Sabtu, 02 Februari 2019

17 HUKUM TEAMWORK #4 (Hukum Gunung Everest)

HUKUM GUNUNG EVEREST 

Apa reaksi alamiah pertama anda ketika sebuah tantangan menjadi lebih sulit ? Apakah anda memikirkannya seorang diri ? Apakah anda berusaha memecahkan masalah ini sendirian ? Apakah anda menjauhi orang lain untuk menghindari tekanannya ? Atau apakah anda mengandalkan rekan satu tim anda dan membiarkan mereka percaya pada anda ?

Jika anda belum melakukannya, ajarilah diri anda untuk mengandalkan tim anda. Anda tidak bisa mengalahkan tantangan yang besar seorang diri. Tenzing Norgay dengan yakin menyatakan, “Di atas sebuah gunung yang tangguh, anda tidak bisa meninggalkan rekan anda dan pergi ke puncak sendirian.”
Tuntutan untuk bekerja sama meningkat seiring dengan bertambah buruknya kesulitan yang harus dihadapi. Itulah hukum Gunung Everest.


 Hukum Gunung Everest

KISAH HIDUP TENZING NORGAY
 
Hanya seseorang yan pernah memanjat gunung yang sangat tinggilah yang tahu apa yang dibutuhkan untuk mencapai puncak. Selama 32 tahun, antara 1920 dan 1952, tujuh ekspedisi besar sudah mencoba dan gagal mencapai puncak gunung Everest. Tenzing Norgay mengikuti enam dari tujuh ekspedisi itu. Ia juga telah banyak memanjat gunung – gunung lainnya. Rekannya sesama pemanjat gunung bergurau bahwa Tenzing memiliki paru-paru ketiga karena kemampuannya untuk memanjat tanpa kenal lelah sambil membawa beban berat. Ia dihormati dan banyak belajar. Hal paling berharga yang bisa dipelajarinya adalah bahwa jangan ada seorang pun yang meremehkan kesulitan dalam pendakian. Dia telah melihat banyak orang yang meremehkan hal itu dan akhirnya mengorbankan diri mereka sendiri.

Tenzing Norgay 

Misalnya saja, ketika kondisi sebuah pendakaian menjadi sulit, Tenzing dan pemandu Sherpa lainnya memasang paku pada alas sepatu mereka. Namun George Frey, seorang pemanjat gunung yang berpengalaman, memutuskan untuk tidak menggunakan paku karena merasa tidak membutuhkannya. Ia tergelincir dan jatuh menemu ajalnya 300 meter di bawahnya. Tenzing menyesalkan kematian orang itu, namun pandangannya realistis. Mengenai para pemanjat gunung yang ceroboh ia menulis, “Seperti banyak orang sebelumnya, mereka meremehkan gunung yang hebat ini dan harus membayar harganya.”
 
Pada tahun 1953, Tenzing memulai ekspedisinya yang ketujuh ke Everest bersama sekelompok orang Inggris yang dipimpin oleh Kolonel John Hunt. Saat itu ia tidak hanya dihargai sebagai seorang pembawa barang tetapi juga sebagai pemanjat gunung dan anggota penuh ekspedisi – kehormatan yang tidak biasanya diberikan pada seorang Sherpa saat itu. Tahun sebelumnya ia mendaki hingga ketinggian lebih dari 8600 meter bersama tim dari Swiss. Ini adalah ketinggian maksimal yang pernah dicapai manusia saat itu.
 
Dalam perjalanan itu, Tenzing menjadi Sirdar bagi kelompok dari Inggris. Seorang Sirdar adalah pemimpin Sherpa yang akan mempekerjakan, menorganisasikan, dan memimpin portir untuk perjalanan itu. Bukan tugas yang sepele. Dengan harapan agara ada dua orang yang berangkat dari base camp berhasil mencapai puncak, tim itu membawa sepuluh orang pemanjat tinggi, termasuk orang Selandia Baru bernama Edmund Hillary. Bersama-sama, orang – orang itu akan membutuhkan dua setengah ton perlengkapan dan makanan. Ransum itu tidak bisa diangkut dengan truk atau dibawa melalui udara ke kaki gunung. Semuanya harus dikirim ke kathmandu dan dibawa di atas punggung mereka sejauh hampir 300 kilometer naik-turun bukit Himalaya, melintasi sungai melalui jembatan sempit yang terbuat dar papan kayu dan tali ke base camp. Tenzing harus mempekerjakan 200 hingga 300 orang hanya untuk membawa ransum itu ke sekitar gunung.

Ransum yang dibutuhkan oleh anggota tim yang berada di atas basecamp harus dibawa ke gunung oleh 40 orang portir lainnya, masing – masing adalah seorang Sherpa yang berpengalaman mendaki gunung. Sepertiga yang terbaik dari tim itu akan terus mendaki gunung membawa beban seberat 340kg, dengan beban masing – masing kurang lebih 14kg. Hanya Tenzing dan tiga portir lainnyalah yang memiliki kekuatan dan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai perkemahan di dekat puncak gunung itu.
 
Gunung Everest

Ketika mereka bergerak makin tinggi, kebutuhan akan kerjasama pun meningkat. Sekelompok orang akan menjadi lelah hanya karena mengangkat peralatan ke atas gunung untuk kelompok berikutnya. Tim beranggotakan dua orang akan mencari dan membuka jalan ke puncak gunung, membuat pijkn, serta mengikatkan tambang. Demikianlah mereka selesai mengerjakan tugasnya untuk membuat pijakan yang selanjujtnya bisa digunakan oleh tim lain. Mengenai kerja sama yang terjadi, Tenzing berkomentar, 

“Anda tidak bisa memanjat gunung seperti Everest dengan tergesa-gesa berusaha menyelesaikannya secepat mungkin atau berkompetisi dengan rekan anda. Anda harus melakukannya perlahan-lahan, dengan kerjasama yang tidak egois. Tentu saja saya ingin mencapai puncak seorang diri, itu adalah hal yang saya impikan seumur hidup. Namun jika kesempatannya jatuh ke tangan orang lain, saya akan menghadapinya sebagai seorang laki-laki dan tidak cengeng seperti bayi. Karena itulah Jalan Gunung.”
Tim dari para pemanjat ini menggunakan jalan gunung dan pada akhirnya membuka jalan bagi dua tim untuk mencapai puncak. Tim yang pertama terdiri dari Tom Bourdillon dan Charles Evans. Ketika mereka berusaha dan gagal, tim yang lain memperoleh kesempatan. Tim itu terdiri dari Tenzing dan Edmund Hillary. Tezing menuliskan mengenai tim yang pertama,

“Mereka kehabisan tenaga, sakit karena kelelahan dan tentu saja sangat kecewa karena tidak bisa mencapai puncak. Namu mereka tetap melakukan segala hal yang bisa mereka lakukan untuk menasihati dan membantu kami. Saya rasa itulah caranya bekerja di atas gunung. Itulah cara gunung membuat orang besar. Ke mana saya da Hillary bisa pergi jika tidak ada rekan-rekan yang lain ? Tanpa para pemanjat yang telah menyiapkan rutenya dan Sherpa yang telah membawa bebannya ? Tanpa Bourdillon dan Evans, Hunt dan Da Namgyal, yang mempersiapkan jalannya ? Tanpa Lowe dan Gregory, Ang hyima, Ang Tempra, dan Penba yang ada di sana hanya untuk membantu kami ? Hanya karena pekerjaan dan pengorbanan mereka semualah saat ini kami memiliki kesempatan untuk mencapai puncak.”
 
Edmund Hillary 

Mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Pada tanggal 29 Mei 1953, Tenzing Norgay dan Edmund Hillary melakukan hal yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun : Berdiri di puncak Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia !
Dapatkah Tenzing Norgay dan Edmund Hillary menyelesaikannya seorang diri ? Jawabannya tidak. Dapatkah mereka menyelesaikannya tanpa sebuah tim yang hebat ? Sekali lagi, jawabannya tidak. Mengapa ? Karena tuntutan untuk bekerja sama meningkat seiring dengan bertambah buruknya kesulitan yang harus dihadapi. Itulah Hukum Gunung Everest.
 
APA GUNUNG EVEREST ANDA ?
Anda mungkin bukan seorang pendaki gunung dan mungkin tidak ingin mencapai puncak gunung Everest. Namun saya berani bertaruh bahwa anda memiliki impian. Saya mengatakannya dengan penuh keyakinan karena jauh di dalam hati, semua orang memiliki impian, termasuk mereka yang belum menemukan apa sesungguhnya impian mereka. Jika anda memiliki impian, anda membutuhkan tim untuk mewujudkannya

Bagaimana anda membentuk tim untuk mewujudkan impian anda ? Saya rasa cara terbaik untuk mengawalinya adalah dengan mengajukan pertanyaan ini pada diri anda :

1. Apa impian saya ?
Semuanya diawali dengan pertanyan ini karena jawaban anda menyatakan apa yang bisa terjadi. Tidak banyak yang bisa terjadi tanpa impian. Agar sesuatu yang benar-benar bisa terjadi, dibutuhkan impian besar.

Apa yang ada di dalam hati anda ? Apa yang anda lihat bisa terjadi dalam hidup anda ? Apa yang ingin anda capai selama hidup di bumi ini ? Hanya sebuah impianlah yang akan mengatakannya pada anda. Jika ingin melakukan sesuatu yang besar, anda harus memiliki impian. Namun impian saja tidak cukup. Anda hanya bisa mewujudkan impian dengan menjadi bagian dari sebuah tim.

Teamwork kuat
2. Siapa anggota tim saya ?
Pertanyaan kedua ini akan mengatakan pada anda apa yang terjadi. Pertanyaan itu menentukan konisi anda saat ini. Potensi anda hanya sebaik tim anda. Itulah alasan mengapa anda harus memeriksa siapa yang bergabung dengan perjalanan anda. Seorang pendaki seperti Tenzing norgay, yang mendaki Gunung Everest dengan pendaki gunung terbaik di dunia, berhasil mencapai puncak. Impian yang besar dengan tim yang buruk berarti mimpi buruk.

3. Seperti apa seharusnya tim impian saya ?
Benar bahwa tim anda harus sesuai dengan ukuran impian anda. Jika tidak, anda tidak akan bisa mewujukannya. Anda tidak bisa mewujudkan impian di tingkatan sepuluh dengan tim berkualitas empat. Itu tidak akan terjadi. Jika ingin mendaki Gunung Everest, anda membutuhkan tim sekaliber Gunung Everest. Tidak ada cara lain untuk melakukannya. Lebih baik memiliki tim yang hebat dengan impian yang lemah daripada impian yang besar dengan tim yang lemah.

KESIMPULAN
Kesalahan yang sering kali dilakukan orang adalah memfokuskan terlalu banyak perhatian pada impian mereka dan tidak memedulikan tim mereka. Sesungguhnya, jika anda membangun tim yang tepat, impian itu akan terwujud dengan sendirinya.

Jika ingin mewujudkan impian, kembangkan tim anda. Namun ketika melakukannya, pastikan bahwa motivasi anda benar. Beberapa orang membentuk tim hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Yang lain melakukannya karena mereka menikmati pengalaman tim dan ingin menciptakan kounitas. Yang lain melakukannya karena ingin membangun sebuah organisasi. Lucunya, jika anda termotivasi oleh semua alasan itu, keinginan anda untuk membangun tim mungkin tumbuh karena anda inin memberi nilai tambah bagi semua orang dalam tim anda. Namun jika kerinduan anda untuk membangun tim berasal dari salah satu alasan itu saja, anda mungkin harus mengevaluasi kembali motivasi anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar