Senin, 03 Oktober 2016

FORUM Minggu - 3

1. Bisnis dan keluarga mempunyai tujuan yang berbeda . Keluarga adalah perawatan dan pengasuhan anggota keluarga, sedangkan bisnis adalah kegiatan produksi dan distribusi barang dan atau jasa. Bagaimana penilaian anda secara komprehensif tentang aspek-aspek positip dan negatif bisnis keluarga tersebut?

2. Bagaimana pandangan anda tentang perkembangan bisnis waralaba yang tumbuh "menjamur" di Indonesia? 


JAWAB FORUM
1.       ASPEK – ASPEK POSITIF DAN NEGATIF BISNIS KELUARGA.

KUNCI : Bisnis, Bisnis Keluarga, Aspek Positif, Aspek Negatif

PENGERTIAN BISNIS, adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

BISNIS KELUARGA, adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Batasan lain tentang perusahaan BISNIS KELUARGA diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff. Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.

Bentuk-Bentuk Bisnis Keluarga
Efektif atau tidaknya peran keluarga dalam perusahaan dapat dilihat dari ketiga bentuk bisnis keluarga berikut Karakter dari ketiga bentuk ini tidak sama. yaitu;

1)     Family owned business (FOB). Pada bentuk FOB keluarga hanya sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.
2)   Family business (FB). Pada FB, keluarga bertindak sebagai shareholder juga mengurus perusahaan artinya perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.
3)    Business family (BF). Bentuk perusahaan BF keluarga sebagai pemilik perusahaan cenderung menekankan pada hubungan kekerabatan saja.
Dalam membangun bisnis bersama keluarga atau pasangan terlebih dahulu harus jelas mendefinisikan bentuk usaha keluarga tersebut, yaitu family business atau business family.

Kedua bentuk bisnis itu berbeda, FB lebih menekankan pada profesionalitas dari keluarga yang mengoperasikan atau profesional yang bekerja di perusahaan itu. Sedangkan BF, menekankan pada hubungan kekeluargaan. Walaupun bisnis dikelola bersama keluarga, perusahaan tetap harus menerapkan prinsip good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahaan, tidak jarang perusahaan keluarga “berubah bentuk” dari FB menjadi FOB.
misalnya: Salim Group, Lippo, Bakrie Group, Ciputra, dan lain-lain. Apapun bentuk atau golongan bisnis keluarga yang dipilih, keluarga harus mampu mengatasi sejumlah masalah yang sering timbul, antara lain soal kepemimpinan, konflik, suksesi, transparansi, kompetisi dan budaya perusahaan.

Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga bermacam-macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga sebagai sumber penghasilan utama, sementara yang lain hanya untuk sampingan, penyaluran minat dan hobi saja, atau meneruskan usaha keluarga.

ASPEK POSITIF BISNIS KELUARGA, Banyak keuntungan timbul dari komitmen yang luar biasa dari karyawan keluarga untuk perusahaan karena kinerjanya memiliki efek mendalam pada keluarga, keuangan dan sebaliknya. adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama.
ASPEK NEGATIF BISNIS KELUARGA, dapat menghadapi komplikasi parah, termasuk konflik bisnis yang mampu menciptakan masalah dalam kehidupan pribadi pengusaha itu.

Dari masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga, terutama masalah profesionalisme, akhirnya muncul mitos, “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”. Dan, masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadi dalam bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam bisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai counter attack terhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
SARAN, JIKA MENEKUNI BISNIS KELUARGA, KELOLAH  MANAJEMEN SECARA TERBUKA, MENGUTAMAKAN KOMUNIKASI, DAN LAKUKAN PEMBINAAN REGENARASI SEBELUM MEREKRUT.

2.      





1.       Forum Minggu-3 tentang BK dan Franchising
by Rizki Hario Wicaksono (55115110140) - Friday, 16 September 2016, 11:21 AM

Selamat siang Bpk. Havidz Aima dan juga rekan-rekan semua,
Perkenankan saya memberikan pendapat dan penilaian mengenai Bisnis Keluarga dan Bisnis Waralaba.
1.      Bagaimana penilaian anda secara komprehensif tentang aspek-aspek positip dan negatif bisnis keluarga tersebut?
Penunjukan anggota keluarga untuk mengelola perusahaan biasanya berdasar atas pertimbangan kekerabatan yang sifatnya sangat subyektif.  Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan keluarga yang hilang peredarannya ketika ditangani oleh generasi kedua. Sentra batik di Laweyan Solo, sekarang tinggal kenangan yang hanya menyisakan satu dua pengusaha. PT Mantrust yang pernah gilang gemilang merajai agro bisnis sekarang tinggal namanya seiring dengan meninggalnya Teguh Sutantyo, sang pendiri. PT Pardedetex dengan gurita bisnisnya kini tinggal puing-puingnya setelah wafatnya Pardede.
Disisi lain, PT Gudang Garam karena memiliki Rahman Halim sebagai pewaris tahta kerjaan rokok Gudang Garam. Hanya menjadi masalah lantaran orang macam Rahman Halim, hanya sedikit yang lahir di bumi ini, terutama lagi bumi Indonesia. Generasi pewaris tahta kerajaan bisnis banyak yang tinggal enaknya sehingga terlena keenakan dan gagal membawa bahtera kerajaan bisnis. Orang-orang profesional masih dianggap sebagai orang luar yang tidak mengetahui seluk beluk perusahaan.
Perusahaan keluarga mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah komitmen yang tinggi, serta interdepedensi yang juga tinggi. Komitmen yang tinggi terhadap perusahaan, merupakan “kelebihan” anggota keluarga yang sulit tertandingi oleh para profesional. Rasa memiliki (sense of belonging) anggota keluarga sangat tinggi, karena secara riil mereka memang pemilik perusahaan. Namun hal ini dapat menjadi bumerang ketika rasa memiliki ini mengkristal dan menjelma menjadi subyektifitas, yang dapat mengurangi akurasi dalam pengambilan keputusan.
Perusahaan keluarga, bukanlah sesuatu yang buruk. Demikian juga menempatkan anggota keluarga dalam posisi kunci. Yang harus dipertimbangkan adalah pertanyaan dasar untuk menopang eksistensi perusahaan keluarga.
·         Pertama, apakah dalam perusahaan telah ditetapkan rambu-rambu dalam pengelolaan perusahaan (atau dalam kata lain telah dijalankan profesionalisme).
·         Kedua, apakah anggota keluarga itu mempunyai kemauan untuk menjalankan rambu-rambu yang telah ditetapkan.

2.      Bagaimana pandangan anda tentang perkembangan bisnis waralaba yang tumbuh "menjamur" di Indonesia? 
Membeli waralaba adalah cara cerdas memiliki bisnis dengan risiko yang lebih kecil. Proses trial dan eror saat menemukan pola dan sistem bisnis yang pas  tidak perlu dialami sehingga lebih cepat sebuah bisnis memperoleh keuntungan. Berdasarkan penelitian, tingkat keberhasilan bisnis waralaba mencapai 75 persen, lebih besar dibanding memulai bisnis dari nol yaitu sebesar 60 peresen.
Oleh karena itu, peluang bisnis waralaba sangat potensial apalagi bagi anda sebagai pemula. Lebih baik anda belajar bisnis dengan membeli waralaba yang memiliki beberapa keuntungan daripada anda memulai bisnis sendiri dari nol. Perkembangan bisnis waralaba di tanah air saat ini semakin pesat jika dahulu hanya didominasi perusahaan waralaba asing saja maka saat ini perusahaan lokal kita juga menunjukan kekuatan bisnis waralabanya , jika dulu kita hanya mengenal beberapa fast food asing maka sekarang banyak juga kita jumpai bisnis fast food yang berasal dari dalam negeri yang menjalankan bisnisnya dengan konsep waralaba bahkan ada beberapa bisnis waralaba yang mengusung makanan tradisional bahkan mengembangkan bisnisnya dibeberapa negara , jika saja anda berkesempatan untuk datang pada saat pameran waralaba maka banyak kita jumpai beberapa bisnis lokal yang baru bermunculan baik dari industri makanan , jasa pendidikan maupun otomotif dengan semakin tingginya perkembangan bisnis waralaba ditanah air diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapat negara melalui pajak yang dibayarkan para pelaku bisnis waralaba di tanah air.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar