Talent Management: Sebuah Resensi
Lance A. Berger & Dorothy R. Berger
adalah dua konsultan beken yang telah mengedit secara sistematis dan
terarah sebuah buku rujukan mengenai Talent Management. Ya, Buku “The Handbook of Best Practices on Talent Management” merupakan buku pegangan talent management
yang sangat lengkap meskipun buku tersebut semacam kumpulan jurnal atau
artikel, namun secara sistematika logika penulisan, urutannya sangat
terarah.
Bab 1 mencoba memperkenalkan apa itu
sistem manajemen talenta. Kemudian disusul Bab 2 yang secara gamblang
menjelaskan komponen-komponen apa saja yang membentuk manajemen talenta,
dalam bab ini dikemukakan bahwa komponen pembentuk manajemen talenta
ada tiga, yaitu kompetensi, manajemen kinerja dan rencana jalur karir.
Bab 3 kemudian mengelaborasi bagaimana merencanakan talenta dan
mengembangkan superkeeper, keeper dan solid citizen. Masuk
bab 4 mulai membicarakan pembinaan, pelatihan dan pengembangan talenta
supaya lebih optimal dan menjadi pemimpin masa depan. Sedangkan Bab 5
berdiskusi mengenai bagaimana mempertahankan talenta di perusahaan.
Dalam bab tersebut menyoal urgensi atau bagaimana memanfaatkan
kompensasi untuk mengimplementasikan rencana manajemen talenta. Terakhir
Bab 6, supaya manajemen talenta diimplementasikan secara konsisten dan
berkelanjutan maka penggunaan teknologi informasi menjadi tak
terbantahkan dalam mendukung sistem manajemen talenta.
Dalam kesempatan ini saya mencoba
mengambil esensi buku yang berhalaman 567 lembar ini. Tidak secara rinci
memang apa yang saya paparkan, namun secara garis besar buku ini
mengurai bagaimana mengidentifikasi, mengembangkan dan mempromosikan
orang-orang terbaik untuk menciptakan keunggulan organisasi.
Yang pertama adalah Identifikasi.
Maksudnya adalah menemukan talenta-talenta terbaik di perusahaan
kemudian di identifikasi ke dalam empat kelompok, yaitu superkeeper, keeper, solid citizen, dan misfit.
Superkeeper adalah karyawan yang
mampu menghasilkan kinerja unggul, yang memberikan inspirasi kepada
karyawan lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga. Jumlah superkeeper tidak banyak hanya 3% sampai 5% dari keseluruhan SDM di perusahaan.
Keeper adalah mereka yang berhasil
mencapai kinerja yang melebihi dari yang diharapkan, mampu membantu
karyawan lainnya dalam meningkatkan kinerja dan melebihi harapan dalam
mewujudkan kompetensi ini organisasi. Jumlah keeper dalam rentang 20% sampai 25% dari keseluruhan karyawan di sebuah perusahaan.
Solid citizen adalah karyawan yang
mampu mencapai kinerja sesuai harapan, membantu kelancaran pekerjaan
karyawan lainnya, dan sesuai dengan harapan dalam mewujudkan kompetensi
organisasi. Jumlah solid citizen paling banyak yakni 70% dari keseluruhan SDM.
Kelompok yang terakhir yaitu misfit.
Kelompok ini terdiri dari para karyawan yang tidak mampu mencapai
kinerja sesuai dengan yang diharapkan organisasi, kerja sama, dan atau
tidak sesuai dengan kompetensi perusahaan. Jumlah kelompok ini tidak
lebih 5% dari keseluruhan SDM.
Untuk memperoleh dan mengetahui
kelompok-kelompok di atas tentunya harus melalui proses asesmen. Proses
asesmen harus berdasarkan pada kompetensi inti suatu perusahaan sehingga
apa yang di ases sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hasil dari asesmen
kompetensi kemudian dimasukkan ke dalam matrik talenta atau biasa di
sebut talent reservoir atau talent pool.
Data-data dalam talent reservoir
inilah yang kemudian dijadikan rujukan dalam program-program
pengembangan karyawan. Program pengembangan bermacam-macam, misalnya;
pembimbingan (coaching), meeting pengembangan, rotasi, penugasan interim
dan darurat, gugus tugas, pendidikan & pelatihan internal, program
eksekutif dan lokakarya eksternal, membaca dengan bimbingan, mengajar
sebagai pembelajaran, aktifitas ekstrakurikuler, E-learning, dan lain-lain.
Tujuan pengembangan talent adalah
mencetak successor atau pemimpin dalam perusahaan. Dalam hal ini
kelompok superkeeper menjadi perhatian utama untuk dipertahankan dan
dikembangkan secara maksimal sebab kelompok ini adalah aset yang
investasinya sangat besar. Tiga kapabilitas utama yang dimiliki oleh
talenta istimewa ini adalah pengetahuan, kompetensi dan motivasi. Ini
adalah representasi dari apa kapabilitas, bagaimana kapabilitas terjadi, dan mengapa mewujudkan kapabilitas.
Esensi terakhir dari talent management adalah mempertahankan (retain) para superkeeper dan keeper.
Jalur karir atau promosi menjadi jalan yang harus ditempuh oleh
organisasi dalam mempertahankan mereka. Hal tersebut juga perlu didukung
oleh sistem kompensasi yang adil dan kompetitif.
Dalam buku ini menjelaskan
prinsip-prinsip utama dalam program kompensasi, yaitu 1) program
kompensasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan khusus dan keunikan
karakteristik setiap organiasasi, 2) program kompensasi perlu diperluas
dan diintegrasikan dengan program-program, alat-alat dan praktek-praktek
yang mempengaruhi tindakan yang dilakukan oleh manusia, 3) Balas jasa
harus bermakna/berarti bagi individu dan secara langsung terkait pada
strategi dan arah keberhasilan organisasi, dan 4) Balas jasa seharusnya
secara langsung mendukung terciptanya kultur magnetis. Maksudnya,
kondisi lingkungan yang baik yang mendorong orang-orang untuk tetap
bertahan dan memberikan kontribusinya sesuai dengan tuntutan organisasi.
Seluruh rangkaian proses talent management di atas akan optimal lagi ketika teknologi informasi masuk ke dalamnya. Maksudnya, sistem talent management harus diikat dengan sistem IT yang mensupport secara integratif dalam pengelolaan dan implementasi sistem talent management sehingga value chain nya terotomatisasi dan terarah dengan baik.
Dengan anda membaca buku ini, anda akan
disuguhkan oleh metode-metode dalam menilai, merencanakan dan
mengembangkan orang-orang berbakat. Tidak hanya itu, buku ini juga
melengkapi dirinya dengan bermacam-macam tabel yang memudahkan anda
dalam menvisualisasikan pembuatan form-form, proses, langkah-langkah,
lembar kerja, dan sebagainya. Karena memang artikel atau jurnal dalam
buku ini ditulis oleh para konsultan profesional yang mengutamakan sisi
praktis dan sederhana dalam menyusun sistem talent management.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar