BEBERAPA PENGERTIAN DASAR DALAM RISET
A.
Peristilahan dasar
Konsep :
Konsep adalah
istilah dan
definisi yang digunakan
untuk menggambarkan gejala
secara abstrak, contohnya
seperti kejadian, keadaan,
kelompok. Diharapkan peneliti
mampu memformulasikan pemikirannya
kedalam konsep secara
jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa
masalah yang berkaitan
satu dengan yang
lainnya
Dalam dunia
penelitian dikenal dua
pengertian mengenai konsep,
yaitu Pertama konsep
yang jelas hubungannya
dengan realita yang
diwakili, contoh : meja,
mobil dll nya Kedua konsep
yang abstrak hubungannya dengan
realitas yang diwakili,
contoh : kecerdasan, kekerabatan,
dll nya.
Konstruk :
Konstruk (construct)
adalah suatu konsep
yang diciptakan dan
digunakan dengan kesengajaan
dan kesadaran untuk
tujuan-tujuan ilmiah tertentu.
Proposisi :
Proposisi adalah
hubungan yang logis
antara dua konsep.
Contoh : dalam penilitian
mengenai mobilitas penduduk,
proposisinya berbunyi : “proses
migrasi tenaga kerja
ditentukan oleh upah“
(Harris dan Todaro).
Dalam penelitian
sosial dikenal ada
dua jenis proposisi;
yang pertama aksioma
atau postulat, yang
kedua teorema. Aksioma
ialah proposisi yang
kebenarannya sudah tidak
lagi dalam penelitian;
sedang teorema ialah
proposisi yag dideduksikan
dari aksioma.
Teori :
Salah satu
definisi mengenai teori
ialah serangkaian asumsi,
konsep, konstruk, definisi
dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena
secara sisitematis dengan
cara merumuskan hubungan
antar konsep (Kerlinger,
FN)
Definisi lain
mengatakan bahwa teori
merupakan pengetahuan ilmiah
yang mencakup penjelasan
mengenai suatu faktor
tertentu dari satu
disiplin ilmu. Teori
mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut;
a. Harus
konsisten dengan teoriteori
sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya
kontraksi dalam teori
keilmuan secara keseluruhan.
b.
Harus cocok dengan
faktafakta empiris, sebab
teori yang bagaimanapun
konsistennya apabila tidak
didukung oleh pengujian
empiris tidak dapat
diterima kebenarannya secara
ilmiah.
C. Ada empat cara teori
dibangun menurut Melvin Marx :
1) Model Based Theory,
Berdasarkan
teori pertama teori berkembang adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji
secara empiris. Validitas substansi terletak pada tahap-tahap awal dalam
pengujian model, yaitu apakah model bekerja sesuai dengan kebutuhan peneliti.
2) Teori deduktif,
Teori
kedua mengatakan suatu teori dikembangkan melalui proses deduksi. Deduksi
merupakan bentuk inferensi yang menurunkan sebuah kesimpulan yang didapatkan
melalui penggunaan logika pikiran dengan disertai premis-premis sebagai bukti.
Teori deduktif merupakan suatu teori yang menekankan pada struktur konseptual
dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada pembangunan konsep
sebelum pengujian empiris.
3) Teori induktif,
Teori
ketiga menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi.
Penarikan kesimpulan didasarkan pada observasi realitas yang berulang-ulang dan
mengembangkan pernyataan-pernyataan yang berfungsi untuk menerangkan serta
menjelaskan keberadaan pernyataan-pernyataan tersebut.
4) Teori fungsional
Teori
keempat mengatakan suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang
berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris yang
mengikutinya. Perbedaan utama dengan teori deduktif terletak pada proses
terjadinya konseptualisasi pada awal pengembangan teori. Pada teori deduktif
rancangan hubungan konspetualnya diformulasikan dan pengujian dilakukan pada
tahap akhir pengembangan teori.
Logika Ilmiah
:
Gabungan antara
logika deduktif dan
induktif dimana rasionalisme
dan empirisme bersama-sama
dalam suatu system
dengan mekanisme korektif.
Hipotesis :
Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap
permasalahan yang sedang
diteliti. Hipotesis merupakan
saran penelitian ilmiah
karena hipotesis adalah
instrumen kerja dari
suatu teori dan
bersifat spesifik yang
siap diuji secara
empiris. Dalam merumuskan
hipotesis pernyataannya
harus merupakan pencerminan
adanya hubungan antara
dua variabel atau
lebih.
Hipotesis yang
bersifat relasional ataupun
deskriptif disebut hipotesis
kerja (Hk), sedang
untuk pengujian statistik
dibutuhkan hipotesis pembanding
hipotesis kerja dan
biasanya merupakan formulasi
terbalik dari hipotesis
kerja. Hipotesis semacam
itu disebut hipotesis
nol (Ho).
Variabel :
Variabel ialah
konstruk-konstruk atau sifat-sifat
yang sedang dipelajari.
Contoh : jenis kelamin,
kelas sosial, mobilitas
pekerjaan dll nya. Ada lima tipe variable yang dikenal dalam penelitian,
yaitu: variable bebas (independent), variable tergantung (dependent), variable
perantara (moderate), variable pengganggu (intervening) dan variable kontrol
(control)
Jika dipandang dari sisi skala pengukurannya maka ada empat macam
variabel: nominal, ordinal,
interval dan ratio.
Definisi Operasional :
Yang dimaksud
dengan definisi operasional
ialah spesifikasi kegiatan
peneliti dalam mengukur
atau memanipulasi suatu
variabel. Definisi operasional
memberi batasan atau
arti suatu variabel
dengan merinci hal
yang harus dikerjakan
oleh peneliti untuk
mengukur variabel tersebut.
B.
Kerangka Ilmiah
1)
Perumusan masalah
: pertanyaan tentang
obyek empiris yang
jelas batas-batasnya serta
dapat diidentifikasikan faktor- faktor yang
terkait didalamnya.
2) Penyusunan kerangka
dalam pengajuan hipotesis:
a. Menjelaskan hubungan
anatara factor yang
terkait
b. Disusun
secara rasional
c. Didasarkan pada
premis-premis ilmiah
d. Memperhatikan faktor-faktor
empiris yang cocok
3) Pengujian hipotesis
: mencari fakta-fakta yang
mendukung hipotesis
4) Penarikan
kesimpulan
C. Sarana Berpikir Ilmiah
Bahasa
Yang dimaksud
bahasa disini ialah bahasa
ilmiah yang merupakan
sarana komunikasi ilmiah
yang ditujukan untuk
menyampaikan informasi yang
berupa pengetahuan, syarat-syarat :
-
bebas dari
unsur emotif
-
reproduktif
-
obyektif
-
eksplisit
Matematika
Matematika adalah
pengetahuan sebagai sarana
berpikir deduktif sifat
-
jelas, spesifik
dan informative
-
tidak menimbulkan
konotasi emosional
-
kuantitatif
Statistika
statistika ialah
pengetahuan sebagai sarana
berpikir induktif sifat
:
-
dapat digunakan
untuk menguji tingkat
ketelitian
-
untuk menentukan
hubungan kausalitas antar
factor terkait
D.
Aksiologi (nilai Guna Ilmu)
Aksiologi ialah
menyangkut masalah nilai
kegunaan ilmu. Ilmu
tidak bebas nilai.
Artinya pada tahap-tahap tertentu
kadang ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral
suatu masyarakat; sehingga
nilai kegunaan ilmu
tersebut dapat dirasakan
oleh masyarakat dalam usahanya
meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malahan
menimbulkan bencana.
Contoh kasus :
penelitian di Taiwan
Dampak kemajuan
teknologi moderen telah
diteliti dengan model
penelitian yang terintegrasi,
khususnya terhadap masyarakat
dan budaya. Hasil
kemajuan teknologi di
Taiwan telah membawa
negara itu mengalami
“keajaiban ekonomi”, sekalipun
demikian hasilnya tidak
selalu positif. Kemajuan
tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan, tradisi
dan budaya di
Taiwan. Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima
hal yang telah
berubah selama periode
perkembangan teknologi di
negara tersebut yaitu :
1. Perubahan-perubahan dalam
struktur industri berupa : meningkatnya sektor
jasa dan peranan
teknologi canggih pada bidang
manufaktur.
2. Perubahan-perubahan dalam
struktur pasar berupa :
pasar
3. menjadi
semakin terbatas, sedang
pengelolaan bisnis menjadi
semakin beragam.
4. Perubahanperubahan dalam
struktur kepegawaian berupa :
tenaga professional yang
telah terlatih dalam
bidang teknik menjadi semakin
meningkat.
5. Perubahanperubahan struktur
masyarakat berupa : Meningkatnya
jumlah penduduk usia
tua dan konsep
“keluarga besar” dalam proses
diganti dengan konsep
“keluarga kecil”.
6. Perubahan-perubahan dalam
nilai nilai sosial berupa :
penghargaan yang lebih
tinggi terhadap keuntungan
seca a ekonomis daripada
masalahmasalah keadilan, meningkatnya
kecenderungan masyarakat untuk
bersikap individualistik.
E. Jenis penelitian ilmiah
Penelitian
dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian
ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam.
Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data
yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat
dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti.
Karena
itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.
Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif
untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian
mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai
masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi
(yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam
penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran
kajian.
Berbeda
dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan
pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi
terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode
pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu
sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu
sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran
bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera,
khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan
mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala
itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus
atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Perbedaan Berdasarkan Keilmiahan :
1.
Penelitian Ilmiah
Menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan
melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian
ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya
mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
1.
Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
2.
Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Penelitian
non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
a).
Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan,
Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan),
Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis,
Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro,
Pembangunan), dll.
b).
Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi
objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif
maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang
dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang
(sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif (to describe=
membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang
akan datang adalah penelitian eksperimen.
Sifat
atau ciri dari penelitian:
(1)
pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan,
(2)
aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Posisi
penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1)
Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan (4)
metode ilmiah.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1.
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2.
Rigor, teliti, memiliki dasar teori
dan disain metodologi yang baik;
3.
Testibility, prosedur pengujian
hipotesis jelas
4.
Replicability, Pengujian dapat
diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5.
Objectivity, Berdasarkan fakta dari
data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6.
Generalizability, Semakin luas ruang
lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7.
Precision, Mendekati realitas dan
confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8.
Parsimony, Kesederhanaan dalam
pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian
yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian
harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian
ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1.
Sistematik, Berarti suatu penelitian
harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang
benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2.
Logis Suatu penelitian dikatakan
benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian
kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu
logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus)
atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3.
Empirik artinya suatu penelitian
biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta
dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat
sebagai hasil penelitian
Landasan
penelitian empirik ada tiga yaitu :
1.
Hal-hal empirik selalu memiliki
persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain)
2.
Hal-hal empirik selalu berubah-ubah
sesuai dengan waktu
3.
Hal-hal empirik tidak bisa secara
kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4.
Obyektif, artinya suatu penelitian
menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai
etis.
5.
Replikatif, artinya suatu penelitian
yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi
yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel
menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.