Senin, 03 Oktober 2016

Menguraikan antara resiko, return serta hubungannya ke investasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi resiko dalam bisnis investasi secara umum.

Re: FORUM MINGGUI-4
by Machniar (55115120185) - Tuesday, 20 September 2016, 3:12 PM

Yth, Prof. dan rekan-rekan, 
saya menguraikan antara resiko, return serta hubungannya ke investasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi resiko dalam bisnis investasi secara umum.

Keyword : (Risk )Resiko, Return, Investasi

1.    (RISK) RESIKO
Resiko adalah sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu tindakan atau kegiatan
·  Resiko, adalah Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya kerugian
·   Resiko adalah Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian,
· Resiko adalah Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko     
   merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan,
· Resiko adalah Risk is the probability of any outcome different from the one expected,  risiko adalah probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return

2.     RETURN (TINGKAT PENGEMBALIAN)

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
·        Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
·     Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
·     Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
·    Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
·        Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
·    Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
·        Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya.
·        Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
·        Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
·        Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
·        Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

3.     INVESTASI
Sharpe et all (1993), merumuskan investasi dengan pengertian berikut: “Mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar.”
Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai: “Komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.”
Hubungan Risk, Return Dann Investasi Serta Langkah-Langkah Agar Dapat Memperoleh “Return” Yang Lebih Tinggi Namun Dengan Resiko Yang Relatif Kecil Atau Rendah.
Eduardus Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa: “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.” Singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi.
Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi menunjukkan bahwa investor perlu membentuk portofolio penanaman dana sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam berinvestasi.
Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz yaitu: “do not put all eggs in one basket” (janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio theory) ini telah mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya.
Biasanya seorang investor dalam melakukan investasi tidak hanya memilih satu saham saja, tetapi melakukan kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa meraih return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui diversifikasi.
Dengan kata lain, jika seorang investor mengumpulkan beberapa sekuritas yang akan digunakan untuk investasi, artinya investor telah membentuk suatu portofolio saham, tujuannya adalah untuk melakukan diversifikasi dalam investasi, yang dapat memperkecil risiko yang dihadapi investor bila dibandingkan dengan melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian memilih portofolio yang optimal bukanlah hal yang mudah.
Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat dikurangi.

Demikian penjelasan saya semoga menginspirasi dan mohon koreksinya,tks.

Re: FORUM MINGGUI-4
by Rendra Asri Ihsani (55115110141) - Tuesday, 20 September 2016, 7:25 PM

Assalamualaikum,

Setuju dengan yang disampaikan sukma, sebelum memulai usaha kita harus merubah mindset kita seperti yg disampaikan prof pada tatap muka 18/09/2016 "JANGAN GAGAL MENCOBA". kita harus mencoba sesuatu usaha terlebih dahulu baru kita tahu hasilnya. Tapi supaya resiko gagal dapat diminimalisir, sebelumnya riset harus dilakukan. Apa yang dibutuhkan konsumen saat ini dan jangka panjang. Resiko apa saja yang dapat menghambat dan menggagalkan usaha yang kita jalani nanti. Jangan lupa tentukan visi misi dari usaha kita ini. Kerja keras pastinya sesuatu yang dibutuhkan. Pelajarilah sebelum kita memulai sesuatu.

terima kasih 

Re: FORUM MINGGUI-4
by Atika Permatasari (55115120213) - Tuesday, 20 September 2016, 10:02 PM

Kepada Pak Havidz Aima dan teman-teman,

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu tujuan utama dalam berbisnis adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Tetapi berbagai kemungkinan lain bisa saja terjadi. Orang yang melakukan bisnis berarti ia akan mengalami kemungkinan berbagai resiko yaitu resiko untung dan bisa mendapatkan resiko kerugian. Hal ini berlaku bagi bidang bisnis di segala umum. Apalagi bagi seorang pelaku usaha pemula yang baru memulai suatu bisnis. Kerugian sangat mungkin terjadi.
Menjadi seorang wirausaha berarti harus memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang usaha yang ada dan mendayagunakan sumber sumber daya yg diperlukan untuk mengatasi dan memperkecil suatu resiko usahanya yang teah diperhitungkan dengan matang dan menyukai tantangan dengan resiko yg masuk akal.

Seorang wirausaha adalah penentu resiko dan bukan penanggung resiko. Drucker mengatakan bahwa ketika seorang wirausaha menetapkan sebuah keputusan, berarti sudah memahami secara sadar bahwa resiko akan dihadapinya.

Penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha yang kreatif untuk mengatasi kemungkinan terjadinya resiko. Didalam berwirausaha, praktiknya penuh resiko. Misal : adanya persaingan, harga tidak stabil, dll. Namun semua resiko yg sudah diketahui seorang wirausaha tetap harus bisa membuat keputusan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko dalam bisnis dan cara meningkatkan profit yang bisa di terapkan dalam kehidupan bisnis sehari-hari:
1. Mempersiapkan usaha dengan matang. Sebelum memulai suatu usaha hendaknya direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Jika pilihan A gagal maka akan ada pilihan B dan seterusnya. Persiapan-persiapan itu harus dilakukan, bahkan kemungkinan terburuk harus direncanakan antisipasinya apabila terjadi. Pendek kata, orang yang tidak merencanakan bisnis terlebih dahulu maka ia akan gagal dalam bisnis tersebut. Jadi, apabila kita ingin sukses dalam bisnis atau tidak rugi maka terlebih dahulu harus melakukan perencanaan bisnis dengan matang meliputi strategi pemasaran yang efektif, lokasi usaha yang strategis dan memadai, pencarian supplier atau tempat membeli barang-barang produksi, harga jual produk / barang, promosi dan lain-lain.
2. Memfokuskan produk pada kebutuhan dan daya beli masyarakat. Ada dua pilihan bagi pelaku bisnis yaitu menjual barang berkualitas dengan harga mahal atau menjual barang kurang berkualitas dengan harga murah. Pilihan bisnis tersebut hendaknya didasarkan pada kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Sebab percuma saja, misalnya anda menjual mobil kualitas tinggi jika daya beli masyarakatnya rendah. Namun pada masyarakat yang daya belinya rendah akan sangat menguntungkan jika menjual barang yang masyarakat butuhkan dengan harganya murah walau kualitasnya rendah. Seperti penjualan berbagai handphone merek Cina yang laris manis di pasaran tanah air. Oleh sebab itu, perlu sekali proses segmentasi pasar.
3. Strategi pemasaran. Pemasaran adalah menjual barang secara luas kepada masyarakat luas. Bisa dengan cara direct selling seperti Tupperware, atau bisa dengan dititipkan ke warung atau toko sistem konsinyasi, dan lain-lain. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang efektif adalah memberikan pelayanan yang cepat dan ramah serta nyaman kepada konsumen sehingga bisa merasakan kepuasan pelanggan yang bisa diutarakan kepada orang lain.
4. Evaluasi yang konsisten. Evaluasi kegiatan bisnis harus dilakukan setiap hari untuk menilai seberapa efektif kerja pada hari itu. Proses ini berguna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di hari itu agar tidak terulang di hari berikutnya. Walaupun anda telah meraih laba besar, proses evaluasi harus terus dilakukan untuk semakin memperbaiki atau meningkatkan kinerja bisnis.

 Thanks,
Atika


FORUM MINGGUI-4 Risiko dan Tingkat Pengembalian
by Rizki Hario Wicaksono (55115110140) - Wednesday, 21 September 2016, 8:22 AM

Selamat siang Bapak dan teman, teman,
Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian
Sekarang ini dalam investasi baik invidu maupun bisnis berinvestasi menghabiskan uang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Tingkat nilai pengembalian dalam investasi dapat dilihat dari kinerja keuangan dari uang yang diinvestasikan tersebut.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.
Ada berbagai macam bisnis atau usaha yang saat ini banyak dijalankan dan ditawarkan oleh para pelaku usaha. Bagi para pemula, tentu tidak ingin mengambil resiko besar dengan memilih usaha dengan modal besar. Untuk itu banyak pelaku usaha baru yang lebih memilih usaha dengan modal kecil selain lebih mudah, dalam hal kepengurusannya pun lebih mudah dikontrol dan dijalankan. Meskipun dengan modal kecil, bukan berarti usaha yang Anda akan rintis tidak akan memberikan keuntungan yang besar nantinya. Saat ini banyak pelaku usaha dengan modal kecil yang tetap dapat bertahan bahkan sukses mengembangkan usahanya. Beberapa diantaranya bahkan merupakan usaha rumahan yang dikelola secara perorangan.
Tips cara mendapatkan keuntungan besar dengan usaha modal kecil.
Kenali potensi diri Anda
Dengan mengenali potensi yang Anda miliki, Anda dapat menentukan pekerjaan atau bisnis yang sesuai dengan kemampuan Anda. Jangan mudah terpengaruh oleh kesuksesan orang lain, maksudnya jangan hanya ingin berbisnis karena Anda ikut-ikutan bisnis yang orang lain jalankan, padahal belum tentu Anda cocok atau sesuai dengan bisnis tersebut dan dapat menjalankannya dengan baik.

Gali kreativitas
Kreativitas adalah salah satu kunci agar usaha atau bisnis Anda dapat tetap berjalan. Perbanyaklah pengetahuan mengenai peluang usaha yang dapat Ada temukan diberbagai macam media informasi seperti buku, surat kabar, internet. Jangan malu juga untuk bertanya pada orang yang sudah terlebih dahulu sukses dalam merintis sebuah usaha.

Susun Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan kunci utama kesuksesan Anda dalam menjalankan sebuah usaha. Dengan menyusun strategi penjualan secara tepat, maka Anda dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen untuk membeli produk yang Anda tawarkan.

Konsisten dan Percaya Diri
Sesekali Anda pasti akan menemukan beberapa hambatan dalam melakukan usaha. Jadikan hambatan-hambatan tersebut sebagai pengalaman dan pelajaran bagi Anda nantinya. Cobalah untuk menghadapi masalah tersebut bukan malah menghindarinya.

Re: FORUM MINGGUI-4
by Yulia Safitriani (55115320026) - Wednesday, 21 September 2016, 11:18 PM

Selamat malam Pak havidz, Berikut langkah-langkah yang menurut saya perlu , untuk mengurangi resiko dalam berbisnis diantaranya :. • Sebelum memulai usaha, sebaiknya melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat. • Pili lah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat, jangan memulai usaha. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat Hindari peluang usaha yang tidak kuasai, ini dilakukan agar tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya. • Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis. Hal tersebut bisa membantu untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha dapat berkembang, • Sesuaikan besar modal usaha dengan resiko usaha yang diambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha. • Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. • Cari informasi tentang prosepek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar. • Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk. Dapat diambil kesimpulan bahwa semua resiko bisnis bisa diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreatifitas. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan usaha. Agar segala resiko yang muncul ditengah perjalanan, tidak sampai merugikan bisnis usaha. Terimakasih

Re: FORUM MINGGUI-4
by Sumarni (55115120188) - Thursday, 22 September 2016, 12:28 AM

Tujuan evaluasi usaha Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu:
1.    Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.
2.    Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (umar : 2003 )

Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha :
1. Analisa Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
A. Penentuan Pasar
Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004a)

B. Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1)    Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial smoothing.
2)    Metoda Kualitatif Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang digunakan yaitumetode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif bermula darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
3)    Peramalan Tanpa Data Statistik
a. Peramalan analisis menurut sektor pemakai
b. Memperhatikan faktor-faktor politik
c. Evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah : 2004b)

2. Analisa Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain:
a.    Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen.
b.    Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks yang ekonomis.
c.    Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.
d.    Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
e.    Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik.
Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk kebutuhan teknis pada Saboten Shokudo dipengaruhi oleh variasi produk yang ditawarkan, pelayanan pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan kemudahan akses. (Chumaidiyah : 2004a)

3. Analisis Aspek finansial
Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. (Chumaidiyah : 2004a)
Evaluasi Kemajuan
Usaha Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang? Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.
Berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini :
a.            Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya
b.            Perubahan yang berjalan dengan cepat • Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
c.            Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya
Monitoring Dan Evaluasi Usaha
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing).
Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?
a.    Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
b.    apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha?
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
c.    Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.
d.    Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?
Kapan Melakukan Evaluasi Usaha
Evaluasi terhadap perkembangan usaha dalat dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu :
1. Secara rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.

Agar Anda dapat lebih terarah, dibawah ini dipaparkan langkah-langkah untuk mengelola usaha secara sehat, yaitu:
  i.            Penetapan strategi dan arah usaha Anda Kemampuan membuat perkiraan dan perencanaan usaha dengan arah yang benar Kemampuan menilai situasi dan lingkungan usaha Anda yang sekarang.
ii.            Mencari dan memperkerjakan tim/karyawan Anda dengan perencanaan SDM yang terencana. Mampu meninjau ulang kembali pendistribusian pembagian kerja dan arus kerja yang benar
iii.            Mendelegasikan tugas dan kewajiban mengelola usaha:
a.            Mampu mendidik dan melatih tim/karyawan Anda
b.            Memberi motivasi dan arah sasaran yang sama
c.Kemampuan memperbaiki kinerja yang buruk
d.            Memelihara semangat yang tinggi pada tim/karyawan dalam situasi apapun
Terimakasih

Sumarni
NIM 55115120188

Re: FORUM MINGGUI-4
by Bulkaniel Eka Putra (55115120101) - Thursday, 22 September 2016, 2:37 PM

Penjelasan:
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh return yang lebih tunggi dengan risiko yang relatif kecil:
1.       Identifikasi Risiko
Identifikasi beberapa risiko usaha yang dapat muncul, dengan cara membuat daftar dari setiap risiko yang dapat terjadi dalam kegiatan usaha.
 2.     Urutkan Risiko Berdasarkan Kerugian
Setelah memiliki daftar dari berbagai risiko usaha, yang dilakukan kemudian adalah menganalisa dan mengurutkan dari risiko yang paling besar akibatnya dan paling sering dialami dan analisa dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
 3.     Pengendalian Risiko
Rencanakan tindakan yang dapat dilakukan untuk penanggulangan atas risiko tersebut, misalnya Risk Reduction (Mengurangi Risiko) dan Risk Transfer (Mengalihkan Risiko).
 4.     Monitoring dan Review
Tetap selektif memilih informasi terhadap isu-isu yang berkembang. Sebuah isu dapat merupakan sebuah gejala dari datangnya sebuah risiko. Sebuah isu tidak selalu memiliki gejala risiko, namun setidaknya setelah mengenal jenis-jenis risiko usaha, maka dapat mengetahui fokus terhadap risiko yang kemungkinan besar terjadi. Ketika risiko tersebut terjadi dan kemudian mendatangkan krisis, maka dapat dilakukan evaluasi, apakah tindakan terhadap risiko tersebut berhasil atau tidak. Hasil review tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pembelajaran agar dapat lebih baik apabila menghadapi risiko yang sama di kemudian hari.
Langkah-langkah tersebut diatas dapat dilakukan untuk dapat meminimalisasi risiko yang dapat terjadi dan memaksimalkan keuntungan usaha yang dapat diperoleh.


Re: FORUM MINGGUI-4
by Zaid Ribhi (55115120090) - Thursday, 22 September 2016, 11:13 PM

Resiko merupakan suatu yang sudah terjadi dan yang tidak diinginkan, walaupun sudah di perhitungkan ataupun belum diperhitungkan. resiko akan timbukl kapan saja tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
Langkah - angkah yang , mesti di lakukan adalah :
1.     Pengendalian Resiko (Risk Control)
Sesudah manajer risiko mengidentifikasikan dan mengukur resiko yang dihadapi perusahaannya, maka ia harus memutuskan bagaimana menangani resiko tersebut. Dengan kata lain, pengendalian resiko ( risk control ) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
Pengendalian Risiko, dijalankan dengan metode berikut :
1.     Menghindari risiko
2.     Mengendalikan risiko
3.     Pemisahan
4.     Kombinasi atau pooling
5.     Pemindahan risiko
Masing-masing peralatan itu dapat dan biasanya sebaiknya dipergunakan dalam kombinasi dengan satu atau lebih peralatan tersebut. Jika exposure tidak dihilangkan, maka tidak ada alternatif lain selain dari mempergunakan tekhnik financing. Dalam membahas masing-masing tekhnik perhatian akan dicurahkan pada karakteristik dasarnya, pertimbangan yang mempengaruhi penggunaannya, dan pengamatan-pengamatan atas bagaimana mengimplementasikannya serta bagaimana mengevaluasi hasilnya.
Menghindari Resiko
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :
1.  Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti menghilangkan risiko itu.

Beberapa karakteristik penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :
Karakteristiknya
1.  Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan pengangkutan darat.

Implementasi dan Evaluasi hasilnya
Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak, maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai. Misalnya, jika objektif adalah untuk menghindarkan risiko sehubungan dengan angkutan kapal, maka semua depratemen diinstruksikan untuk menggunakan angkutan lain seperti angkutan kereta api atau truk.
Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.
Pengendalian Kerugian (Loss Control)
Pengendalian kerugian dijalankan dengan :
1.     Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.
2.     Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :
·         Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.
·         Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
3.     Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
4.     Menurut timing-nya.
Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya
Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut pendekatan yang dilakukan :
1.     Pendekatan engineering.
2.     Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )
Dalam beberapa keadaan kedua pendekatan dilakasanakan secara simultan.
Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat, pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.
Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis. Kedua pendekatan ini dalam prakteknya dijalankan secara simultan.
Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
1.     Orang yang mempergunakan jalan
2.     Kendaraan
3.     Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain

Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :
1.     Sebelum kecelakaan.
2.     Selama kecelakaan terjadi.
3.     Sesudah kecelakaan itu.
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.
Klasifikasi yang kedua berdasarkan timing juga mengenalkan :
1.     Phase perencanaan.
2.     Phase pengamanan – perawatan.
3.     Phase darurat.
Segala perubahan-perubahan yang mendasar dari operasi, seperti pembelian mesin baru, penambahan bangunan, dan sebagainya, harus didahului dengan perencanaan pengendalian kerugian. Dalam phase perencanaan dilakukan segala pertimbangan untuk mengadakan perubahan dimana perlu dipandang dari sudut pencegahan kerugian atau pengurangan kerugian.
Phase pengaman-perawatan meliputi program untuk memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu, misalnya kualitas jasa penjagaan dan sistem alat apakah sudah memadai, dan sebagainya.
Phase darurat meliputi program-program yang menjadi efektif dalam keadaan darurat, misalnya pengadaan fasilitas pemadam kebakaran.
Kombinasi
Kombinasi atau Pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, jadi risiko dikurangi.
Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak jumlah truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.
Pemisahan
Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebabkan harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi.
Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
Pemindahan Resiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :
1.     Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
Contoh :
Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan pekerjaan itu.
2.     Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
Contoh :
Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni
Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.
Ada beberapa pengendalian risiko yang tidak menghapuskan exposure itu, tetapi hanya membatasinya. Misalnya, exposure itu hanya membatasi jumlah rupiah tanggung jawabnya, bukan menghilangkannya.
3.     Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer.
Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.
1.     Pembiayaan Resiko (Risk Financing)
Pembelanjaan (pembiayaan) yang behubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk memulihkan kerugian. Cara ini terdiri atas:
1.     Risk Financing Transfer (memindahkan risiko dengan pembiayaan).
2.     Risk Retention (risiko ditangani oleh perusahaan yang bersankutan).
Risk Financing Transfer
Pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko, tidak memerlukan pengerahan dana karena dijalankan dengan:
1.     Memindahkan harta atau kegiatan yang bersangkutan kepada pihak lain.
2.     memindahkan tanggung jawab kepada transferee dengan maksud menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab tranferor terhadap kerugian yang bersangkutan.
3.     Menganggap kerugian yang bersangkutan dipikul pihak lain.
Tetapi memindahkan risiko melalui risk financing berarti transfer mencari dana eksternal yang akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika kerugian itu nanti sungguh terjadi. Risk financing tranfer dapat dilakukan dengan cara
1.     Transfer risiko kepada perusahaan asuransi.
2.     Transfer risiko kepada perusahaan lain yang bukan perusahaan asuransi (nonisurance transfer)
Menanggung Sendiri Risiko (Risk Retention)
Metode yang paling umum penangan risiko ialah penanggungan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Sumber dananya diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penanggungan sendiri ini bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan (unplanned retention) bisa bersifat aktif atau direncanakan (planned retention).
Dikatakan pasif atau tidak terencana, bila manajer risiko tidak memperhatikan tentang adanya eksposure dan karena itu tidak melakuka usaha apa pun untuk menanganinya. Sedikit sekali perusahaan yang telah mengidentifikasikan semua exposure terhadap kerugian harta benda, kerugian tanggung-gugat dan kerugian personil. Sebagai akibatnya, penanggungan risiko yang tidak terencana ini, merupakan hal yang umum dijumpai bahkan tak terelakan.
Kerugian Sewa
Seandainya bangunan secara tidak sengaja rusak atau hancur, dan apabila perjanjian menyebutkan bahwa penyewa tidak bertanggung jawab untuk membayar sewa selam periode hak milik tersebut tidak dapat dipergunakan, maka si pemilik menderita rugi sewa, dikurangi beberapa biaya selama masa untuk memperbaiki gedung itu sampai semula.
Terganggunya Kegiatan Perusahaan
Karena harta dirusak atau dirubuhkan, perusahaan atau organisasi lain mungkin akan menutup atau mengurangi kegiatan. Kerugian karena terganggunya sperti itu meliputi :
·         Laba bersih perusahaan yang akan diperoleh jika perusahaan tidak terganggu
·         Pengeluaran (biaya) yang tetap yang haus dibayar, seperti gaji pegawai, penyusutan, premi asuransi dan sebagainya.
Kerugian Netto atas laba akan tergantung atas :
·         Keadaan perekonomian.
·         Keadaan umum perusahaan-perusahaan dalam kelompok industri itu.
·         Keadaan perusahaan itu sendiri.
Terganggunya Kesatuan Perusahaan
Beberapa perusahaan hanya terganggu pada satu pemasok untuk penyelidikan tenaga, bahan atau peralatan. Gangguan pada operasi perusahaan pemasok tunggal, akan menyebabkan terganggunya pula kegiatan produksi dan penjualan perusahaan
Kerugian atas Pendapatan yang Berkenaan Dengan Barang Jadi
Sepeti yang diuraikan di atas, kegiatan perusahaan pabrik dianggap terganggu jika proses produksi, dan penjualan terganggu. Karenanya jika barang jadi rusak atau terpaksa dimusnahkan maka pengusaha pabrik akan mengalami kerugian terhadap pendapatan, karena tidak bisa dijualnya barang jadi itu semestinya.
Pengumpulan Piutang yang Semakin Mengecil
Seandainya catatan piutang suatu perusahaan rusak atau hilang, hal ini bisa menyebabkan kesulitan yang semakin besar terhadap pengumpulan piutang dari langganan. Semakin besar jumlah langganan dan rata-rata semakin piutang semakin kecil, maka kesulitan yang lebih besar akan terjadi.



Re: FORUM MINGGUI-4
by Rimmi Tomson Hasundungan (55115120068) - Friday, 23 September 2016, 7:02 PM

Dalam melakukan keputusan bisnis selalu ada faktor resiko yang harus dipertimbangkan, dimana diharapkan resiko dari bisnis masih lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Dengan kata lain, tingkat pengembalian investasi (return) harus lebih besar dari resiko bisnis yang timbul. Oleh karena itu perlu pertimbangan dan analisa yang cukup dan cermat sebelum mengambil langkah keputusan bisnis. Hal hal yang dapat dilakukan yaitu antara lain :
a.    Melakukan riset
Pada tahapan ini, sebelum memutuskan untuk terjun dalam suatu bisnis maupun investasi perlu dilakukan terlebih dahulu pengidentifikasian informasi-informasi terkait peluang bisnis yang ada. Agar sukses dalam suatu bisnis, seorang calon pebisnis/investor harus mengetahui seluruh proses bisnis tersebut mulai dari pengolahan bahan baku, persediaan, penjualan sampai dengan diperoleh kembali menjadi kas. Dengan melakukan suatu riset sehingga kita dapat mengetahui potensi pasar dan juga tantangan maupun resiko yang dihadapi. Dengan riset ini akan diketahui seberapa besar potensi pasar yang akan dihadapi sehingga kita dapat mengetahui apakah bisnis tersebut layak atau tidak.

b.    Mencari referensi terkait bisnis tersebut
Tahap selanjutnya adalah mencari referensi agar sukses pada bidang bisnis tersebut. Dengan referensi tersebut kita mendapatkan informasi apa yang perlu dilakukan dan hal-hal yang perlu dihindari. Selain informasi tersebut, kita juga dapat mengetahui berbagai resiko yang akan dihadapi dan bagaimana cara memanage resiko tersebut sehingga berbagai resiko yang akan timbul dapat di minimalisir.

c.     Melakukan simulasi terkait investasi tersebut
Pada tahapan ini kita melakukan simulasi terkait bisnis tersebut, misalnya dengan melakukan forcasting terhadap penjualan dan forcasting arus kas



d.    Berpikir bijak terkait resiko
Dalam suatu bisnis kita harus berpikir secara bijak terkait resiko yang ada. Harus dipertimbangkan resiko yang dihadapi. Disamping itu, kita juga harus menyesuaikan modal usaha yang tersedia dengan resiko bisnis yang ada. Kita jangan memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar jika modal usaha yang kita miliki terbatas.

e.    Melakukan managemen resiko
Pada tahapan ini, kita melakukan deteksi dini berbagai resiko yang muncul sehingga jika resiko itu timbul kita sudah dapat melakukan penganggulangan terhadap resiko tersebut. Pengidentifikasian berbagai resiko tersebut dilakukan tabulasi dan senantiasa dimonitor.

f.     Melakukan monitor dan evaluasi
Semua bisnis baik perusahaan kecil, menengah maupun besar kunci suksesnya adalah pada setiah periode dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga kita dapat mengetahui apakah bisnis telah berjalan pada yang telah ditetapkan dan sampai seberapa jauh perkembangan bisnis?

g.    Ulet dan inovasi
Hal yang tidak kalah penting dalam melakukan bisnis yaitu keteguhan hati dan kreatifitas dalam menelurkan berbagai inovasi dalam menjalankan bisnis tersebut. Dengan keuletan dan terus berinovasi, bisnis akan berkembang dengan baik meski terjadi perubahan iklim bisnis

Re: FORUM MINGGUI-4
by Aditya Rachman Dwiatmaja (55115120083) - Friday, 23 September 2016, 7:50 PM

Selamat Malam Pak Havidz Aima,

Berikut tanggapan saya mengenai forum minggu ini,

Saya setuju dengan pendapat yang bahwasanya menyebutkan bahwasanya  High Risk High Return dikarenakan semakin tinggi potensi resiko yang ada, terdapat sisi keuntungan yang sangat besar. Seperti bila kita akan mengawali bisnis dengan modal yang besar, maka resiko yang akan terjadi cukup besar seperti kehilangan modal karena rugi akan tetapi dengan modal besar yang kita putar dalam bisnis akan memberikan bagian keuntungan yang lebih besar. Contoh, dengan modal 100 juta kita bisa mendapatkan keuntungan 10 % = 10 Juta, jika semakin kecil modal maka nilai keuntungan juga semakin kecil. Dan apabila bisnis yang kita putar tidak berjalan dikarenakan berbagai permasalahan yang timbul, salah satunya tertipunya kita oleh partner kerja sehingga modal kerja yang sudah kita putar menjadi 0. Akan tetapi saya mempunyai pendapat lain juga mengenai keuntungan. Keungtungan tidak hanya diukur secara angka nominal akan tetapi banyak parameter lain yang bisa kita sebut sebagai keuntungan, seperti dengan berbisnis kita bisa mendapatkan keuntungan siklus bisnis yang bisa berjalan dengan periode lama, nama baik perusahaan akan menaikkan popularitas, rekan bisnis bertambah setiap waktu. Apabila kita menganggap return hanya sebatas dari angka atau margin yang diperoleh maka tidak ada namanya perputaran modal yang kecil bisa mendapatkan keuntungan yang besar kecuali itu berjudi,maen togel atau lain-lainnya yang memang dimana tidak ada analisa yang jelas terhadap pola tersebut dan hanya mengandalkan keberungan saja.

Menanggapi persoalan bagaimana cara kita agar mendapatkan return yang tinggi dengan resiko yang rendah dibutuhkan analisa yang tepat terhadap potensi return dan strategi apa yang akan kita lakukan dalam meminimalkan resiko dalam suatu bisnis.  
Langkah – langkah yang dilakukan agar mendapatkan return yang tinggi dan resiko yang rendah.
1. Analisa Potensi dan Karakter Diri
Analisa potensi dan karakter ini dimaksudkan agar kita lebih kompetitif dalam menjalankan suatu bisnis. Kita sudah punya dasar dan kekuatan sendiri dalam menjalankan suatu bisnis. Agar bisnis yang dijalankan menjadi lebih baik karena kita sudah paham akan kekuatan diri yang kita punyai bisa kita aplikasikan pada bisnis tersebut. Sehingga kita tidak perlu banyak belajar dan bisa meminimalkan resiko yang intern yang akan terjadi. Semisal kita ahli dalam dunia IT, hendaknya kita memilih bisnis dalam jalur IT atau sejenisnya.

2. Tentukan bisnis yang tepat
Menentukan bisnis yang tepat berhubungan dengan tingkat return yang ingin kita capai. Ukuran return yang tinggi bukan hanya diukur dari sisi nominal, melainkan banyak aspek lain seperti continuitas bisnis, goodwill, bertambahnya jumlah rekan kerja tiap tahun, bertambahnya volume penjualan tiap tahun, dll. Semisal saya ambil contoh bisnis di bidang teknologi adalah salah satu bisnis yang memiliki potensi return yang tinggi dengan resiko yang rendah. Dalam bisnis dibidang teknologi tidak banyak modal yang dikeluarkan, akan tetapi returnnya sangat tinggi sekali pada zaman teknologi saat ini. Resiko yang rendah saya artikan bahwa resiko yang ada baik intern dan ekstern dapat segera ditanggapi dan diselesaikan. Contoh bisnis pembuatan akun jejaring social Facebook yang didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg beserta temannya. Kalau hitungan modal awal dibuatnya Facebook akan sangat kecil sekali bila dibandingkan dengan kekayaan Mark Zuckerberg saat ini.

3. Menentukan Strategi Yang Tepat
Strategi yang tepat akan sangat mempengaruhi terhadap akitifitas suatu bisnis. Visi dan MIsi sebuah perusahaan ada ide awal dalam menentukan startegi yang tepat. Dalam membuat strategi yang tepat hendaknya kita dapat melakukan analisa factor eksternal dan factor internal perusahaan. Faktor eksternal dapat dijelaskan sebagai factor diluar perusahaan yang berpengaruh terhadap penentuan strategi perusahaan seperti peluang, ancaman, ketidakpastian suatu kondisi, dan ketersediaan sumber daya. Faktor Internal yaitu factor – factor didalam perusahaan yang berpengaruh terhadap penentuan strategi perusahaan seperti analisis SWOT. Dengan adanya strategi yang tepat, aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan memiliki keunggulan kompetitif di pasar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu tujuan utama perusahaan adalah penguasaan market share dan profit.
4. Manajemen Resiko Yang Baik
Manajemen resiko adalah Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
(sumber:http://pengertianmanagement.blogspot.co.id/2012/11/management-resiko.html)
Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap) : 
(1) Internal environment (Lingkungan internal)
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
(5) Risk response (Sikap atas risiko)
(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)
(8) Monitoring

5. Melakukan Inovasi dan mengadakan riset ke pelanggan
Dalam menjalankan suatu bisnis diperlukan proses inovasi dan riset terhadap kepada pelanggan. Inovasi diharapkan kita dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara peningkatan mutu produk yang juga bisa diterima konsumen. Tujuan inovasi adalah biar kejenuhan dan kedinamisan suatu bisnis dapat kita tanggapi. Salah satu inovasi yang tepat yang akan dibuat adalah dengan cara melakukan riset ke pelanggan.


Re: FORUM MINGGUI-4
by Sri Susanti (55115120128) - Friday, 23 September 2016, 10:35 PM

Risk and return adalah suatu kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi maupun individu dalam keputusan investasi, baik kerugian maupun keuntungan.
Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian adalah sebagai berikut :
1.    Bersifat linear atau searah
2.    Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3.    Semakin besar aset yang ditempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut
4.    Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

Untuk dapat menekan risiko dan memperoleh retur yang tinggi, perusahaan, institusi maupun idividu harus dapat mengelola risiko dengan baik yaitu dengan mengklasifikasikan risiko sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Klasifikasi risiko tersebut adalah sebagai berikut :
Berdasarkan kerugian yang diakibatkan, risiko bisnis dikategorikan menjadi 2 yaitu ;
1.   Risiko Spekulatif
Merupakan risiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan.
Contoh : Pembelian saham di bursa efek

2.      Risiko Murni
Merupakan risiko yang bilamana terjadi, pasti akan menimbulkan kerugian, namun apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun keuntungan.
Contoh : Kebakaran pada sebuah hotel yang menyebabkan aset nya hancur terbakar.

Berdasarkan Kontrol, risiko bisnis dikategorikan menjadi 2 yaitu :
1.      Risiko yang dapat di kendalikan
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan suatu produk baru yang siap dipasarkan.
Setelah produk tersebut berada di pasaran selama berbulan-bulan perusahan tidak kunjung memperoleh keuntungan atau pengembalian atas modal dari produk tersebut sehingga akan menimbulkan kerugian. Risiko dari kejadian tersebut masih dapat diatasi dan dikendalikan sebelum perusahaan mengalami kerugian yang membengkak. Risiko dari kejadian tersebut masih dapat diatasi dan dikendalikan sebelum kerugian lain muncul, misalnya dengan menarik produk dari pasaran dan merivisi produk tersebut atau berhenti berproduksi dan memasarkan produk tersebut apabila mervisi dianggap buak suatu solusi yang baik.     

2.    Risiko yang tidak dapat dikendalikan
Contoh :
Bencana alam adalah kejadian – kejadian yang tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya, sehingga risiko dari kejadian tersebut merupakan risiko yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia


Re: FORUM MINGGUI-4
by Sandy Nugraha (55115120060) - Friday, 23 September 2016, 11:33 PM

Risiko Teknis
Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer/wirausaha dalam mengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi adalah :
1.       Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
2.     Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja.
3.     Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang baik.
4.    Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah dsb.
Upaya mengatasi/menanggulangi resiko teknis:
1. Manajer/wirausaha harus menambah pengetahuan tentang:
a. Ketrampilan teknis  /technological skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi  tepat guna /modern.
b. Ketrampilan mengorganisasi /organization skill , yaitu kemampuan meramu  yang tepat dari faktor-faktor produksi dalam melakukan usahanya
c. Ketrampilan memimpin/managerial skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill.
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya(SDA dan SDM), strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan.  Tujuan strategi ini ada tiga yaitu ; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive).  Upaya yang dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan diluar lingkup organisasi.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya.

Risiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar.  Produk telah menjadi kuno (absolensense) yang diperoleh  terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugianterus.  Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar.
Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sbb :
1.       Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Dalam usaha pertanian, misal budidaya kelinci, lele dumbo,asparagus dsb. Relatif sulit untuk inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya kearah agro industri.
2.     Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan. Cara ini memerlukan dana yang cukup besar dan hanya layak untuk perusahaan besar, misal pabrik mobil, tekstil, perabot rumah tangga, dan hiburan. Sedang dalam bidang pertanian hal ini cukup berat dilakukan.
Risiko Kredit
Adalah resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak mampu membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati.  Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut (resiko kredit) diantarnya sebagai berikut :
1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sbb:
a. Dapat dipercaya,(character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui
b. Kemampuan untuk membayar (capcity), hal ini dapat dilihat dari  kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya (laba usaha).
c. Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.
d. Keadaan usahanya selama ini (conditions) adalah menunjukan trend naik mendatar atau menurun.
2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Dan yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran Dana setiap tahunnya.


Re: FORUM MINGGUI-4
by Fransiska Eveline Magho Begu (55115110196) - Friday, 23 September 2016, 11:44 PM

Selamat malam Bapak & teman-teman,

Penanggulangan risiko dapat pula dilakukan dengan menyediakan / mengeluarkan dana yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk menanggulangi kerugian. Cara-cara yang dapat digunakan yaitu:
1. Memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer).
2. Menangani sendiri risiko yang dihadapi, dengan meretensi.

 Risk Financing Transfers
Pemindahan risiko melalui risk financing berarti transferor/penanggung harus mencari dana eksternal untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar-benar terjadi, yang dikarenakan oleh peril yang dipindahkan. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan cara-cara:
1.      Transfer risiko kepada perusahaan asuransi (mengasuransikan). Akan dibahas dalam bagian II.
2.      Transfer risiko kepada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance transfer).

Noninsurance Transfer
Pemindahan risiko kepada pihak noninsurance biasanya dilakukan melalui kontrak-kontrak bisnis biasa atau melalui kontrak khusus untuk pemindahan risiko. Isi kontrak adalah berkenaan dengan pemindahan tanggung jawab atas kerugian terhadap:
a.       Harta kekayaan
b.       Net Income.
c.       Personil.
d.       Tanggung jawab (liabilities) kepada pihak ketiga.

Pemindahan ini dapat dibeda-bedakan berdasarkan scope dari tanggung jawab yang dipindahkan; mulai dari ekstrim; transferer/penanggung hanya memindahkan tanggung jawab keuangan untuk kerugian akibat tindakan yang tidak disengaja oleh transferee/ tertanggung, sampai pada ekstrim; tertanggung akan menerima ganti-rugi berkenaan dengan peril yang disebutkan dalam kontrak dan tidak peduli apa penyebab dari kerugian tersebut.
Ada beberapa ”keterbatasan” dari noninsurance transfer, antara lain :
1.      Kontrak mungkin hanya memindahkan sebagian dari risiko yang menurut pendapat Manajer Risiko harus dipindahkan ke pihak lain. Oleh sebab itu Manajer Risiko harus mempelajari dengan cermat isi kontrak pemindahan.
2.      Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah "Bahasa Hukum", sehingga kadang-kadang sukar dipahami oleh orang awam (termasuk Manajer Risiko), sehingga mudah menimbulkan salah pengertian.
3.      Kontrak dapat dibatalkan oleh pengadilan bila isinya bertentangan dengan undang-undang, peraturan Pemerintah, kebijaksanaan Pemerintah atau dianggap tidak wajar bagi tertanggung.
Contoh   :  -   Melalui perjanjian leasing, pihak lessor dapat memindahkan tanggung jawab keuangan kepada penyewa untuk kerusakan harta, tanggung jawab kepada pihak ketiga, tanggung jawab mana sebelum ada kontrak berada pada les­sor.
-     Melalui leasing, leassee (penyewa) juga dapat memindah kerugian potensiilnya kepada lessor.
-     Dengan leasing berarti leassee bebas dari risiko turunnya harga barang yang disewa, risiko keusangan ekonomis, risiko keusangan teknis. Risiko mana akan ditanggung bila barang itu milik sendiri.
-     Melalui kontrak-kontrak pengiriman barang, penyimpanan barang, pembuatan bangunan yang di dalamnya dicantumkan adanya pembayaran premi risiko.
-     Bonding (Surety bond), dimana surety (penjamin) memberikan jaminan kepada obligee (yang diberi jaminan) atas pemenuhan kewajiban dari prinsipal (yang dijamin).

Terima kasih
Fransiska Eveline
55115110196


Re: FORUM MINGGUI-4
by Pista Suci Asmarani (55115110214) - Saturday, 24 September 2016, 1:39 PM

Dear Bapak Havidz, dan Rekan-rekan, 

Menurut saya, untuk memperoleh return yang lebih tinggi namun dengan resiko yang relatif kecil atau rendah adalah dengan melakukan riset terlebih dahulu, dan menyiapkan alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi resiko yang terjadi. 
Sesuai dengan materi yang Bapak berikan, dimana sebagai pengusaha harusnya mengidentifikasi terlebih dulu resiko apa saja yang berpotensi untuk terjadi. Kemudian pembuat usaha pun harus menganalisa besarnya dampak yang akan ditimbulkan. Setelah berhasil menganalisa, pengusaha pun harus segera membuat upaya apa saja yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah yang akan terjadi. Dalam artian pengusaha harus menyiapkan beberapa plan sesuai dengan kondisi yang diperkirakan akan terjadi. Kemudian pengusaha tetap wajib melakukan evaluasi. Misalnya pada plan A yang dirancang telah gagal dan harus pindah ke plan B, tidak semata langsung berpindah, namun harus dianalisa juga apa penyebab plan A gagal, dan bagaimana cara mengatasi agar kesalahan di plan A tidak terulang di plan B. 
Dengan menyiapkan langkah-langkah diatas, pengusaha pun akan mampu meminimalisir terjadinya resiko. Sebab dengan melakukan analisa, pengusaha sudah siap dengan resiko yang akan terjadi. Sehingga ketika tercium resiko tersebut akan terjadi, pengusaha sudah memiliki jawaban untuk melawan resiko tersebut. 

Re: FORUM MINGGUI-4
by Havidz Aima (havidz.aima) - Saturday, 24 September 2016, 9:14 PM


Baik, semua respon telah saya terima. Secara alamiah, resiko yang tinggi akan memperoleh peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula. Atas dasar ini, apabila resiko tersebut dapat dieliminir, maka atas objek dan atau kegiatan dengan resiko tinggi menghasilkan return yang tinggi. Bila kita cerdas dalam menghadapiu resiko tersebut, maka kegiatan bisnis dengan resiko tinggi akan memperoleh return yang tinggi.  Fakta menunjukkan bahwa seseorang yang selalu menghindari resiko, berarti tidak ada inovasi dan ini berarti tidak ada kemajuan. Menurut Robert T. Kyosaki, ada empat kuadran penghasilan dan kuadran yang paling aman adalah kuadran I (kiri atas) yaitu sebagai employee yang bekerja untuk orang lain. Tidak ada resiko yang dihadapi sepanjang secara normatif bekerja baik-baik saja. Bagi PNS terima gaji di awal bulan baru bekerja untuk selama 1 bulan berikutnya. Bagi pegawai swasta, bekerja terlebih dahulu, dan terima upah atau gaji pada minggu keempat.  Istimewa lagi bagi PNS yang sistem penggajiannya mengacu kepada sistem penggajian yang disebut "PGPS", yang kepanjangannya diplesetkan menjadi "Pintar Goplok Penghasilan sama". Ini sangat berbeda dengan seseorang yang sumber penghasilannya pada kuadran III (kanan atas) yaitu business owner yang memiliki sistem. Artinya bisnis bisa jalan, sedangkanb owner/pemilik bisa jalan-jalan. Namun untuk terjun dalam dunia bisnis, mutlak harus menghadapi resiko, dan secara teori resiko ini bisa dieliminir. Selamat berbisnis, "berteman dengan resiko", yang bila bisa dikendalikan, yang diperoleh adalah penghasilan yang tinggi.   

Re: FORUM MINGGUI-4
by Boy Martin Naro (55115120048) - Saturday, 24 September 2016, 10:48 PM

Bisnis adalah keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa barang-barang, jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewakan dengan tujuang mendapatkan keuntungan.
Umumnya pembisnis untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka diikuti juga dengan resiko yang lebih besar. Bila tidak berani melakukan suatu kegiatan bisnis dengan keuntungan yang lebih besar tersebut, hanya karena terlalu takut mambayangkan resiko yang mengikuti, maka hal tersebut sangat disayangkan. Sehingga sebenarnya point yang penting adalah tetap melakukan suatu kegiatan bisnis dengan keuntungan yang lebih besar dengan terlebih dahulu meminimalisir resiko yang akan timbul (mengelola resiko usaha tersebut).
Langkah-langkah dasar untuk mengelola resiko usaha adalah:
1) Indentifikasi setiap resiko yang bisa terjadi
2) Melakukan analisis dan ranking atau urutan sesuai dengan besarnya dampak kerugian yang bisa ditimbulkan
3) Menentukan upaya-upaya untuk mengatasinya/mengantisipasinya sesuai dengan urutan yang ada
4) Mengimplementasikan(melakukan) upaya-upaya tersebtu sesuai skenario yang telah dibuat
5) Melakukan evaluasi
6) Sebagai pembisnis memiliki mental seperti moto "lebih baik mencoba dan gagal dari pada gagal mencoba".

Berikut adalah empat macam resiko yang umumnya dihadapi dalam menjalankan usaha/bisnis, dan upaya-upaya seperti di bawah dapat dilakukan untuk meminimalisir/mengelola resiko-resikot tersebut:
A. Resiko Teknis: Resiko ini terjadi karena kekurangmampuan manajer/wirausahawan dalam pengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi:
1. Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
2. Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja.
3. Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang baik.
4.  Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah dsb.

Upaya mengatasi/menanggulangi resiko teknis:
1.  Menajer/wirausaha harus menambah pengetahuan tentang:
     a. Ketrampilan teknis  /technological skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi  tepat guna /modern.
     b. Ketrampilan mengorganisasi /organization skill , yaitu kemampuan meramu  yang tepat dari faktor-faktor produksi dalam melakukan usahanya
     c. Ketrampilan memimpin/managerial skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill.

2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya(SDA dan SDM), strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan.  Tujuan strategi ini ada tiga yaitu ; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive).  Upaya yang dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan diluar lingkup organisasi.

3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya.

B. Resiko Pasar : Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian terus.  Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar.
Upaya mengatasi/menanggulangi Resiko Pasar:
1. Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. 
2. Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan. Cara ini memerlukan dana yang cukup besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.

C. Resiko Kredit : Resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak mampu membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati.  Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet
Upaya mengatasi/menanggulangi Resiko Kredit:
1.  Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sbb:                
     - Dapat dipercaya,(character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui
     - Kemampuan untuk membayar (capcity), hal ini dapat dilihat dari  kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya (laba usaha).
     - Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.
     - Keadaan usahanya selama ini (conditions) adalah menunjukan trend naik mendatar atau menurun.
2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Dan yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran Dana setiap tahunnya.

D. Resiko Alam : Resiko ini terjadi diluar pengetahuan dan kemampuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, angin putting-beliung, kemarau panjang dsb. 
Upaya mengatasi/menanggulangi Resiko Alam:
Karena peristiwa ini kemungkinan sangat kecil resikonya dapat dianggap tidak ada, tetapi bila takut menghadapi resiko tersebut,ada perusahaan asuransi yang berani menanggung resiko tersebut.




Re: FORUM MINGGUI-4
by Wisha Ergant Vianda (55115120224) - Saturday, 24 September 2016, 11:35 PM

Untuk memperoleh return yang lebih tinggi dengan risiko yang relatif rendah diperlukan adanya pengidentifikasikan dan pemecahan masalah yang muncul dari adanya risiko yang ditimbulkan dari setiap keputusan bisnis yang diambil. Pengidentifikasian yang ada memudahkan kita dalam pecarian solusi / pemecahan masalah atas setiap risiko sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan risiko yang akan ditemui nantinya.
Dalam menanggulangi risiko yang dilakukan adalah :
1.       Pencegahan / pengurangan kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian
2.       Retensi
3.       Pengendalian terhadap risiko
4.       Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
Teknik penilaian risiko yang digunakan adalah :
1.       Pengusaha melakukan identifikasi risiko potensial yang mungkin terjadi pada perusahaan
2.       Menyelanggarakan forum diskusi untuk mengantisipasi risiko usaha menjadi nyata
Mendiskusikan strategi-strategi yang digunakan untuk memperkecil risiko tersebut muncul
Teknik penilaian risiko yang digunakan adalah :
1.       Pengusaha melakukan identifikasi risiko potensial yang mungkin terjadi pada perusahaan
2.       Menyelanggarakan forum diskusi untuk mengantisipasi risiko usaha menjadi nyata
3.       Mendiskusikan strategi-strategi yang digunakan untuk memperkecil risiko tersebut muncul
Langkah dasar untuk mengelola resiko usaha adalah :
1.       Identifikasi (buat daftar) setiap risiko yang bisa terjadi.
2.     Lakukan analisis dan rangking atau urutkan sesuai dengan besarnya dampak kerugian yang akan ditimbulkannya.
3.     Tentukan uapaya-upaya untuk mengatasinya sesuai dengan urutan yang ada.
4.    Lakukan upaya tersebut sesuai pilihan scenario yang telah dibuat.
5.     Lakukan evaluasi.
6.    Seorang pebisnis hendaklah merujuk pada motto “lebih baik mencoba daripada gagal mencoba”



Re: FORUM MINGGUI-4
by Franky Ade Wandra (55115110300) - Sunday, 25 September 2016, 12:22 AM

Semakin besar (kecil) resiko berakibat pada semakin besar (kecil) return yang mungkin didapat. Berdasarkan prinsip tersebut maka sudah sewajarnya jika setiap investor saling berlomba dalam mencari sebuah aset atau gabungan dari beberapa aset investasi yang memberikan kemungkinan return tertinggi dengan resiko terendah.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan, untuk mengurangi resiko:
1.      Sebelum memulai usaha, Sebaiknya lakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu kita dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
2.      Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang dimiliki, Jangan sampai memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya kita memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan. Hindari peluang usaha yang tidak dikuasai, ini dilakukan agar kita tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya.
3.      Cari informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis. Hal tersebut bisa membantu untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan.
4.      Sesuaikan besar modal usaha yang dimiliki dengan resiko usaha yang diambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang dimiliki juga masih terbatas.
5.      Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa diatasi dengan baik.
6.      Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya hindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
7.      Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.


Re: FORUM MINGGUI-4
by Ilham Alkhairi (55114120189) - Sunday, 25 September 2016, 10:47 AM

“Don’t put all your eggs in one basket”
(Diversifikasi)
Jangan taruh telor di satu keranjang. Taruh di banyak keranjang untuk memperkecil risiko dan menuai hasil yang lebih optimal. Ilmu investor ini juga diadopsi oleh banyak pengusaha: membuka banyak usaha, misalnya 10 usaha, agar kalau delapan mati, masih ada dua yang tumbuh tinggi, dan untungnya bisa menggantikan delapan yang mati.
Apa Itu diversifikasi??
Pengertian diversifikasi menurut beberapa pakar:
Kotler menyatakan konsep diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini

Effendi mengemukakan bahwa diversifikasi produk didefinisikan sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dengan jalan menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba maksimal

Tjiptono mengemukakan definisi dari diversifikasi produk yaitu upaya mencari dan menciptakan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.

Berdasarkan kesamaan definisi dari para pakar di atas, maka bisa disimpulkan bahwa diversifikasi adalah perluasan atau penambahan barang atau jasa untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Kapan Diversifikasi menjadi pilihan yang sangat menarik ?
·         Posisi persaingan sangat kuat, pertumb. pasar cepat
·         Posisi persaingan lemah, pertumb. pasar cepat
·         Posisi persaingan sangat kuat, pertumb. pasar lambat
·         Posisi persaingan lemah, pertumb. pasar lemah


Dengan Diversifikasi ini memiliki keunggulan-keunggulan seperti:
  •  Kurangnya ketergantungan pada investasi bisnis tunggal, yang mana oleh karenanya mengurangi resiko bisnis yang mungkin terjadi
  • Mengurangi biaya administrasi operasional: biaya seperti jasa legal dan finance dapat disebar dalam sejumlah bisnis yang berkaitan sehingga meringankan jika setiap bisnis harus menyerap semua biayanya sendiri
  • Memaksimalkan keuntungan yang didapat

3 Bentuk Strategi Diversifikasi
·         Strategi diversifikasi konsentris
Merupakan strategi penambahan produk baru yang masih ada kaitannya dalam hal kesamaan teknologi, fasilitas bersama, atau jaringan pemasaran yang sama dengan produk yang ada saat ini.

Contoh strategi diversifikasi konsentris

Selain menjual susu, menjual juga keju dan yogurt
Selain memproduksi komputer, juga memproduksi perangkat lunak

·         Strategi diversifikasi horizontal
Strategi pengadaan produk baru yang tidak berkaitan dengan produk dan pelanggan yang ada saat ini.

Contoh diversifikasi horizontal

Perusahaan penerbangan Airasia memiliki persewaan mobil Airasia, asuransi penerbangan Airasia Protection, dll
Perusahaan penerbangan Garuda Indonesia memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT Aerowisata

·         Strategi diversifikasi konglomerat
Penambahan produk baru yang dipasarkan di pasar baru yang tidak berkaitan dengan yang ada saat ini
 Contoh diversifikasi konglomerat
Johnny Andrean Group yang terkenal dengan usaha salonnya bergerak di sektor kuliner dengan mendirikan J.CO Donut & Coffee
PT Wings yang semula dengan usaha sabun dan personal care bergerak di sektor mie instan dengan menciptakan Mie Sedaap, Kecap Sedaap, TOP Coffee, Jasjus, dan lain-lain

Jadi menurut saya strategi diversifikasi adalah salah satu langkah yang musti dilakukan dalam suatu kegiatan bisnis agar dapat memperoleh “return” yang lebih tinggi namun dengan resiko yang relatif kecil atau rendah atau meminimalkan resiko.

Re: FORUM MINGGUI-4
by Sukma Primana Dewi Alfian (55115110017) - Tuesday, 20 September 2016, 12:24 PM

Selamat siang Bapak dan teman, teman,
Sekarang ini dalam investasi baik invidu maupun bisnis berinvestasi menghabiskan uang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Tingkat nilai pengembalian dalam investasi dapat dilihat dari kinerja keuangan dari uang yang diinvestasikan tersebut. Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.

Namun dmikian, bisnis yang cerdas adalah bagaimana kita dapat meminimalisir risiko yang ada melalui beberapa pendekatan yang diharapkan, nantinya dapat memaksimalkan return yang kita peroleh. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:

1.    Melakukan riset
Sebelum memulai usaha, sebaiknya kita melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu kita dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
dianjurkan : Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang kita miliki, jangan sampai kita memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya kita memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan kita.
Caranya:
a.    Lihat data yang ada sekarang untuk mengetahui potensi pasar.
Internet saat ini menyimpan data lebih banyak dari yang butuhkan, dan data-data itu terkadang tersedia untukdi pelajari. Beberapa layanan yang bisa digunakan adalah:
Google Trends - Untuk melihat trend yang sedang hangat di masyarakat dan memprediksi permintaan pasar.
Keyword Planner - Untuk mendapatkan gambaran permintaan pasar dan persaingan dari sebuah kata kunci. Kita bisa menggunakan kata kunci produk disini.

b.    Tes pasar dengan menjual MVP menggunakan iklan.
MVP atau Minimum Viable Product adalah satuan terkecil yang bisa dijual dari produk. Hal ini cocok untuk menekan biaya produksi di awal agar tidak rugi saat ternyata produk itu tidak laku. Ketika akhirnya laku sudah memiliki model produk nya untuk nantinya bisa produksi massal.

c.    Buat landing page
Landing page adalah SPG nya dunia online marketing. Semakin seksi dan bahenol landing page, semakin ia akan menarik orang untuk mempelajari penawaran. Dropbox adalah contoh perusahaan yang sangat berhasil menggunakan metode ini. Mereka membuat landing page yang berisi video penjelasan produk dan formulir untuk menuliskan alamat email jika ternyata pengunjungnya tertarik untuk mencoba.

d.    Crowdfunding
Jika kita punya ide liar, dan ingin tau apakah orang akan membayar untuk ide liar tersebut, maka crowdfunding adalah solusinya.
Crowdfunding intinya adalah penggalangan dana untuk mewujudkan ide kita. Jika dananya terkumpul maka si pemberi dana biasanya mendapatkan sesuatu (bisa juga tidak), dan layanan crowdfunding nya mengambil fee sekitar 5%.

e.    Memanfaatkan free trial
Ini sedikit tidak nyambung, namun selalu dilakukan. Sering kali pembeda berhasil atau tidaknya bisnis online pebisnis sendiri  adalah tools atau aplikasi yang kita gunakan. Aplikasi yang tepat menurut saya adalah keunggulan kompetitif yang besar. Dan banyak sekali aplikasi saat ini memberikan free trial selama 15-45 hari.

f.     Reseller dengan biaya minimum
Prinsipnya mirip seperti MVP diatas. Uang adalah validasi terbaik untuk ide bisnis yang dilakukan. Jika ingin menjual baju, jangan jahit dulu bajunya, tapi carilah orang yang menawarkan program reseller untuk baju yang mirip dengan yang akan jual.  Perhatikan, banyak sekali pebisnis online besar dulunya adalah reseller dari produk orang lain sebelum akhirnya memproduksi sendiri setelah memiliki database pembeli yang cukup besar dan setia.

2.    2. Carilah Referensi-referensi kunci sukses dalam berbisnis
Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis . Hal tersebut bisa membantu kita untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha kita berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan.

3.    3. Berfikir bijak tentang Resiko
Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas.

4.   4.  Keteguhan Hati dan Kreatifitas
Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa kita atasi dengan baik.

5.    5. Cari informasi tentang prospek bisnis yang kita jalani
Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya kita menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.

6.  6.   Lihat tingkat kebutuhan Konsumen
Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk kita. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.




Re: FORUM MINGGUI-4
by Puji Setianto (55115110131) - Thursday, 22 September 2016, 11:11 PM

Manajemen Resiko Usaha
Untuk dapat mengatasi resiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik. Ilmu Risk management atau Manajemen Resiko Usaha sudah pasti harus Anda baca sebagai kalangan para entrepreneur. Jika Anda berani menghadapi resiko tentunya harus punya persiapan matang sebelumnya. Berikut adalah 4 langkah mudah memanage resiko usaha:
1. Identifikasi Resiko
Dari berbagai jenis resiko usaha yang telah dipaparan sebelumnya, Anda dapat mencoba identifikasi kira-kira dari jenis resiko tersebut yang dapat muncul dalam usaha Anda adalah yang mana. Terkadang proses ini terlalu menjemukan karena ternyata resiko yang Anda bayangkan sebelumnya dapat muncul lebih banyak. Namun ketika resiko ini lebih sedikit dampaknya daripada keuntungan tentunya Anda tidak akan sia-sia berusaha untuk mengatasi resiko ini. Inti dari proses ini adalah dibuatnya sebuah daftar dari setiap resiko yang dapat terjadi pada usaha Anda.
2. Ranking Berdasar Kerugian
Setelah memiliki daftar tentang berbagai resiko usaha, saatnya Anda menganalisa dan mengurutkannya berdasarkan dampak terburuk. Anda harus fokus pada resiko yang paling besar akibatnya dan paling sering dialami terutama terhadap jenis usaha Anda yang serupa. Cari apa saja dampaknya terhadap Anda, terhadap karyawan, terhadap kelangsungan perusahaan dan bahkan terhadap lingkungan.
3. Control Resiko
Daftar dengan berbagai resiko ini tidak akan berarti jika tidak ada rencana aksi yang dapat dilakukan untuk penganggulangannya. Dalam menyikapi resiko usaha terdapat 5 bentuk sikap:
a. Risk Avoidance (Menghindari Resiko). 
Sikap berikut sering kali tidak efektif karena dengan menghindari resiko ini berarti Anda tidak berani mengambil kesempatan untuk berusaha dan mengatasi resiko, Anda bahkan tidak belajar akan apapun. Tindakan ini berarti Anda tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan resiko tersebut terjadi, termasuk tidak jadi melakukan suatu strategi usaha yang telah disusun.
b. Risk Reduction (Mengurangi Resiko).
Hal ini berarti mencari sebuah tindakan untuk mengurangi kerugian dari sebuah resiko yang dapat terjadi. Kemungkinan resiko terjadi tetap ada namun dampaknya sebisa mungkin diminimalisir. Misalnya, sistem alarm pendeteksi kebakaran, kebakaran tetap dapat terjadi namun resiko kerugian dapat dikurangi dengan sistem ini.
c. Risk Transfer (Memindahkan Resiko).
Selain menghindari dan mengurangi resiko, kita juga bisa mengalihkan resiko. Kita bisa mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain dengan membayar jasa tersebut. Contoh jika Anda memiliki perusahaan barang pecah belah dan harus mengirimkannya ke tempat yang cukup jauh dan jalan yang kurang memadai, daripada Anda sendiri atau karyawan sendiri yang mengantar lebih baik Anda memilih membayar jasa pengantar yang memiliki asuransi barang pecah belah. Tentu resikonya akan Anda pindahkan ke pihak pengantar ini.
d. Risk Retention (Menerima Resiko).
Menerima artinya Anda hanya bisa merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap ini tentunya diambil jika tidak ada cara lain untuk menghadapinya. Contohnya jika Anda salah menghitung uang atau salah mengirim barang tentunya kerugian mau tidak mau harus Anda terima. Perlu diingat pula jika dampak kerugiannya terlalu besar maka lebih baik menghindari daripada menerimanya.
4. Monitoring dan Review
Setelah Anda berhasil mengidentifikasi Resiko dan memilih strategi yang dapat diterapkan untuk setiap resiko, saatnya Anda untuk selalu waspada akan segala isu yang ada. Sebuah Isu adalah sebuah gejala dari datangnya sebuah resiko atau bahkan krisis yang akan melanda. Sebuah isu tentu tidak selalu memiliki gejala tapi setidaknya setelah mengenal jenis-jenis resiko usaha ini maka Anda akan tahu dimana fokus Anda akan tertuju jika resiko tersebut terjadi. Jika sebuah isu tersebut telah menjadi resiko yang sebenarnya dan mendatangkan krisis saatnya Anda meresolusi atau mengevaluasi apakah tindakan Anda terhadap resiko tersebut berhasil sesuai yang Anda rencanakan atau tidak. Setidaknya setelah Anda berhasil mendapatkan hasil review ini akan Anda jadikan bahan pembelajaran untuk dapat lebih baik jika menghadapi resiko ini kembali.


Re: FORUM MINGGUI-4
by Puji Setianto (55115110131) - Thursday, 22 September 2016, 11:12 PM

Contoh Usaha dengan Resiko Kecil
Usaha dengan resiko kecil adalah sebuah usaha yang di bentuk dengan membutuhkan modal yang kecil. Dengan dikeluarkannya modal yang kecil, otomatis memiliki resiko kerugian yang sangat kecil pula. Lain halnya dengan usaha yang memerlukan modal yang besar, tentu resiko yang dimiliki juga besar. Bidang jasa dan usaha rumahan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan home industry dapat digolongkan dalam usaha dengan resiko kecil.
Contoh-contoh usaha dengan resiko kecil antara lain: jasa kurir, bimbingan belajar, jasa cuci pakaian atau jasa pengetikan. Anda tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk membuka usaha yang bergerak di bidang jasa, serta sangat kecil kemungkinan untuk merugi, karena modal yang Anda keluarkan pun tidak terlalu besar. Sebagai sebuah contoh konkret usaha wartel adalah contoh usaha dengan resiko kecil, modal utama yang diperlukan adalah sebuah telepon dan jaringannya. coba bayangkan berapa penghasilan yang masuk dalam satu bulan. Sudah dapat ditebak bahwa penghasilan yang diperoleh tidak terlalu banyak, dikarenkan sudah banyaknya masyarakat yang memiliki telepon genggam. Semakin besar modal yang Anda keluarkan, semakin besar resiko yang Anda ambil, maka semakin besar pula keuntungan yang akan Anda peroleh. Semakin kecil modal yang Anda keluarkan, semakin kecil resiko yang Anda ambil, maka semakin kecil pula keuntungan yang akan Anda peroleh.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar