Sabtu, 02 Februari 2019

17 HUKUM TEAMWORK #2 (Hukum Kondisi Keseluruhan)

HUKUM KONDISI KESELURUHAN 

Tim-tim pemenang memiliki para pemain yang lebih mengutamakan kebaikan tim daripada diri mereka sendiri. Mereka ingin bermain di area kekuatan mereka, namun mereka bersedia melakukan apa pun yang dibutuhkan demi kepentingan tim mereka. Mereka bersedia mengorbankan peranan mereka demi tujuan yang lebih besar. Itulah Hukum Kondisi Keseluruhan
Orang-orang yang membangun tim yang sukses tidak akan pernah melupakan bahwa setiap orang dalam tim memiliki peranan dan setiap peranan memberikan kontribusi pada kondisi keseluruhan. Tanpa pola pikir seperti itu, sebuah tim tidak bisa mencapai tujuannya, baik tim itu “bertanding” dalam olahraga, bisnis, keluarga, pelayanan, atau pemerintahan

Hukum Kondisi Keseluruhan Teamwork

APA UNTUNGNYA BAGI SAYA ? 

Dalam sebuah kebudayaan yang memuja kemenangan pribadi, di mana seseorang lebih suka memperjuangkan haknya daripada berfokus untuk melakukan tanggungjawabnya, kebanyakan orang cenderung melupakan kondisi keseluruhannya. Kenyataannya, beberapa orang sepertinya merasa bahwa mereka adalah segalanya. Semua hal lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan keinginan mereka.
Sebuah tim bukanlah sekumpulan orang yang menjadi alat seseorang untuk keuntungan pribadinya yang egois. Para anggota sebuah tim harus memiliki tujuan bersama yang keuntungannya pun dirasakan bersama-sama. Mereka harus dimotivasi untuk bekerja sama, tidak dimanipulasi oleh seseorang untuk kehormatannya sendiri. Siapa pun yang mengumpulkan orang dan menggunakan mereka untuk menguntungkan dirinya sendiri bukanlah seorang yang membangun tim. Ia adalah diktator.
Dibutuhkan keberanian dan keteguhan hati untuk mengakui bahwa tujuan lebih penting daripada peranan. Melakukan hal yang terbaik bagi tim tidak mudah. Sering kali itu berarti mengorbankan kepuasan profesional, statistik individu, atau kebanggaan pribadi. Namun sebagai bintang NBA yan menjadi pebisnis sukses, Earvin “Magic” Johnson mengatakan, “Anggota dari tim yang menjadi juara, semuanya memperoleh publikasinya masing-masing, namun setiap anggota tim itu bisa mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pemenang.”
Bagaimana cara mereka mengawali keadaan tim yang lebih menyatu ? Bagaimana seseorang berubah dari pribadi yang mandiri menjadi seseorang yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan bekerja sama dengan baik dengan anggota lain dalam tim yang menerapkan Hukum Kondisi Keseluruhan ? Hal ini tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu. Inilah saran terbaik untuk mengawali prosesnya :
Melihat tim secara keseluruhan
 1. Berusaha mencari tahu seperti apa kondisinya secara menyeluruh
Segalanya diawali oleh visi. Anda harus memiliki tujuan. Tanpa tujuan, anda tidak bisa memiliki tim yang sesungguhnya. Seorang individu tanpa sebuah tujuan akan berakhir di manapun. Sekelompok orang tanpa tujuan hanya berjalan di tempat. Di sisi lain, jika semua orang dalam tim menerima visi untuk mewujudkan seluruh tujuan mereka, orang-orang ini bisa menjadi tim yang efektif.

2. Nilailah kondisinya
Melihat kondisinya secara menyeluruh akan membantu anda menemukan seberapa jauh posisi anda sebenarnya dari tujuan itu. Bagi seseorang yang bertekad melakukan segalanya sendirian, melihat jarak antara kenyataan dan impian mereka seringkali menakutkan. Namun bagi orang-orang yang hidup untuk membangun tim, besarnya tugas yang harus dihadapi tidak membuat mereka khawatir. Hati mereka tidak ciut karena tantangan yang harus dihadapi. Mereka justru menikmati kesempatan itu. Mereka tidak sabar menunggu saat untuk membangun sebuah tim dan menyusun rencana untuk mewujudkan impian mereka.

3. Siapkan sumber daya yang dibutuhkan
Hawley R. Everhart berpendapat, “Tidak apa-apa memiliki tujuan yang besar jika anda memiliki banyak amunisi.” Inilah arti sesungguhnya dari sumber daya: amunisi yang membantu anda mencapai sebuah tujuan. Seperti apa pun tim anda bukan masalah. Anda tidak bisa membuat kemajuan tanpa dukungan, peralatan, fasilitas, dan dana yang cukup. Semakin banyak sumber daya yang dimiliki tim itu, semakin sedikit gangguan yang akan timbul saat para pemain itu berusaha mencapai tujuan mereka

4. Latihlah pemain yang tepat
Para pemain adalah hal terpenting untuk membangun tim yang berhasil. Anda bisa memiliki visi yang jelas, sebuah rencana yang akurat, sumber daya yang berlimpah, dan kepemimpinan yang luar biasa, namun jika anda tidak memiliki orang yang tepat, anda hanya akan berjalan di tempat. Anda bisa kalah sekalipun memiliki pemain yang baik, namun anda tidak akan bisa menang dengan pemain yang buruk.

5. Hentikan usaha untuk mewujudkan rencana pribadi anda
Tim pemenang memiliki para pemain yang terus bertanya pada diri sendiri, “Apa yang terbaik bagi semua orang?” Mereka terus mengesampingkan rencana pribadi mereka demi kebaikan tim. Moto mereka diekspresikan dalam ucapan Ray Kroc, pendiri McDonald. Ray mengatakan,”Tidak seorang pun dari kami yang lebih penting daripada kita semua.”

6. Naiklah ke tingkatan yang lebih tinggi
Sebuah tim hanya bisa bergerak ke tingkatan yang lebih tinggi jika para pemainnya bersatu dan tidak lagi berusaha untuk mewujudkan rencana pribadi mereka. Itulah pengorbanan yang diminta oleh kerjasama. Sayangnya, beberapa orang lebih memilih untuk mempertahankan rencana pribadi serta ego mereka sendiri, dan bukannya melepaskannya, untuk mencapai tujuan yang lebihpenting daripada diri mereka. Hal ini sangat disayangkan karena mereka yang memikirkan dirinya sendiri tidak bisa melihat kondisinya secara menyeluruh. Akhirnya, kemampuan mereka tidak digunakan dan orang-orang yang mengandalkan mereka pun terpaksa dikecewakan.


KISAH HIDUP JIMMY CARTER
“Hampir semua orang bisa menanggung kesulitan, namun jika anda ingin menguji karakter seseorang, berilah ia kekuasaan.”
Tidak banyak orang yang beruntung karena memiliki kekuasaan lebih besar daripada presiden Amerika Serikat. Menjadi pemimpin dunia bebas, sekalipun tidak sepenuhnya benar, tentu saja bisa membuat seseorang besar kepala. Namun Jimmy Carter tidak. Jika anda meninjau kembali kariernya – sejak ia masih menjadi pejabat dewan sekolah, hingga ia tinggal di gedung putih dan juga setelahnya – Anda bisa melihat bahwa ia bersedia mengerjakan peranan apa pun demi mencapai tujuan yang ia percayai. Ia selalu mengingat pentingnya mengetahui kondisi secara menyeluruh.


Presiden Jimmy Carter


Mungkin tidak ada contoh yang lebih jelas menggambarkan Hukum Kondisi Keseluruhan dalam kehidupan Carter daripada apa yang ia kerjakan bersama Habitat for Humanity. Habitat for Humanity secara resmi didirikan oleh Millard dan Linda Fuller pada tahun 1976. Sesungguhnya, mereka berdua telah mempelajari kemungkinan untuk menerapkan ide ini selama bertahun-tahun sebelumnya, pertama-tama Amerika serikat, kemudian di luar negeri. Tujuan organisasi ini besar: menghapuskan perumahan kumuh dan gelandangan di seluruh dunia.

Sekitar akhir tahun tujuh puluhan hingga awal tahun delapan puluhan, mereka dengan berani mengawali proyek mereka. Setelah enam tahun, mereka berhasil membangun banyak rumah di beberapa negara seperti Meksiko, Zaire, dan Guatemala. Persiapan untuk membangun di banyak kota lainnya sudah dilakukan, namun prosesnya adalah sebuah perjuangan. Mereka telah menemukan sebuah cara yang berhasil untuk membuat mereka mencapai tujuan itu: menawarkan kepemilikan rumah pada orang-orang yang paling membutuhkan dan mampu membayarnya, membangun rumah murah dengan tenaga sukarela, melibatkan calon pemilik rumah dalam proses pembangunannya, dan memberikan pinjaman tanpa bunga untuk membiayai rumah-rumah itu. Ide ini sangat menarik da memotivasi serta disukai orang banyak. Akan tetapi, untuk mewujudkan dunia yang mereka inginkan, pasangan Fuller mengetahui bahwa mereka harus membawa Habitat for Humanity ke tingkatan yang benar-benar baru.

Dari kantor pusat mereka di kota Americus, sebelah selatan Georgia, pasangan Fuller melihat sebuah kemungkinan. Sekitar enam belas kilometer jauhnya, di kota kecil Plains, ada seorang pria yang mungkin bisa membantu mereka: Jimmy Carter. Mantan Presiden Amerika Serikat ini pernah menjadi pembicara dalam beberapa acara habitat. Setelah mendengar pidato Carter pada tahun 1983, Millard Fuller memperoleh ide untuk mendekati Carter agar membantu mereka mengerjakan proyek itu. Pada awal tahun 1984, mereka berhasil menghubungi Carter. Ketika Carter mengatakan bahwa ia sangat tertarik dengan Habitat for Humanity, Fuller dengan berani memutuskan untuk mengajukan 15 peranan yang mungkin bisa dikerjakan oleh mantan presiden ini, dengan harapa agar Carter bersedia melakukan satu atau dua di antaranya. Pernaan dalam daftar itu juga termasuk: menjabat di jajaran direksi Habitat for Humanity, menjadi penghubung dengan media masaa, membantu menggalang dana, membuat video berdurasi 30 menit, dan bekerja sebagai salah satu pekerjsa selama satu hari.

Millard Fuller, habitat for humanity 

Di luar dugaan Fuller, Jimmy Carter bukan hanya setuju untuk melakukan satu atau dua hal dalam daftar itu. Ia setuju untuk melakukan semuanya. Ironisnya, tugas yang paling menarik perhatian publik adalah kesediaan Carter untuk menjadi salah seorang pekerja konstruksi dan mengayunkan palu untuk membantu membangun sebuah rumah. Awalnya orang-orang menyangka bahwa Carter hanya mampir sebentar untuk foto dan publikasi singkat. Namun mantan presiden ini bekerja bersama para pekerja konstruksi, berpergian bersama mereka dengan bus ke lokasi pembangunan di Brooklyn, New York, bekerja dengan penuh ketetapan hati setiap hari selama satu minggu, dan tidur di ruang bawah tanah gereja bersama pekerja lainnya. Itu terjadi untuk pertama kalinya pada tahun 1984. Sejak saat itu, Carter membentuk sebuah tim dan terus melakukannya setiap tahun. Pelayanannya yang berdedikasi telah menarik banyak orang dari berbagai bidang kehidupan untuk melayani dalam peranan yang hampir sama.

KESIMPULAN
Habitat for Humanity adalah hasil pemikiran pasangan Fuller dan kesuksesannya adalah hasil dari usaha ratusan ribu orang di seluruh dunia. Namun Jimmy Carter adalah orang yang membuatnya dikenal. Pelayanannya yang tidak mementingkan diri sendiri telah memotivasi banyak orang, baik yang kaya maupun yang miskin, yang terkenal dan yang tidak terkenal, yang berkuasa maupun yang tidak terlalu berkuasa, untuk melihat bahwa tujuan mereka sangat besar : membantu masyarakat yang tidak mampu dengan cara memberi mereka tempat tinggal yang layak. Ia pun memotivasi mereka agar terlibat.
Sejauh ini Habitat for Humanity dan para pekerja sukarelanya telah membangun lebih dari 100.000 rumah yang menaungi lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia. Mengapa ? Karena sama seperti Carter, mereka pun ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih penting daripada diri mereka sendiri. Mereka memahami bahwa tujuan lebih penting daripada peranan. Mereka memegang kebenaran dari Hukum Kondisi Keseluruhan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar