Sabtu, 02 Februari 2019

17 HUKUM TEAMWORK #7 (Hukum Kompas)

HUKUM KOMPAS

Prestasi besar didahului oleh visi yang besar. Setiap tim membutuhkan sebuah visi yang menarik untuk memberikan arahan. Sebuah tim tanpa visi tidak akan memiliki tujuan. Kemungkinan terbaiknya, tim itu tunduk pada agenda pribadi dari berbagai anggotanya, yang kadang kala egois. Ketika agenda itu saling bertentangan satu dengan yang lain, energi dan semangat tim itu terkuras. Sebaliknya, tim yang memiliki visi menjadi terfokus, berenergi, dan percaya diri. Mereka tahu ke mana mereka pergi dan mengapa mereka harus ada di sana. Itulah kekuatan dari Hukum Kompas.

Kekuatan hukum kompas teamwork

6 ARAH KOMPAS TEAMWORK
Pernahkah anda menjadi bagian dari sebuah tim yang sepertinya tidak membuat kemajuan apa pun? Kelompok itu mungkin memiliki sangat banyak bakat, sumber daya, kesempatan, dan anggota tim untuk mengerjakannya, namun kelompok itu sesungguhnya berjalan di tempat. Jika anda pernah ada dalam keadaan seperti ini, kemungkinan besar penyebabnya adalah karena kurangnya visi.

Bagaimana anda mengukur visi anda ? Bagaimana anda mengetahui apakah visi itu layak dan menarik ? Periksalah kompas anda. Setiap tim membutuhkan kompas. Bahkan setiap tim membutuhkan beberapa kompas. Sebuah tim seharusnya memeriksa keenam kompas berikut ini sebelum mengawali perjalanan apa pun. Visi sebuah tim harus diuji dengan :

1. KOMPAS MORAL - Lihatlah ke Atas
Andrew Carnegie mengatakan, “Sebuah perusahaan hampir tidak pernah menjadi besar jika tidak memiliki integritas yang tinggi.” Hal itu benar untuk segala hal. Hanya ada satu arah utara yang benar. Jik kompas anda menunjuk ke arah yang lain, tim anda akan diarahkan ke jalan yang salah.

Sebuah kompas moral memberi integritas pada visi. Kompas moral membuat semua orang di dalam tim memeriksa motivasi mereka dan memastikan bahwa mereka bekerja untuk alasan yang benar. Visi juga memberikan kredibilitas bagi para pemimpin yang menyampaikan visi itu, namun hanya jika mereka melakukan nilai yang mereka inginkan ada pada tim itu. Ketika melakukannya, mereka memberikan bahan bakar untuk visi itu, yang membuat mereka terus berjalan.

2. KOMPAS INTUITIF – Lihatlah ke Dalam
Integritas memberikan bahan bakar pada visi, gairah membawa apinya. Api semangat dan keyakinan yang sejati hanya datang dari dalam hati. Sebuah visi harus bergema dalam diri seorang pemimpin. Lalu visi itu harus bergema dalam anggota tim, yang akan diminta untuk bekerja kerja agar menghasilkan buah. Namun itulah pentingnya gairah yang intuitif. Gairah memberikan api panas yang membakar mereka yang berkomitmen - dan menggoreng mereka yang tidak berkomitmen.

3. KOMPAS HISTORIS – Lihatlah ke Belakang
Sebuah visi yang menarik seharusnya dibangun berdasarkan masa lalu, bukan malah menghilangkan masa lalu itu. Visi itu seharusnya memanfaatkan segala hal yang diberikan oleh tim sebelumnya dalam organisasi itu.

Kapan pun anda mendeskripsikan visi, hubungkan antara masa lalu, masa kini dan masa depan. Anda harus menyatukan semuanya. Orang – orang tidak akan bisa melihat masa depan kecuali mereka telah memahami masa lalu. Ketika anda memasukkan sejarah tim itu, orang – orang yang telah berada lama dalam organisasi itu merasa dihargai sekalipun tidak lagi menjadi bintang. Pada saat yang sama, orang – orang yang lebih baru merasa aman, mengetahui bahwa visi saat ini dibangun berdasarkan masa lalu dan mengantarkan mereka ke masa depan.

Apa cara terbaik untuk melakukan hal itu ? Dengan bercerita. Prinsip bisa saja menghilang dari pemikiran orang lain, namun cerita melekat. Cerita membawa hubungan pada visi itu. Ceritakan kisah masa lalu yang mengingatkan pada sejarah organisasi. Ceritakan kisah mengenai hal – hal menarik yang saat ini terjadi di antara para anggota. Kemudian ceritakanlah kisah mengenai seperti apa jadinya masa depan ketika tim mewujudkan visi itu. Cerita berfungsi sebagai pelekat yang membantu banyak orang mengingatnya.

Visi dan kompas 
4. KOMPAS ARAHAN – Lihatlah ke Depan
Jika seseorang melangkah dengan penuh rasa percaya diri menuju impiannya dan berusaha keras menjalankan kehidupan yang telah ia bayangkan, secara tidak terduga ia akan bertemu dengan kesuksesan, di saat – saat yang biasa – biasa saja.

5. KOMPAS STRATEGIS – Lihatlah ke Sekeliling
Sebuah tujuan tidak akan memberikan banyak manfaat tanpa disertai langkah – langkah untuk mencapainya. Visi tanpa strategi tidak ada bedanya dengan melamun. Seperti yang dikatakan oleh Vince Abner, “Visi saja tidak cukup. Visi harus dikombinasikan dengan usaha. Hanya memandangi tangga tidaklah cukup. Kita harus menapakinya.”
Strategi memberikan proses pada sebuah visi. Strategi juga mengenali sumber – sumber dan menggerakan para anggota tim. Orang – orang membutuhkan lebih dari sekedar informasi dan motivasi Mereka membutuhkan instruksi apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi itu. Sebuah strategi memenuhi kebutuhan itu.

6. KOMPAS VISIONER – Lihatlah jauh ke Depan
Untuk melihat potensi sebuah tim, visi tim itu harus jauh melampaui kondisi dan kesalahan atau kekurangan dari para anggota tim saat ini. Sebuah visi yang benar – benar besar menunjukkan seperti apa jadinya tim itu jika mereka bersungguh – sungguh menjalankan nilai – nilai mereka dan bekerja sesuai dengan standar terbaik mereka. Satu hal penting dari memiliki visi yang jauh ke depan adalah tim akan “merengang” melampaui kondisi mereka saat ini.

Kebanyakan orang akan jatuh atau menghilang jika tidak diberi tantangan. Anda harus memiliki visi jangka panjang sehingga tidak menjadi frustasi atas kegagalan jangka pendek. Visi memberikan motivasi, yang khususnya sangat penting bagi orang – orang yang sangat berbakat.

Seseorang mengatakan bahwa hanya orang yang bisa melihat hal – hal yang tidak terlihatlah yang bisa melakukan hal yang tidak mungkin. Hal itu menunjukkan pentingnya sebuah visi. Namun itu juga mengindikasikan bahwa visi bisa menjadi hal yang sulit dicapai. Jika anda bisa dengan sangat percaya diri mengukur visi dari tim anda sesuai dengan ke-6 “kompas” ini dan anda menemukan semuanya sesuai dengan arah yang tepat, maka tim anda memiliki peluang yang sangat besar untuk meraih kesuksesan. Jangan sampai anda melakukan kesalahan. Selain tidak bisa bertumbuh, tim itu bahkan tidak akan bisa bertahan tanpa visi. Visi memberikan arahan dan rasa percaya diri – dua hal yang harus mereka miliki. Inilah elemen terpenting dari Hukum Kompas.

 Howard Schultz - Starbucks

KISAH HIDUP HOWARD SCHULTZ
Schultz tidak asing dengan Starbucks. Pada tahun 1982, hanya enam tahun setelah lulus dari Northern michigan University, ia meninggalkan pekerjaannya di Hammarplast, sebuah perusahaan Swedia yang mengkhususkan diri pada perkakas rumah. Saat itu, Schultz menjabat sebagai wakil presiden dan bertanggungjawab atas operasional di Amerika Serikat. Ia bergabung dengan Starbucks. Ia menemukan pedagang kopi eceran Seattle ini ketika ia melihat bahwa keempat toko mereka menjual lebih banyak produk mesin kopi Hammarplast daripada Macy’s di New York.

Schultz mengingat visi yang ia miliki bagi Starbucks satu hari setelah kunjungannya yang pertama ke perusahaan itu,
“Perusahaan itu seperti permata yang berkilau... Ada sesuatu yang ajaib mengenainya: sebuah hasrat dan kesungguhan yang tidak pernah saya alami dalam bisnis. Mungkin, hanya mungkin, saya bisa menjadi bagian dari keajaiban itu. Mungkin saya bisa membantunya berkembang. Bagaimana rasanya membangun sebuah bisnis? ... Bagaimana rasanya memiliki perusahaan sendiri, tidak hanya memperoleh silp gaji ? Apa yang bisa saya berikan pada Starbucks, yang bisa membuatnya bahkan lebih baik daripada kondisi sebelumnya ?”
 
Schultz tertangkap oleh visi untuk memperluas Starbucks ke daerah di luar Seattle, mungkin bahkan melintasi seluruh Amerika Serikat. Ketika mulai bekerja untuk Starbucks sebagai direktur operasional ritel dan pemasaran mereka, ia mulai membantu mereka memperluasnya. Namun setelah Schultz bekerja sama dengan Starbucks selama satu tahun, visinya untuk bisnis kopi itu sendiri juga mulai berkembang.
Setelah mengunjungi Italia, Schultz melihat potensi yang besar untuk menempatkn coffee bar dengan minuman Espresso di masing – masing lokasi Starbucks. Ia percaya bahwa tindakan iu saat menjanjikan bagi perusahaan, namun ia tidak bisa meyakinkan pemiliknya agar mengikuti visinya. Sejak mulai didirikan pada tahun 1971, Starbucks telah menjadi pengecer biji kopi segar, bukan penjual kopi gelasan.

Kopi Starbucks 

Sekalipun sangat mencintai Starbucks, Schultz meninggalkan tempat itu setelah bekerja selama 3 tahun dan memulai sendiri usahanya, yang akhirnya berhasil. Namun dua tahun kemudian, ketika pemilik Starbucks memberitahunya bahwa mereka ingin menjual perusahaan itu, Schultz pun memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya. Pada tahun 1987, kedua perusahaan itu bergabung dan menjadi Starbucks Corporation.

Ada dua faktor yang menggerakan Howard Schultz ketika ia mulai memperluas Starbucks. Yang pertama adalah kecintaannya pada kopi. Yang kedua adalah kerinduannya untuk menciptakan tempat bekerja yang menghargai orang dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat dan martabat. Hal itu penting baginya, apalagi selama masa kanak-kanaknya, ia melihat bagaimana ayahnya berjuang untuk mendukung keluarganya. Schultz mengatakan,

“Saya sangat menghormati ayah saya. Ia tidak pernah menyelesaikan sekolah menengah, namun ia adalah orang yang jujur dan suka bekerja keras. Kadang kala ia harus bekerja di dua atau tiga tempat hanya untuk memberi kami makan. Ia sangat memperhatikan ketiga anaknya dan bermain bola dengan kami setiap akhir pekan... namun ia adalah seorang pria yang dikalahkan. Dalam setiap pekerjaan kasar, seperti supir truk, pekerja pabrik, dan supir taksi, ia tidak pernah menghasilkan uang sebanyak $20.000 dalam satu tahun dan tidak pernah bisa memiliki rumahnya sendiri. Saya menghabiskan masa kanak – kanak saya di dalam rumah yang disubsidi negara di Canarsie, Brooklyn,.... Ayah saya telah berusaha untuk menyesuaikan diri dengan sistem, namun sistem itu menghancurkannya.”
 
Pada bagian kopi dalam visinya, Schultz tidak khawatir mengenai Starbucks. Akan tetapi, lingkungan pekerjaan itu adalah masalah yang lain. Ia telah meninggalkan perusahaan itu selama dua tahun dan antusiasme serta rasa percaya diri para karyawan Starbucks telah menurun. Schultz mengatakan, “Mereka sinis dan saling mencurigai, merasa ditipu dan tidak dihargai. Mereka merasa ditinggalkan oleh manajemen sebelumnya dan ragu – ragu dengan saya. Rasa percaya dan visi bersama yang dimiliki oleh Starbucks ketika saya pertama kali bergabung telah hancur berkeping – keping.

Howard Schultz mulai mengatasi masalah itu. Ia mengawalinya dengan mengatakan hal ini pada para karyawannya,
“Lima tahun yang lalu, saya mengubah kehidupan saya demi perusahaan ini. Saya melakukannya karena saya memahami semangat anda sekalian. Seumur hidup, saya selalu ingin menjadi bagian dari sebuah perusahaan dan sekelompok orang yang memiliki visi bersama. Saya melihatnya ada di dalam diri anda sekalian, dan saya mengaguminya.

Saat ini, saya ada di sini karena saya mencintai perusahaan ini. Saya mencintai apa yang perusahaan ini wakili... Saya tahu anda sekalian ketakutan. Saya tahu anda sekalian berhati – hati. Beberapa orang dari anda sekalian bahkan mungkin marah. Namun jika anda bersedia menghilangkan semua perusahaan itu dan mempercayai saya, saya menjanjikan pada anda bahwa saya tidak akan mengecewakan anda. Saya berjanji pada anda bahwa saya tidak akan mengecualikan siapa pun.”
 
Schultz telah mendeskripsikan visinya. Dalam bulan – bulan berikutnya, ia membuktikan bahwa ia masih menghargai kopi yang berkualitas. Namun ia juga melangkah lebih jauh. Ia mulai melakukan hal – hal yang menunjukkan bahwa ia menghargai kerja sama. Ia menyebut orang – orang yang bekerja untuk Starbucks sebagai “partner” dan mendukung mereka dengan caranya menjalankan perusahaan itu. Ia membuat asuransi kesehatan yang menjamin semua orang, termasuk para pekerja paruh waktu. Ia memperjelas misi perusahaan dan menerapkan sebuah sistem di mana para karyawan yang dibayar berdasarkan hitungan jam bisa mempercayai manajemen mereka. Ia bahkan menawarkan kemungkinan kepemilikan saham pada mereka semua, termasuk pada para karyawan yang hanya bekerja dua puluh jam dalam satu minggu untuk membuat Cappuccino.

Outlet pertama Starbucks 
Howard Schultz berusaha menciptakan jenis perusahaan di mana orang ingin bekerja untuk perusahaan itu, jenis tempat di mana martabat seseorang seperti ayahnya bisa dihormati dan dihargai. Ia melakukannya sambil membuat perusahaan itu memperoleh keuntungan yang sangat besar. Starbucks saat ini adalah perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara bebas dengan nilai kekayaan lebih dari $21 Milliar. Perusahaan itu memiliki lebih dari 11.000 toko di seluruh dunia dengan rencana untuk terus bertumbuh. Perusahaan itu terus berada di posisi teratas pada daftar Forbes sebagai perusahaan yang paling diminati untuk bekerja.

KESIMPULAN
Seperti inilah kesimpulan Howard Schultz atas perannya di Starbucks,
“Saya mengawalinya sebagai seorang pemimpi ... lalu saya bergerak menjadi seorang pengusaha ... lalu saya harus menjadi manajer ketika perusahaan ini bertumbuh lebih besar dan saya harus mendelegasikan lebih dan lebih banyak lagi pengambilan keputusan. Saat ini, peranan saya adalah menjadi pimpinan Starbucks yang memberi visi, dorongan, dan menjaga agar apinya tetap menyala.”
Pelanggan, rekanan, dan para pemegang saham Starbucks saat ini bisa melihat dengan jelas arah perusahaan itu dan mempercayainya. Itulah peranan visi pada sebuah tim. Itulah kekuatan dari Hukum Kompas.

#7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar