Sabtu, 02 Februari 2019

17 HUKUM TEAMWORK #17 ( Hukum Hasil Investasi)

HUKUM HASIL INVESTASI

Semua kisah yang sudah anda baca dalam 17 hukum teamwork ini adalah tentang orang – orang yang berinvestasi dan mencurahkan diri dalam anggota tim mereka. Investasi – investasi mereka memberikan hasil yang besar.  
Investasi Gordon Betune, yaitu kepercayaan, menyelamatkan bisnis Continental dan pekerjaan 14.000 karyawannya. Investasi Bernie Marcus dan Arthur Blank membuahkan hasil bagi karyawan – karyawan yang memiliki saham di Home Depot, termasuk sekitar 1.000 karyawan yang menjadi jutawan. Investasi Lily Tartikoff dalam diri orang – orang telah membuahkan hasil dalam bidang penelitian kanker. Waktu, uang, dan upaya yang kita berikan untuk mengembangkan anggota – anggota tim tidak langsung mengubah tim dalam waktu semalam, namun mengembangkan mereka selalu membuahkan hasil. Investasi dalam diri tim akan memberikan hasil seiring dengan berjalannya waktu. Inilah kekuatan Hukum Hasil Investasi.

Hukum Hasil Investasi

10 LANGKAH MEMBANGUN TIM ANDA
Saya yakin banyak orang tahu bahwa berinvestasi dalam membangun tim akan menguntungkan semua orang dalam tim itu. Pertanyaannya bukanlah mengapa, namun bagaimana. Saya akan membagikan 10 langkah yang bisa anda lakukan untuk berinvestasi dalam tim anda. Anda bisa menerapkan praktik ini, baik anda adalah pemain atau pelatih, atasan atau bawahan, pengikut atau pemimpin. Selalu ada seseorang di dalam tim yang bisa mengambil keuntungan dari apa yang bisa anda berikan. Ketika semua orang dalam tim berinvestasi, keuntungannya adalah seperti bunga majemuk: berlipat ganda. Inilah cara untuk mengawalinya:

Investasi di tim 
1. Ambillah keputusan untuk membangun tim – ini mengawali investasi tim anda
Dikatakan bahwa setiap perjalanan diawali dengan langkah pertama. Memutuskan bahwa anggota tim layak untuk dikembangkan adalah langkah pertama untuk membangun tim yang lebih baik. Hal ini membutuhkan komitmen.

2. Kumpulkan anggota terbaik yang bisa anda peroleh – ini meningkatkan potensi
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, semakin baik orang yang ada dalam tim, semakin besar pula potensinya. Hanya ada satu jenis tim yang sebaiknya tidak anda tinggalkan atau berusaha dan menemukan pemain terbaik lainnya: keluarga anda. Anda harus setia pada rekan satu tim anda itu dalam keadaan apa pun. Namun jenis tim lainnya bisa memperoleh keuntungan dari merekrut orang terbaik yang ada.

3. Bayarlah harga – ini memastikan pertumbuhan tim
Anda harus membayar harga untuk mengembangkan tim. Anda harus mendedikasikan waktu yang bisa anda gunakan untuk produktivitas pribadi. Anda harus menggunakan uang yang bisa digunakan untuk keuntungan pribadi. Kadang kala anda harus menyisihkan agenda pribadi anda. Namun keuntungan yang akan diterima orang lain dan tim anda akan sepadan dengan harganya. Segala hal yang anda berikan adalah investasi

4. Lakukan semuanya bersama-sama sebagai tim – ini membentuk komunitas
Sekali waktu saya membaca pernyataaan, “Setelah melalui permainan kehidupan, perasaan kerja samalah yang akan anda ingat. Anda akan melupakan pertandingannya, tembakannya, dan angkanya, namun anda tidak akan pernah melupakan rekan satu tim anda.” Pernyataan ini menggambarkan komunitas yang berkembang di antara rekan satu tim yang meluangkan waktu untuk melakukan hal bersama – sama. 

Satu-satunya cara untuk mengembangkan komunitas dan rasa saling terikat di antara rekan satu im adalah dengan membuat mereka berkumpul bersama, tidak hanya secara profesional, namun juga secara pribadi. Ada sangat banyak cara untuk membuat diri anda terhubung dengan rekan satu tim anda. Banyak keluarga yang ingin mempererat ikatan di antara anggota – anggotanya menemukan bahwa berkemah itu efektif. Rekan – rekan bisnis bisa bersosialisasi di luar kerja (dengan cara yang tepat). Tempat dan waktunya tidaklah penting, yang penting semua anggota tim memiliki pengalaman bersama.

5. Budayakan tanggungjawab dan otoritas – ini membangkitkan pemimpin baru
Pertumbuhan terbesar seringkali adalah hasil uji coba pengalaman pribadi. Tim mana pun yang ingin melangkah ke tingkatan prestasi dan kepmimpinan yang lebih tinggi harus memberi anggota timnya otoritas dan tanggungjawab. Jika anda adalah pemimpin tim, jangan melindungi posisi atau berusaha menimbun kekuasaan anda. Bagikanlah itu. Hanya dengan cara itulah anda bisa memberdayakan tim.

Prinsip teamwork 
6. Pujilah kesuksesan tim – ini meningkatkan moral
Mark Twain mengatakan, “Saya bisa hidup selama dua bulan dengan sebuah pujian.” Itulah yang dirasakan oleh kebanyakan orang. Mereka bersedia bekerja keras jika usaha mereka diakui. Inilah alasan mengapa Napoleon Bonaparte mengamati, “Seorang tentara akan berperang lama dan sungguh – sungguh untuk sebuah pita berwarna.” Pujilah rekan satu tim anda. Bicarakan prestasi mereka. Jika anda adalah pemimpin, terimalah kesalahannya namun jangan ambil pujiannya. Lakukan itu dan tim akan selalu berjuang untuk anda.

7. Awasi agar investasi anda berhasil – ini menumbuhkan tanggungjawab
Jika anda menginvestasikan uang anda, anda mengharapkan hasilnya. Mungkin bukan saat ini, namun anda pasti menginginkanya seiring berjalannya waktu. Bagaimana anda bisa tahu apakah investasi itu untung atau rugi ? Anda harus mengamati dan menilai kemajuannya.
Hal yang sama berlaku saat berinvestasi dalam diri orang lain. Anda harus mengamati apakah waktu, energi, dan sumber daya yang anda tanamkan dalam diri mereka membuahkan hasil. Beberapa orang bisa berkembang dengan cepat, yang lain lebih lambat merespon. Itu tidak apa-apa. Hasil utama yang ingin anda lihat adalah kemajuan.

8. Hentikan investasi pada pemain yang tidak bertumbuh – ini menghilangkan kerugian bagi tim
Salah satu pengalaman tersulit bagi anggota tim, siapa pun ia, adalah meninggalkan rekan satu tim mereka. Namun itulah yang harus anda lakukan jika seseorang dalam tim tidak mau bertumbuh atau berubah demi keuntungan anggota tim. Bukan berarti anda tidak mengasihi orang itu. Anda hanya harus berhenti menggunakan waktu untuk berusaha berinvestasi dalam seseorang yang tidak akan atau tidak bisa membuat tim itu menjadi lebih baik

9. Ciptakan peluang baru bagi tim – ini memungkinkan perkembangan tim
Tidak ada investasi lain yang lebih besar dalam membangun tim daripada memberinya peluang baru. Ketika sebuah tim diberi kesempatan untuk mengambil tanggungjawab atau menghadapi tantangan baru, mereka juga harus meningkatkan upaya untuk menyelesaikannya. Proses itu tidak hanya memberi kesempatan pada tim untuk bertumbuh, namun juga menguntungkan setiap anggotanya. Semua orang memiliki kesempatan untuk bertumbuh hingga mencapai kemampuan terbaiknya.

10. Berikanlah kesempatan terbaik bagi tim untuk sukses – ini menjamin hasil besar
James E. Hunton mengatakan, “Datang bersama-sama adalah awalnya. Bertahan bersama adalah kemajuan. Bekerja bersama adalah kesuksesan.” Salah satu tugas terpenting yang bisa anda tangani adalah menyingkirkan hambatan sehingga tim itu memiliki peluang terbaik untuk bekerja meraih kesuksesan. Jika anda adalah anggota tim, hal itu bisa berarti mengorbankan hak pribadi atau membantu yang lain untuk bekerja sama lebih baik lagi. Jika anda adalah seorang pemimpin, anda harus menciptakan lingkungkan yang membuat tim lebih enerjik dan menyediakan apa pun yang dibutuhkan setiap orang, kapan pun ia membutuhkannya, agar tim itu bisa meraih kesuksesan.
DeMatha dan Morgan Wootten

KISAH HIDUP MORGAN WOOTTEN
Ketika diminta untuk menyebutkan nama pelatih basket terbesar sepanjang masa, kebanyakan orang akan menyebut nama Red Auerbach atau John Wooden. Namun tahukah anda apa yang dikatakan oleh John Wooden, pelatih UCLA yang disebut Tukang Sihir dari Westwood itu, mengenai Morgan Wootten ? Pujianya menunjukkan pemahaman yang mendalam,”Orang-orang mengatakan bahwa Morgan Wootten adalah pelatih sekolah menengah atas terbaik di negara ini. Saya tidak sependapat. Saya tidak mengenal pelatih yang lebih baik daripada Wootten di tingkatan mana pun, baik di sekolah menegah atas, universitas, maupun profesional. Saya pernah mengatakannya dan akan saya katakan lagi:saya sangat mengaguminya.”

Dematha 
Itu adalah rekomendasi yang sangat kuat dari orang yang memenangkan sepuluh kejuaraan NCAA dan melatih beberapa pemain basket yang paling berbakat, termasuk Kareem Abdul-Jabbar (Ketika Kareem bersekolah di Power Memorial Academy, timnya hanya pernah kalah satu kali, yaitu ketika melawan tim dari Morgan Wootten!)

Morgan Wootten tidak pernah berencana untuk melatih sebuah tim. Ia adalah seorang atlet yang lumayan di sekolah menengah, namun tidak istimewa. Akan tetapi, ia adalah seorang pembicara yang sempurna. Ketika bertambah dewasa, ambisinya adalah menjadi seorang pengacara. Namun ketika berusia 19 tahun, seorang teman mengelabuhinya sehingga ia menerima pekerjaan sebagai pelatih baseball bagi anak-anak yatim piatu. Ia sendiri tidak mengenal permainan ini. Tim itu pun tidak memiliki seragam atau peralatan. Sekalipun mereka berusaha keras, anak-anak itu kalah dalam semua pertandingan mereka.
Dalam musim bertanding pertama itulah Wootten jatuh cinta pada anak-anak itu. Ketika mereka memintanya kembali untuk melatih mereka bermain rugbi, ita tidak bisa menolak. Lagipula, ia juga pernah bermain rugbi di sekolah menengah atas, jadi ia mengetahui sesuatu mengenai permainan itu. Tim yatim piatu itu ternyata tidak terkalahkan dan memenangkan kejuaraan Catholic Youth Organization (CYO) di Washington D.C. Namun yang lebih penting, Wootten mulai menyadari bahwa ia ingin menanamkan waktunya dalam diri anak-anak, bukan pada kasus-kasus di pengadilan.

Bahkan dalam tahun pertama itu, ia telah membuat perbedaan dalam hidup mereka. Ia ingat seorang anak laki-laki, yang suka mencuri dan sering diantarkan kembali ke panti asuhan oleh polisi. Dalam istilah baseball ita menggambarkan anak ini “sudah mengantongi dua setengah strike” – dan sebentar lagi akan dikeluarkan (out). Wootten memberitahu anak itu bahwa ia sedang menuju masalah besar, namun ia juga membinanya. Wootten mengenang, 

  “Kami mulai melewatkan waktu bersama-sama. Saya mengajak dia ke rumah saya dan ia menyukai hidangan ibu saya. Ia melewatkan akhir pekan bersama kami. Ia berteman dengan saudara laki-laki dan perempuan saya. Ia masih berada di Washington saat ini, cukup berprestasi, dan dikenal oleh banyak orang. Siapa pun dengan bangga akan menyebutnya anak mereka. Padahal dulunya ia terikat dengan kejahatan dan penjara, bahkan mungkin lebih parah lagi, hingga seseorang memberinya perhatian terbesar yang bisa diberikan orang tua pada anaknya: waktu.”   

Semenjak saat itu, memberikan hidup pada orang-orang di dalam tim adalah sesuatu yang dilakukan Wootten setiap saat. Pelatih basket NCAA, Marty Fletcher, seorang mantan pemain dan asisten Wootten, merangkum bakat Wootten seperti ini, “Rahasianya adalah menjadikan siapa pun yang bersamanya merasa seperti orang terpenting di dunia.”
Tidak lama kemudian, Wootten diundang untuk menjadi asisten pelatih di sebuah sekolah menengah lokal yang terkenal. Lalu dengan bebeberapa tahun penalaman, ia menjadi kepala pelatih di Sekolah Menengah Atas DeMatha.

Ketika ia mulai bekerja di sekolah ini pada tahun 1956, Wootten mengasuh sekian banyak tim yang kalah. Ia mengumpulkan semua siswa yang ingin bermain olahraga di DeMatha dan mengatakan pada mereka, 
 
DeMatha Morgan Wootten
“Anak-anak, segalanya akan berubah. Saya tahu prestasi tim-tim DeMatha payah selama beberapa tahun terakhir ini, namun itu semua sudah berakhir: Kita akan memenangkan DeMatha dan membangun tradisi kemenangan. Mulai saat ini juga… Namun izinkan saya memberitahu kalian bagaimana caranya. Kita akan bekerja lebih keras daripada semua tim yang ada .. Dengan banyak kerja keras, disiplin, dan dedikasi, orang akan mendengar mengenai kita dan menghormati kita, karena DeMatha akan menjadi pemenang.”

Tahun itu, tim rugbinya memenangkan separuh dari pertandingan mereka. Ini adalah prestasi yang cukup baik. Dalam basket dan baseball, mereka menjadi juara divisi. Tim-timnya telah meraih kemenangan semenjak saat itu. DeMatha sudah lama dianggap sebagai sebuah dinasti.

Pada tanggal 13 Oktober 2000, nama Wootten dimasukkan dalam Naismith Basketball Hall of Fame di Springfield, Massachusetts. Pada saat itu, timnya telah mengumpulkan rekor kemenangan sejumlah 1.210 kali dan 183 kekalahan. Selama bertahun-tahun, lebih dari 250 pemainnya memenangkan beasisiwa untuk kuliah. 12 pemain dari tim sekolah menengah atasnya terus bermain dalam NBA.

Memenangkan pertandingan dan kehormatan bukanlah hal yang paling menggembirakan Wootten. Berinvestasi mengembangkan diri anak-anaklah yang paling membuatnya senang. Wootten berkata,
  “Pelatih pada setiap tingkatan cenderung melupakan tujuan mereka sesekali, terutama setelah mereka berhasil meraih kesuksesan. Mereka mulai membuat segalanya berjalan dengan salah karena bekerja semakin keras mengembangkan tim dengan memanfaatkan anak-anak mereka. Perlahan – lahan mereka lupa bahwa tujuan mereka yang sesungguhnya adalah mengembangkan anak-anak dengan menggunakan tim itu.”
Sikap Wootten menuai hasil, bukan saja untuk timnya, melainkan juga untuk semua anggota tim. Misalnya saja, dalam 26 tahun berturut-turut, setiap anak asuh kelas akhir Wootten memperoleh beasiswa untuk kuliah, bukan hanya para pemain pembuka, melainkan juga para pemain cadangan. Asisten pelatih Penn State, Cuck Swenson, menyimpulkannya, “Seandainya anda tahu bahwa anak itu bukan pemain yang hebat, namun jika ia adalah pemain dari DeMatha, ia akan membantu program anda. Dengan Morgan, anda tahu bahwa anda mendapatkan anak berkualitas, yang akan mendapatkan nilai baik dan mau bekerja keras bagi anda.” 

Buku Basket Morgan Wootten 
Gary Williams, kepala pelatih University of Maryland, sependapat mengenai kualtias pemain-pemainnya, “Pemain-pemain dalam tim Morgan memiliki dasar yang kuat, melakukan begitu banyak hal dengan benar, sehingga mungkin mereka tidak akan terlalu meningkat sebanyak anak-anak lain yang belum dilatih sebaik itu … Mereka bukanlah anak berbakat yang mentah. Mereka adalah bakat-bakat yang telah disempurnakan.” Hebatnya, komentar-komentar itu menggambarkan siswa-siswa sekolah menengah, bukan pemain-pemain universitas atau profesional.

Investasi dalam tim akan memberikan hasil seiring dengan berjalannya waktu. Morgan Wootten berinvestasi dalam pemain-pemainnya karena itu adalah tindakan yang benar dan karena ia peduli terhadap mereka. Sikap itu membuat pemainnya menjadi baik, timnya sukses, dan kariernya luar biasa. Dialah pelatih basket pertama yang telah memenangkan 1.200 pertandingan pada berbagai tingkatan. Mengembangkan orang selalu memberikan hasil. Inilah kekuatan dari Hukum Hasil Investasi.

KESIMPULAN
Jika tim anda saat ini tidak mengalami hal positif seperti yang diinginka, inilah saatnya untuk meningkatkan investasi anda. Membangun sebuah tim demi masa depan sama halnya dengan mengembangkan sebuah tabungan. Pada awalnya mungkin lambat, namun apa yang anda tanamkan akan memberikan hasil yang baik, mirip dengan cara bunga majemuk berperan dalam dunia keuangan. Cobalah, maka anda akan menemukan bahwa Hukum Hasil Investasi benar-benar efektif. Investasi dalam tim akan memberikan hasil seiring dengan berjalannya waktu. Itu pasti !

#17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar