingkatan yang benar – benar baru. Tim memfokuskan diri pada kemampuannya, bukan pada masalah-masalahnya. Para anggota tim menjadi lebih berkomitmen dan lebih mudah bagi semua orang untuk bersikap tidak mementingkan diri sendiri. Para anggota tim percaya diri dan rasa percaya diri membantu mereka berprestasi pada tingkatan yang lebih tinggi. Ketika anda menang, sakitnya tidak terasa.
Ketika sebuah tim kalah, terjadi efek sebaliknya. Para pemain
memfokuskan diri pada masalah mereka. Tingkat komitmen semua orang
rendah. Tim mengusir anggotanya, bukan menarik anggota, dan semua orang
mulai mementingkan dirinya sendiri lebih daripada rekan-rekan satu
timnya. Jika anda kalah, segalanya terasa menyakitkan.
#16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar